Tergusur Pembangunan Alun-Alun Kota Bogor, Ratusan Lapak PKL Dibongkar
A
A
A
BOGOR - Pembongkaran ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Dewi Sartika, Bogor Tengah, Kota Bogor, mulai dilakukan, Senin (2/12/2019). Pembongkaran lapak PKL ini merupakan rangkaian dari proyek pembangunan alun-alun Kota Bogor yang berlokasi persis di samping bekas Taman Topi.
"Selain membangun alun-alun, penetiban ini juga masuk rencana kelanjutan pembangunan Masjid Agung Kota Bogor yang letaknya bersebelahan. Jadi kita laksanakan persiapan-persiapannya. Yang pertama tentu kita melakukan komunikasi yang efektif dengan para pedagang melalui ketua kelompok pedagang hingga akhirnya mencapai satu kesepakatan bahwa kelompok-kelompok pedagang kaki lima ini kita relokasi ke beberapa tempat," ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim yang memimpin langsung pembongkaran ratusan lapak PKL itu.
Menurut Dedei, pedagang dengan komoditas besi akan direlokasi ke Pasar Merdeka. Sementara pedagang yang berjualan sepatu atau atau alas kaki, dipindahkan ke Jalan Nyi Raja Permas. "Selanjutnya masih ada pekerjaan rumah lain yaitu pedagang bunga yang mungkin kita pertimbangkan lagi untuk kita relokasi ke Jalan Binamarga atau ke tempat-lempat lain," jelasnya.
Pihaknya bersyukur dalam penertiban kali ini tak ada satupun pedagang yang menolak. Sebab kegiatan ini merupakan program bersama Pemkot dengan masyarakat dan pedagang dalam menata kembali Kota Bogor menjadi lebih baik. (Baca juga: Eks Taman Topi Bogor Dijadikan Alun-alun Terbesar, 190 PKL Direlokasi)
Dedie membeberkan, anggaran pembangunan alun-alun yang terintegrasi dengan Masjid Agung ini, jika ditotal nilainya mencapai Rp30 miliar. Rinciannya, untuk alun-alun anggaran dari provinsi sekitar Rp15 miliar, dan kelanjutan pembangunan Masjid Agung sekitar Rp15 miliar.
"Rencana pembangunan alun-alun Kota Bogor yang bantuan keuangannya diberikan oleh Pemprov Jawa Barat, baru akan dilaksanakan pada anggaran 2020," pungkasnya. (Baca juga: Pemkot Bogor pada 2020 Berencana Bangun Alun-alun Senilai Rp15 Miliar)
"Selain membangun alun-alun, penetiban ini juga masuk rencana kelanjutan pembangunan Masjid Agung Kota Bogor yang letaknya bersebelahan. Jadi kita laksanakan persiapan-persiapannya. Yang pertama tentu kita melakukan komunikasi yang efektif dengan para pedagang melalui ketua kelompok pedagang hingga akhirnya mencapai satu kesepakatan bahwa kelompok-kelompok pedagang kaki lima ini kita relokasi ke beberapa tempat," ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim yang memimpin langsung pembongkaran ratusan lapak PKL itu.
Menurut Dedei, pedagang dengan komoditas besi akan direlokasi ke Pasar Merdeka. Sementara pedagang yang berjualan sepatu atau atau alas kaki, dipindahkan ke Jalan Nyi Raja Permas. "Selanjutnya masih ada pekerjaan rumah lain yaitu pedagang bunga yang mungkin kita pertimbangkan lagi untuk kita relokasi ke Jalan Binamarga atau ke tempat-lempat lain," jelasnya.
Pihaknya bersyukur dalam penertiban kali ini tak ada satupun pedagang yang menolak. Sebab kegiatan ini merupakan program bersama Pemkot dengan masyarakat dan pedagang dalam menata kembali Kota Bogor menjadi lebih baik. (Baca juga: Eks Taman Topi Bogor Dijadikan Alun-alun Terbesar, 190 PKL Direlokasi)
Dedie membeberkan, anggaran pembangunan alun-alun yang terintegrasi dengan Masjid Agung ini, jika ditotal nilainya mencapai Rp30 miliar. Rinciannya, untuk alun-alun anggaran dari provinsi sekitar Rp15 miliar, dan kelanjutan pembangunan Masjid Agung sekitar Rp15 miliar.
"Rencana pembangunan alun-alun Kota Bogor yang bantuan keuangannya diberikan oleh Pemprov Jawa Barat, baru akan dilaksanakan pada anggaran 2020," pungkasnya. (Baca juga: Pemkot Bogor pada 2020 Berencana Bangun Alun-alun Senilai Rp15 Miliar)
(thm)