Rekor Baru, Transjakarta Angkut 980.355 Penumpang per Hari

Selasa, 03 Desember 2019 - 20:33 WIB
Rekor Baru, Transjakarta Angkut 980.355 Penumpang per Hari
Rekor Baru, Transjakarta Angkut 980.355 Penumpang per Hari
A A A
JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menorehkan rekor baru jumlah penumpang yang diangkut per hari. Pada Senin (2/12/2019) kemarin, jumlah penumpang transjakarta menembus angka di atas 980 ribu.

"Banyak masyarakat yang memilih menggunakan Transjakarta sebagai moda pilihan dan membuat Transjakarta mencatat rekor baru dalam hal pencapaian jumlah pelanggan," ujar Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono, Selasa (3/12/2019).

Agung menyebutkan, pada Senin kemarin jumlah penumpang Transjakarta tercatat sebanyak 980.355 orang. Angka ini merupakan rekor baru dan menjadi modal penting untuk mengejar target 1 juta pelanggan setiap hari. "Kurang 20 ribu orang lagi 1 juta pelanggan per hari," kata Agung.

Menurut Agung, pencapaian rekor baru ini tak lepas dari kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang terus mendorong masyarakat beralih menggunakan transportasi umum yang didukung perluasan sistem ganjil genap.

Namun faktor paling signifikan yang mendorong peningkatan jumlah pelanggan adalah program JakLingko gagasan Gubernur Anies Baswedan yang terus diperluas. Transportasi terintegrasi melalui program JakLingko ini telah melipatgandakan jumlah pengguna transportasi publik lebih dari 300% dalam kurang dari 3 tahun terakhir.

Untuk terus menguatkan program JakLingko tersebut, lanjut Agung, TransJakarta juga melakukan berbagai upaya peningkatan dalam hal pelayanan. Upaya-upaya tersebut salah satunya ialah pemasangan Tap On Bus (TOB) pada seluruh Armada Royaltrans & Low Entry TransJakarta. Pemasangan ini sudah rampung dikerjakan pada 1 Desember 2019.

"Pemasangan TOB ini masih akan terus dilakukan hingga semua armada, baik itu milik swakelola Transjakarta maupun milik operator terpasang. Pelanggan wajib membayar dengan tapping kartu di gate BRT atau di atas bus NonBRT, seperti layaknya budaya bertransportasi di negara modern. Bahkan di MikroTrans yang dulunya angkot pun, penumpang melakukan tapping kartu. Jakarta setara Shanghai atau Singapura dalam budaya bertransportasinya," jelasnya.

Faktor signifikan lainnya adalah dukungan pemerintah untuk sterilisasi jalur busway yang terus dilakukan secara intensif. Hal ini untuk meningkatkan dan memastikan pelayanan yang terbaik. "Sterilisasi jalur di semua koridor yang dilintasi bus Transjakarta berjalan semakin baik dengan adanya dukungan Pemprov DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya melalui program ETLE (tilang elektronik)," ungkapnya.

Sementara, Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta, Achmad Izzul Waro, mengatakan, secara keseluruhan target capaian armada mikrotrans tahun 2019 ini sudah tercapai, bahkan melebihi target anggaran yang disediakan. "Tahun ini seharusnya kami memastikan 1.441 armada tergabung dengan standar layanan minimum Transjakarta mikrotrans. Namun pada kenyataanya hingga akhir bulan ini antusiasme pemilik angkot sangat tinggi diberbagai wilayah DKI, hingga capaian jumlah armada yang bergabung sudah mencapai 1,547," bebernya.

Dengan adanya penambahan microtrans di luar perkiraan itu, Transjakarta harus mengajukan kembali dan bernegosiasi dengan para calon mitra Transjakarta Mikrotrans untuk penyerapan bertahap. Bahkan sejumlah operator angkutan umum baru-baru berunjuk rasa ke kantor gubernur hanya untuk minta bergabung dengan JakLingko.

Izzul menyebut bahwa Transjakarta memiliki standar peremajaan angkot untuk tahun 2020. Pihaknya sedang menyiapkan peningkatan pelayanan mikrobus. Untuk itu pihaknya perlu membatasi penyerapannya hingga akhir tahun, mengingat tahun depan ketentuan pelayanan adalah jumlah kapasitas penumpang yang lebih besar dan mesin pendingin di dalam mobil.

"Selain standar minimal seperti kesopanan, ketepatan headway, armada yang prima, kami ingin menambah jumlah kursi penumpang dari 11 menjadi 15. Untuk itu, busnya perlu di-upgrade agar pelanggan nyaman," ucapnya.

Terpisah, Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Padapotan Sinaga meminta PT Transjakarta agar tidak cepat puas dengan rekor baru penumpang yang mencapai 980 ribu itu. Apabila memang sudah mencapai angka sebanyak, kemacetan seharusnya sudah bisa terurai.

"Faktanya di kawasan yang ada koridor Transjakarta masih macet. Harus dikaji kembali pencapaian jumlah penumpang," tegasnya
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4743 seconds (0.1#10.140)