Banjir Rob Mulai Menggenangi Pesisir Utara Jakarta

Jum'at, 10 Januari 2020 - 07:23 WIB
Banjir Rob Mulai Menggenangi Pesisir Utara Jakarta
Banjir Rob Mulai Menggenangi Pesisir Utara Jakarta
A A A
JAKARTA - Banjir rob mulai menggenangi pesisir Jakarta, tepatnya di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin. Beberapa titik, seperti kawasan Muara Angke dan Muara Baru, mulai digenangi banjir rob. Berdasarkan pantauan di Muara Angke, air laut mulai menggenangi Kampung Nelayan di RT 06/RW 22 Kelurahan Pluit.

Meski tak menggenangi seluruh permukiman, genangan sedalam 20 centimeter mulai tampak di dekat pintu masuk Hutan Mangrove Muara Angke. Air hanya menggenangi daratan yang terbentuk dari kulit kerang di titik tersebut. "Dari pagi sudah ada genangan. Hanya tidak sampai masuk, baru di jalanan aja," kata Mahdi,48, warga setempat.

Selain di Muara Angke, banjir rob juga tampak menggenangi beberapa titik di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru. Sedikitnya ada dua titik yang tergenang air dengan kedalaman 10-20 centimeter atau semata kaki orang dewasa. Titik pertama ada di Jalan Bawal, dermaga timur pelabuhan tersebut. Banjir menggenangi jalanan di kawasan gudang penyimpanan ikan tersebut.

Teguh,45, pemilik warung di lokasi, mengatakan air laut mulai masuk ke jalanan sekitar pukul 6.00 WIB pagi. Menurut dia, air bakal surut total pada sore hari nanti. "Nanti sore juga sudah surut total. Ini sih belum parah ya," katanya. Teguh mengaku sudah tak kaget dengan banjir rob yang selalu masuk ke jalanan di pelabuhan itu. Sebab, sejak tinggal di sana mulai tahun 2008, banjir rob memang selalu ada. "Ya namanya dekat laut ya pasti kena. Udah nggak kaget lagi sih," katanya.

Air laut juga masuk ke jalanan di dermaga sisi tengah Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru. Di titik tersebut, air laut tampak masuk melalui celah-celah yang ada di pembatas dermaga dengan laut. Tampak ombak cukup kuat membuat kapal-kapal yang disandarkan terombang-ambing seiring masuknya air laut ke daratan.

Seorang nelayan, Petrus mengatakan aktivitas di pelabuhan tersebut normal meskipun banjir rob mulai masuk. Namun, terkadang Petrus mendapati ada mobil-mobil pengangkut ikan yang enggan melewati genangan lantaran khawatir air laut bisa membuat badan mobil karatan. "Yang palingan itu kendalanya. Ada aja mobil yang nggak mau lewat, takut kena air laut, takut karatan," kata Petrus.

Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 120 pompa mobile di lokasi yang berpotensi terdampak rob. Hal ini merespons perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut daerah pesisir Jakarta Utara akan mengalami air pasang maksimum pada 9-11 Januari.

“Pompa mobile 120, dimana yang diperlukan akan siap untuk difungsikan dengan mobilisasi," kata dia usai melakukan tinjauan ke Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin.

Dia mengatakan sebagai langkah antisipasi, juga sudah dibuat instruksi gubernur yang meminta kelurahan, kecamatan dan kota membuat posko siaga, sehingga informasi awal dan deteksi dini yang diinfokan oleh BMKG ke BPBD bisa sampai ke masyarakat secara akurat dan tepat waktu. "Tanda-tanda sudah ada, tadi kita dari Ancol ke sini lumayan juga gelombangnya. Saya kira masyarakat dan aparat juga sudah siaga," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, sedikitnya ada dua sungai rawan jebol, yaitu di kawasan Jakarta Timur dan Selatan. Salah satu yang sudah mengalami jebol yaitu di Kali Sunter di Jalan Cinta, Pulogadung, Jakarta Timur.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta, Juaini Yusuf mengatakan, untuk mengatasi tanggul sungai yang rawan jebol, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah penanganan. Di antaranya menyiapkan karung bronjong dan penurapan langsung seperti yang dilakukan di kawasan kali Sunter. Padahal itu merupakan kewenangan pemerintah pusat.

"Kita kerjakan menggunakan anggaran darurat. Siapapun pemiliknya kita harus segera perbaiki jangan sampai ada yang jebol saat musim hujan ini," kata Juaini. Dia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menginventarisasi apa saja yang diperlukan untuk penguatan tanggul. Menurutnya, sifat pengerjaan saat ini fokusnya kedaruratan.

Sehingga apabila ada yang jebol, sifatnya penanganan kedaruratan. Pihaknya juga telah menghimbau kepada warga setempat, khususnya bantaran kali yang rawan longsor untuk melaporkan dan meninggalkan kediamannya apabila sudah sangat mengkhawatirkan. "Setelah fase kedaruratan, baru fase rehabilitasi," ungkapnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5874 seconds (0.1#10.140)