Masih Pandemi, Pemkot Minta Perguruan Tinggi di Jakarta Utara Tanamkan 3M
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara mengajak perguruan tinggi untuk menanamkan kebiasaan baru, yakni gerakan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak atau yang disebut 3M. kebiasaan 3M ini penting untuk pencegahan peresebaran virus Corona atau COVID-19 di lingkungan perguruan tinggi.
Wali Kota Administrasi Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko mengatakan, mahasiswa di lingkungan kampus sangat rentan terhadap persebaran COVID-19 dengan status pembawa (carrier) atau orang tanpa gejala (OTG). Untuk itu kebiasaan baru 3M perlu dijadikan gerakan masif agar dapat memutus mata rantai persebaran COVID-19 sebelum ada vaksin.
“Kami ingin mengajak stakeholder dan pemangku kepentingan untuk sama-sama melakukan gerakan perang melawan COVID-19 dengan cara memasifkan gerakan 3M,” kata Sigit, saat melakukan pertemuan dengan perguruan tinggi di Jakarta Utara, Kamis (27/8/2020). (Baca juga; Cegah Penularan Corona, PKK Jakut Bakal Bagikan 1.582 Masker Kain )
Untuk memasifkan gerakan ini Sigit meminta setiap pertemuan pembelajaran jarak jauh (PJJ) antara dosen dan mahasiswa turut menyampaikan pesan gerakan 3M tersebut. Dengan adanya penyampaian pesan ini mahasiswa dapat mejadikan gerakan 3M sebagai kebiasaan baru.
“Kita ingin setiap kampus melakukan gerakan 3M secara masif meskipun proses belajar masih dilakukan secara virtual. Setiap interaksi antara dosen dan mahasiswanya menumbuhkan kebiasaan baru 3M. Insyaallah kalau ini sudah berjalan dan menjadi kebiasaan, sehingga kita optimis Jakarta Utara semakin cepat merdeka dari COVID-19,” ungkapnya. (Baca juga; Satu Pegawai Meninggal Positif Covid-19, Kantor UUPRD Cilincing Ditutup )
Sementara itu, Pembantu Ketua III Bidang Ketarunaan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Soleh Uddin memastikan, aktivitas pembelajaran bagi taruna-taruni mengacu pada kebijakan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta. Meski mayoritas pembelajaran masih secara virtual, namun beberapa sistem masih dilakukan secara langsung dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Tentunya setiap aktivitas pembelajaran baik secara virtual maupun langsung turut kami sampaikan pesan gerakan ini. Kami juga menerapkan sanksi administrasi apabila taruna-taruni melanggar protokol kesehatan seperti tidak mengenakan masker atau berkerumun. Sanksi administrasi ini kami terapkan sebagai upaya menjadi kebiasaan baru bagi kita semua,” tutupnya.
Wali Kota Administrasi Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko mengatakan, mahasiswa di lingkungan kampus sangat rentan terhadap persebaran COVID-19 dengan status pembawa (carrier) atau orang tanpa gejala (OTG). Untuk itu kebiasaan baru 3M perlu dijadikan gerakan masif agar dapat memutus mata rantai persebaran COVID-19 sebelum ada vaksin.
“Kami ingin mengajak stakeholder dan pemangku kepentingan untuk sama-sama melakukan gerakan perang melawan COVID-19 dengan cara memasifkan gerakan 3M,” kata Sigit, saat melakukan pertemuan dengan perguruan tinggi di Jakarta Utara, Kamis (27/8/2020). (Baca juga; Cegah Penularan Corona, PKK Jakut Bakal Bagikan 1.582 Masker Kain )
Untuk memasifkan gerakan ini Sigit meminta setiap pertemuan pembelajaran jarak jauh (PJJ) antara dosen dan mahasiswa turut menyampaikan pesan gerakan 3M tersebut. Dengan adanya penyampaian pesan ini mahasiswa dapat mejadikan gerakan 3M sebagai kebiasaan baru.
“Kita ingin setiap kampus melakukan gerakan 3M secara masif meskipun proses belajar masih dilakukan secara virtual. Setiap interaksi antara dosen dan mahasiswanya menumbuhkan kebiasaan baru 3M. Insyaallah kalau ini sudah berjalan dan menjadi kebiasaan, sehingga kita optimis Jakarta Utara semakin cepat merdeka dari COVID-19,” ungkapnya. (Baca juga; Satu Pegawai Meninggal Positif Covid-19, Kantor UUPRD Cilincing Ditutup )
Sementara itu, Pembantu Ketua III Bidang Ketarunaan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Soleh Uddin memastikan, aktivitas pembelajaran bagi taruna-taruni mengacu pada kebijakan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta. Meski mayoritas pembelajaran masih secara virtual, namun beberapa sistem masih dilakukan secara langsung dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Tentunya setiap aktivitas pembelajaran baik secara virtual maupun langsung turut kami sampaikan pesan gerakan ini. Kami juga menerapkan sanksi administrasi apabila taruna-taruni melanggar protokol kesehatan seperti tidak mengenakan masker atau berkerumun. Sanksi administrasi ini kami terapkan sebagai upaya menjadi kebiasaan baru bagi kita semua,” tutupnya.
(wib)