Dibuat Terintegrasi, Pemprov DKI Optimistis Jalur Sepeda Diminati
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta optimistis pembangunan jalur sepeda banyak digunakan oleh masyarakat. Jalur sepeda yang dibangun kali ini saling terintegrasi.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan, jalur sepeda di Jakarta sebelumnya ada di Banjir Kanal Timur (BKT) sepanjang 9 kilometer, dan di kawasan Melawai, Jakarta Selatan sepanjang 2 kilometer. Kedua jalur yang dibangun itu tidak efektif lantaran tidak saling terintegrasi. Untuk itu, jalur sepeda yang dibuat kali ini berada dalam satu jaringan.
"Sekarang kita buat tiga fase sepanjang 63 kilometer. Jika kita lihat, keseluruhan tiga fase ini tertuju pada satu integrasi jaringan," kata Syafrin saat dihubungi.
Syafrin menjelaskan, jalur sepeda di BKT akan terintegrasi dengan jalur sepeda fase III yang akan dilaunching pada akhir bulan ini. Dimana trayek fase III itu menyentuh Matraman, Jatinegara dari BKT menuju ke kampung Melayu. Begitu juga di Melawai yang terintegrasi dengan jalur fase II, yakni Fatmawati, Panglima Polim, Sisinganangaraja, dan sebagainya.
Sesuai dengan target hingga 2022, kata Syafrin, di Jakarta akan dibangun kurang lebih 500 kilometer jalur sepeda. Tahun ini baru akan dibangun 63 kilometer di 17 ruas jalan. Diantaranya Jalan Pemuda, Pramuka, Tugu Proklamasi, Jalan Diponeggoro, Imam Bonjol, MH Thamrin, Merdeka Selatan, Fatmawati, Panglima Polim, Sisingamangaraja, Tomang Raya, Cideng, Kebon Sirih, Matraman, dan Jatinegara Barat.
"Memang kalau kita lihat dari sekarang, untuk wilayah Utara itu belum tersentuh, tapi sedang kita inisiasi. Perlu dipahami bahwa wilayah Utara itu mayoritas kendaraan bermotor adalah truk berat, di sana berbahaya untuk pengguna sepeda. Oleh sebab itu, kita sedang kaji kira-kira rute mana yang memenuhi standar untuk aspek keselamatn keamanan dan kenyamanan," ungkapnya.
Untuk mensterilkan jalur sepeda, pihaknya akan memasang pembatas permanen dan sanksi kepada kendaraan lain yang masuk ke dalam jalur sepeda tersebut. Sehingga fungsi jalur itu kembali pada tujuan awalnya untuk pesepeda.
"Kami juga sudah membuat surat kepada seluruh pihak terkait untuk menyiapkan parkir sepeda di gedungnya. Kemudian unuk internal Pemprov DKI bisa dilihat di kantor Dishub, Balai Kota, bahkan di seluruh terminal bus di Jakarta sudah terpasang tempat parkir sepeda," pungkasnya.
Sementara itu, pengamat transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, diperlukan lima syarat agar jalur sepeda bermanfaat dan berkualitas, yaitu menarik, berkeselamatan, koherensi, nyaman, dan tidak terputus.
"Selama tidak ada kebijakan untuk membatasi mobilitas sepeda motor, jalur sepeda tidak akan efektif," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan, jalur sepeda di Jakarta sebelumnya ada di Banjir Kanal Timur (BKT) sepanjang 9 kilometer, dan di kawasan Melawai, Jakarta Selatan sepanjang 2 kilometer. Kedua jalur yang dibangun itu tidak efektif lantaran tidak saling terintegrasi. Untuk itu, jalur sepeda yang dibuat kali ini berada dalam satu jaringan.
"Sekarang kita buat tiga fase sepanjang 63 kilometer. Jika kita lihat, keseluruhan tiga fase ini tertuju pada satu integrasi jaringan," kata Syafrin saat dihubungi.
Syafrin menjelaskan, jalur sepeda di BKT akan terintegrasi dengan jalur sepeda fase III yang akan dilaunching pada akhir bulan ini. Dimana trayek fase III itu menyentuh Matraman, Jatinegara dari BKT menuju ke kampung Melayu. Begitu juga di Melawai yang terintegrasi dengan jalur fase II, yakni Fatmawati, Panglima Polim, Sisinganangaraja, dan sebagainya.
Sesuai dengan target hingga 2022, kata Syafrin, di Jakarta akan dibangun kurang lebih 500 kilometer jalur sepeda. Tahun ini baru akan dibangun 63 kilometer di 17 ruas jalan. Diantaranya Jalan Pemuda, Pramuka, Tugu Proklamasi, Jalan Diponeggoro, Imam Bonjol, MH Thamrin, Merdeka Selatan, Fatmawati, Panglima Polim, Sisingamangaraja, Tomang Raya, Cideng, Kebon Sirih, Matraman, dan Jatinegara Barat.
"Memang kalau kita lihat dari sekarang, untuk wilayah Utara itu belum tersentuh, tapi sedang kita inisiasi. Perlu dipahami bahwa wilayah Utara itu mayoritas kendaraan bermotor adalah truk berat, di sana berbahaya untuk pengguna sepeda. Oleh sebab itu, kita sedang kaji kira-kira rute mana yang memenuhi standar untuk aspek keselamatn keamanan dan kenyamanan," ungkapnya.
Untuk mensterilkan jalur sepeda, pihaknya akan memasang pembatas permanen dan sanksi kepada kendaraan lain yang masuk ke dalam jalur sepeda tersebut. Sehingga fungsi jalur itu kembali pada tujuan awalnya untuk pesepeda.
"Kami juga sudah membuat surat kepada seluruh pihak terkait untuk menyiapkan parkir sepeda di gedungnya. Kemudian unuk internal Pemprov DKI bisa dilihat di kantor Dishub, Balai Kota, bahkan di seluruh terminal bus di Jakarta sudah terpasang tempat parkir sepeda," pungkasnya.
Sementara itu, pengamat transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, diperlukan lima syarat agar jalur sepeda bermanfaat dan berkualitas, yaitu menarik, berkeselamatan, koherensi, nyaman, dan tidak terputus.
"Selama tidak ada kebijakan untuk membatasi mobilitas sepeda motor, jalur sepeda tidak akan efektif," katanya.
(thm)