Heboh, Radiasi Nuklir Baru Ditemukan di Rumah Warga Kompleks Batan Indah
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Belum selesai proses clean up radiasi di Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), muncul titik baru paparan radioaktif nuklir , di Batan Indah. Radiasi baru itu bersumber dari rumah warga di Blok A, No 22, RT20/04, Perumahan Batan Indah.
Diduga, paparan radioaktif itu akibat kelalaian petugas Batan yang melakukan pembersihan di kawasan nuklir, Pasar Jumat. Parahnya, besaran radioaktif nuklir di rumah itu, sudah melewati batas normal bagi manusia diatas 1 milisievert. Meski demikian, masih belum ada keterangan dari Bapeten.
Informasi adanya temuan paparan radioaktif ini sendiri, diduga dari pengembangan pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan. Sementara, pihak Batan dan Bapeten sendiri mengaku tidak mengetahui adanya titik itu.
Juru Bicara Batan Purnomo mengatakan, masih belum mendapatkan hasil lengkap pemeriksaan radioaktif di rumah itu karena sudah jadi kewenangan kepolisian."Saya belum bisa bicara banyak. Belum dapat laporannya. Nanti biarkan pihak kepolisian yang memberikan keterangan," kata Purnomo, saat berbincang dengan SINDOnews di Titik Coffee Bar, Batan Indah, Senin (24/2/2020).
Menurut Purnomo, pihaknya saat ini masih fokus dengan proses pembersihan sisa radioaktif di lahan kosong Batan Indah. Untuk titik baru paparan radioaktif itu, pihaknya masih belum bisa memberi keterangan jauh.
"Besok tinggal mengebor, berapa kedalaman yang harus disisir lagi. Baru diukur kalau sudah bersih, mudah-mudahan minggu ini sudah selesai. Target 20 hari," ujarnya. (Baca: Dua Warga Batan Indah Kena Kontaminasi Limbah Nuklir Caesium 137)
Dilanjutkan Purnomo, pada hari ke-9 ini, proses pembersihan radioaktif limbah nuklir di lahan kosong Batan Indah masih dihentikan sambil menunggu proses evaluasi hasil pembersihan selama beberapa hari lalu."Ini kan hari ke-9. Tidak ada pengerjaan hari ini. Kemarin sempat berhenti di hari ke-8. Hingga kini, total drum berisi tanah tercemar radioaktif nuklir masih 337 drum," jelasnya.
Sementara itu, Maya warga sekitar mengaku, di rumah itu tinggal keluarga Suhaedi dan Sumarni. Mereka memiliki empat orang anak. Keluarga ini tinggal sudah lama. Mereka keluarga pegawai Batan daerah Pasar Jumat.
"Rumah itu dihuni oleh pasangan Suhaedi dan Sumarni. Anaknya ada empat orang. Ada tiga yang sudah menikah. Satunya belum. Setahu saya dia Suhaedi, bukan kerja di Puspiptek tapi di Pasar Jumat, kantoran," ucapnya.
Diduga, paparan radioaktif itu akibat kelalaian petugas Batan yang melakukan pembersihan di kawasan nuklir, Pasar Jumat. Parahnya, besaran radioaktif nuklir di rumah itu, sudah melewati batas normal bagi manusia diatas 1 milisievert. Meski demikian, masih belum ada keterangan dari Bapeten.
Informasi adanya temuan paparan radioaktif ini sendiri, diduga dari pengembangan pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan. Sementara, pihak Batan dan Bapeten sendiri mengaku tidak mengetahui adanya titik itu.
Juru Bicara Batan Purnomo mengatakan, masih belum mendapatkan hasil lengkap pemeriksaan radioaktif di rumah itu karena sudah jadi kewenangan kepolisian."Saya belum bisa bicara banyak. Belum dapat laporannya. Nanti biarkan pihak kepolisian yang memberikan keterangan," kata Purnomo, saat berbincang dengan SINDOnews di Titik Coffee Bar, Batan Indah, Senin (24/2/2020).
Menurut Purnomo, pihaknya saat ini masih fokus dengan proses pembersihan sisa radioaktif di lahan kosong Batan Indah. Untuk titik baru paparan radioaktif itu, pihaknya masih belum bisa memberi keterangan jauh.
"Besok tinggal mengebor, berapa kedalaman yang harus disisir lagi. Baru diukur kalau sudah bersih, mudah-mudahan minggu ini sudah selesai. Target 20 hari," ujarnya. (Baca: Dua Warga Batan Indah Kena Kontaminasi Limbah Nuklir Caesium 137)
Dilanjutkan Purnomo, pada hari ke-9 ini, proses pembersihan radioaktif limbah nuklir di lahan kosong Batan Indah masih dihentikan sambil menunggu proses evaluasi hasil pembersihan selama beberapa hari lalu."Ini kan hari ke-9. Tidak ada pengerjaan hari ini. Kemarin sempat berhenti di hari ke-8. Hingga kini, total drum berisi tanah tercemar radioaktif nuklir masih 337 drum," jelasnya.
Sementara itu, Maya warga sekitar mengaku, di rumah itu tinggal keluarga Suhaedi dan Sumarni. Mereka memiliki empat orang anak. Keluarga ini tinggal sudah lama. Mereka keluarga pegawai Batan daerah Pasar Jumat.
"Rumah itu dihuni oleh pasangan Suhaedi dan Sumarni. Anaknya ada empat orang. Ada tiga yang sudah menikah. Satunya belum. Setahu saya dia Suhaedi, bukan kerja di Puspiptek tapi di Pasar Jumat, kantoran," ucapnya.
(whb)