Pembangunan MRT Bundaran HI-Harmoni Tidak Akan Ganggu Lalu Lintas
A
A
A
JAKARTA - PT MRT Jakarta memastikan pembangunan MRT Fase II a (Bundaran HI-Kota) tidak mengganggu jalan utama. MRT Jakarta pun berharap pengguna jalan tidak terganggu dengan adanya pembangunan MRT.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Syahbandar mengatakan, pembangunan MRT Fase II a itu direncanakan tidak mengganggu jalan utama. Misalnya, ketika pembangunan di Jalan Gajah Mada, pihaknya akan membangun dek di atas Sungai Ciliwung. Sehingga kendaraan bisa melintas di dek tersebut. Begitu juga di kawasan Medan Merdeka Barat.
"Seminimal mungkin proses yang menyebabkan kemacetan lalu lintas kita akan lakukan," kata William di Stasiun MRT Bundaran HI, Senin (17/2/2020). (Baca: Pembangunan MRT Fase II Bundaran HI-Harmoni Miliki Banyak Tantangan)
William menjelaskan, pada fase I banyak pengerjaan infrastruktur menganggu penggguna jalan. Bahkan apabila dilihat dari sudut pandang atas Jalan Sudirman, proyek seperti huruf S atau seperti ular. Sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan banyak harga yang dibayar dengan kondisi seperti itu.
"Belajar dari situasi itu, maka fase II itu kita hindari, dan itu kenapa kita lakukan perencanaan dengan hati-hati. Sosiliasi edukasi yang lebih lengkap kita akan sampaikan kepada masyarakat saat pembangunan ini berjalan," ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, PT MRT Jakarta lakukan penandatangan kontrak pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Fase II a CP 201 Bundaran HI-Harmoni. Pengerjaan yang seluruhnya dibawah tanah itu akan rampung pada Desember 2024.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Syahbandar mengatakan, nilai kontrak pengerjaan CP 201 yang akan mengerjakan sepanjang 2,8 Kilometer itu adalah sekitar Rp 4,5 Triliun. Termasuk dengan pembangunan stasiun Thamrin dan Monas, Jakarta Pusat.
"Akan dikerjakan selama 58 bulan. Dimulai pada Maret mendatang dan selesai Desember 2024," kata William di Stasiun MRT Bundaran HI, Senin (17/2/2020).
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Syahbandar mengatakan, pembangunan MRT Fase II a itu direncanakan tidak mengganggu jalan utama. Misalnya, ketika pembangunan di Jalan Gajah Mada, pihaknya akan membangun dek di atas Sungai Ciliwung. Sehingga kendaraan bisa melintas di dek tersebut. Begitu juga di kawasan Medan Merdeka Barat.
"Seminimal mungkin proses yang menyebabkan kemacetan lalu lintas kita akan lakukan," kata William di Stasiun MRT Bundaran HI, Senin (17/2/2020). (Baca: Pembangunan MRT Fase II Bundaran HI-Harmoni Miliki Banyak Tantangan)
William menjelaskan, pada fase I banyak pengerjaan infrastruktur menganggu penggguna jalan. Bahkan apabila dilihat dari sudut pandang atas Jalan Sudirman, proyek seperti huruf S atau seperti ular. Sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan banyak harga yang dibayar dengan kondisi seperti itu.
"Belajar dari situasi itu, maka fase II itu kita hindari, dan itu kenapa kita lakukan perencanaan dengan hati-hati. Sosiliasi edukasi yang lebih lengkap kita akan sampaikan kepada masyarakat saat pembangunan ini berjalan," ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, PT MRT Jakarta lakukan penandatangan kontrak pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Fase II a CP 201 Bundaran HI-Harmoni. Pengerjaan yang seluruhnya dibawah tanah itu akan rampung pada Desember 2024.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Syahbandar mengatakan, nilai kontrak pengerjaan CP 201 yang akan mengerjakan sepanjang 2,8 Kilometer itu adalah sekitar Rp 4,5 Triliun. Termasuk dengan pembangunan stasiun Thamrin dan Monas, Jakarta Pusat.
"Akan dikerjakan selama 58 bulan. Dimulai pada Maret mendatang dan selesai Desember 2024," kata William di Stasiun MRT Bundaran HI, Senin (17/2/2020).
(whb)