Biar Tidak Didiskriminasikan, Penyandang Disabilitas Harus Mandiri

Minggu, 09 Februari 2020 - 22:10 WIB
Biar Tidak Didiskriminasikan, Penyandang Disabilitas Harus Mandiri
Biar Tidak Didiskriminasikan, Penyandang Disabilitas Harus Mandiri
A A A
TANGERANG - Penyandang disabilitas di Kota Tangerang masih merasakan tindak diskriminasi dari masyarakat dan lingkungan dunia pekerjaan.

Stigma masyarakat yang menganggap kalangan disabilitas tidak bisa mandiri membuat orang-orang berkebutuhan khusus ini malah terkucilkan. Padahal, para difabel maupun disabilitas juga bisa jadi tenaga terlatih.

Ada tiga pekerjaan yang bisa ditekuni untuk dijadikan profesi bagi disabilitas seperti pijat terapi, barista kopi hingga artis makeup.

GM Lembaga Kemanusiaan ESQ Dewi Anjani (30) mengatakan, difabel dan disabilitas cenderung diabaikan. Banyak pelatihan keterampilan yang digelar, tapi tidak pernah ada tindak lanjutnya alias seremoni saja.

"Saya menyebutnya kolaborasi ESQ dengan Dinas Sosial Kota Tangerang. Bentuknya pelatihan entrepreneur untuk disabilitas," ujar Dewi, Minggu (9/2/2020).

Dalam kolaborasi tersebut, ratusan difabel dan disabilitas mengikuti pelatihan pijat refleksi, barista kopi, dan artis makeup. Para peserta terbaik akan dipilih mengikuti unit usaha difabel dan disabilitas mandiri.

Pola pelatihan berkelanjutan ini jauh lebih berguna. Namun, tidak dapat dilakukan sendiri. Butuh kerja sama yang melibatkan banyak pemangku kepentingan.

"Jadi golnya kita ingin disabilitas yang ikut pelatihan nanti disaring, ambil 3-5 orang yang benar-benar mengikuti training untuk dilanjutkan ke pelatihan berikutnya. Nanti mereka akan dibukakan unit usaha," kata Dewi.

Bentuk usaha yang ditawarkannya sesuai materi pelatihan difabel dan disabilitas yang sudah digelar bersama-sama seperti kedai kopi, pijat refleksi, dan salon.

"Harapan saya Dinsos bisa diajak kerja sama menyediakan tempat di mal dan taman untuk perizinan tempatnya. Nanti kami akan bantu CSR perusahaan untuk perlengkapan usaha atau warung mereka," ujarnya.

Surya Kusuma (40) perwakilan dari disabilitas mengatakan, banyak mal dan apartemen di Kota Tangerang yang belum menerima tenaga difabel dan disabilitas. "Sekarang di aparteman saja disabilitas enggak bisa masuk karena sulitnya akses ke sana. Di mal juga sama. Semua kegiatan pijat refleksi dikuasai pemodal. Sementara disabilitas enggak diberi kesempatan," paparnya.

Dia berharap pemerintah bisa memberikan izin tempat usaha bagi difabel dan disabilitas sehingga mereka bisa hidup lebih mandiri. "Selama ini kita tetap berupaya mewujudkan masyarakat inklusi. Jadi masyarakat disabilitas diberikan kesempatan karena insyaallah mereka juga bisa hidup mandiri," ujarnya.
(jon)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8266 seconds (0.1#10.140)