Puncak Terus Diserbu Pelancong, Kakorlantas Sebut Kanalisasi Perlu Diterapkan

Minggu, 29 Desember 2019 - 17:16 WIB
Puncak Terus Diserbu Pelancong, Kakorlantas Sebut Kanalisasi Perlu Diterapkan
Puncak Terus Diserbu Pelancong, Kakorlantas Sebut Kanalisasi Perlu Diterapkan
A A A
BOGOR - Arus kendaraan menuju kawasan Puncak, Bogor, dipastikan terus meningkat hingga pergantian tahun. Untuk itu, kebijakan rekayasa lalu lintas berupa sistem kanalisasi 2-1 (dua lajur untuk kendaraan ke atas dan satu lajur ke bawah), perlu diterapkan.

Kebijakan pengganti sistem one way (satu arah) ini diharapkan dapat mengurai kemacetan di jalur Puncak. "Seperti yang telah dijelaskan dan disosialisasikan oleh Polres Bogor sejak jauh-jauh hari dan itulah yang perlu segera diterapkan sebagai model kanalisasi (di jalur Puncak)," ungkap Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono saat meninjau arus lalu lintas libur Tahun Baru di Pos Polisi 2B Gadog Puncak, Bogor.

Terkait kebijakan saat malam Tahun Baru, pihaknya sengaja melakukan penutupan jalur Puncak dari berbagai arah. "Kita tutup dari pukul 18.00 WIB pada tanggal 31 Desember 2019, kemudian kita buka kembali pukul 06.00 WIB 1 Januari 2020. Maka dari itu masyarakat yang mau ke Puncak harus sudah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelum pukul 18.00 WIB, harus sudah naik ke atas semua. Ditutup untuk semua kendaraan, baik dari atas maupun ke bawah," tukasnya.

Menurutnya, bagi masyarakat yang sudah terlanjur terjebak penutupan jalur Puncak bisa menggunakan jalur alternatif menuju Cianjur maupun Sukabumi. "Car free night atau cara free day itu adalah penutupan jalur Puncak, harus steril semua kendaraan," katanya.

Sementara itu, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP M Fadli Amri mengakui sistem kanalisasi ini memang perlu segera diterapkan. Akan tetapi medium jalan baru cocok digunakan untuk arus kendaraan menuju bawah. "Kalau untuk kondisi arus lalu lintas saat Natal, Tahun Baru dan Lebaran maupun long weekend, mau tidak mau itu memang kita tetap terapkan sistem one way (satu arah)," jelasnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, alasan sistem kanalisasi 2-1 yang sudah diujicobakan beberapa kali itu tak cocok diterapkan saat libur panjang, Natal dan Tahun Baru, dikarenakan ada beberapa titik jalan tak kondusif.

"Contohnya, setelah Pasar Cisarua dan Simpang Taman Safari Indonesia, itu jalannya masih belum bisa dilalui tiga kendaraan. Ketika diterapkan kanalisasi dengan membagi tiga lajur, kiri kanannya ada parit. Iya, itu nanti kita terapkan dengan tujuan untuk mobilitas masyarakat sekitar Puncak, tapi dengan catatan arusnya medium ke bawah," ujarnya.

Terkait dengan prediksi terjadinya peningkatan volume kendaraan saat menjelang malam pergantian tahun, ia telah mengantisipasi dengan menempatkan sejumlah personel di beberapa titik yang bakal jadi pusat keramaian.

"Soal car free night, betul kita membatasi kendaraan roda empat dan dua, tapi kendaraan roda dua masih bisa. Sebab namanya saja car free night, bukan motor cycle free night. Jadi jam 18.00 WIB kita tutup. Bagi kendaraan roda dua sendiri kita berikan aksesibilitas secara terbatas. Dengan melihat situasi kondisi di lapangan," ungkapnya.

Berkaca pada pengalaman malam Tahun Baru sebelum-sebelumnya, kendaraan roda dua juga bisa membuat arus lalu lintas di jalur Puncak menjadi crowded mapun overload.

"Jika itu (overload kendaraan) terjadi hingga menimbulkan stagnasi di atas (Puncak) mau tidak mau kita akan tutup buat kendaraan roda dua juga. Sebab pada tahun-tahun sebelumnya animo masyarakat yang mengendarai roda dua cukup tinggi dalam menghabiskan waktu malam pergantian tahun ini," tandasnya.

Untuk mengantisipasi itu, pihaknya sudah memerintahkan ratusan personel melakukan rekayasa lalu lintas secara terbatas dalam hal membatasi kendaraan roda dua ini. "Jangan sampai kita membiarkan limpahan kendaraan roda dua maupun roda empat, akhirnya terjadi stagnasi, itu kan efek nya akan buruk," jelasnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah berkordinasi dengan para pengelola hotel maupun penginapan di Puncak agar saat malam Tahun Baru tidak terjadi limpahan kendaraan hingga ke jalur Puncak.

"Kita memang tak menyediakan kantung parkir dititik-titik tertentu. Tapi kita fokuskan pada tempat parkir hotel dan rumah makan yang ada di Puncak. Jadi kita tidak mengkhususkan untuk menempatkan kendaraan parkir di suatu tempat. Karena memang kita tidak mengakomodir suatu acara ini (malam Tahun Baru), cuma kita melayani masyarakat yang hendak ke Puncak dengan cara mengatur lalu lintas," tukasnya.

Sepanjang operasi lilin untuk libur Natal dan Tahun Baru yang masih berlangsung, hingga saat ini berdasarkan data exit tol Gate Ciawi, kawasan Puncak dipadati sekitar 37 ribu kendaraan. "Itu terjadi pada tanggal 23 Desember lalu. Itu yang paling tinggi. Namun di hari biasa setelahnya hanya 30 ribuan kendaraan," jelasnya.

Pihaknya memprediksi kepadatan volume kendaraan akan kembali terjadi, meski tidak terlalu tinggi seperti tanggal 23 Desember. "Karena memang sebagian besar pengunjung yang menggunakan kendaraan itu menyesuaikan dengan paket menginap hotel minimal dua hari. Misalnya saja di tanggal 30-31 Desember sudah naik para pengendara. Maka saya prediksi ada lonjakan arus, pada dua hari sebelum Tahun Baru hanya tak akan sebanyak libur Natal sebelumnya," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1578 seconds (0.1#10.140)