Pemuka Agama Jakarta: Kunjungan Paus Bawa Misi Kemanusiaan dan Persaudaraan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemimpin tertinggi Katolik, Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Banyak pihak yang melihat kunjungan tersebut sebagai upaya untuk memperkuat ikatan antarumat beragama dan mempererat persaudaraan di tengah keberagaman.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Antonius Subianto Bunjamin. Antonius menegaskan, tidak ada misi khusus dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, melainkan misi kemanusiaan dan misi persaudaraan.
"Karena kedatangan Paus ke Indonesia yang dipentingkan bukan soal kunjungannya semata, itu juga penting dan perlu, banyak orang menantikan tetapi bagaimana menyosialisasikan berbagai ajaran dan mempraktikannya di dalam kehidupan kita sehari-hari," kata Antonius, Minggu (1/9/2024)
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo mengungkapkan, pentingnya kehadiran fisik Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus di Indonesia. Diharapkan kunjungan Paus Fransiskus ke Tanah Air bisa menjadikan Indonesia sebagai agen persaudaraan kemanusiaan di Asia.
"Kenapa kehadiran fisik Paus penting untuk Indonesia, jawabannya sederhana seperti anak mengharapkan kehadiran seorang bapak. Demikian juga umat Katolik di Indonesia mengharapkan kehadiran pimpinannya," ucap Kardinal Suharyo.
Jelang kedatangan Paus Fransiskus, Pengurus Bidang Ukhuwah Islamiyah dan Kerukunan Umat Beragama (UI-KUB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) DK Jakarta bersilaturahmi, dan dialog dengan para Pastor Katolik yang tergabung dalam Dekenat Jakarta Pusat di Gereja Katolik Hati Kudus Paroki Kramat, Jakarta Pusat.
Ketua MUI-KUB MUI DK Jakarta, KH Gunadi mengatakan, pihaknya mencanangkan silaturahmi antarumat beragama tidak hanya pada tingkat tokoh, tapi juga hingga ke akar rumput.
"Silaturahmi merupakan instrumen yang penting dalam kerukunan dalam konteks saling mengenal (ta'aruf) sesama anak bangsa. Dari situ, meningkat menjadi saling memahami (tafahum), kemudian terbangun kerjasama dan saling tolong-menolong (takaful) antar umat beragama," jelas kata Gunadi.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi HAAK Keuskupan Agung Jakarta, Romo Antonius Suyadi. Menurut dia, memang sudah semestinya para tokoh agama di Indonesia mempererat tali silaturrahim.
"Kegiatan ini dalam rangka silaturahmi untuk mempererat rasa persaudaraan, kebersamaan. Memang semestinya sebagai tokoh-tokoh, kita bisa saling mendukung," ujar dia.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Antonius Subianto Bunjamin. Antonius menegaskan, tidak ada misi khusus dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, melainkan misi kemanusiaan dan misi persaudaraan.
"Karena kedatangan Paus ke Indonesia yang dipentingkan bukan soal kunjungannya semata, itu juga penting dan perlu, banyak orang menantikan tetapi bagaimana menyosialisasikan berbagai ajaran dan mempraktikannya di dalam kehidupan kita sehari-hari," kata Antonius, Minggu (1/9/2024)
Baca Juga
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo mengungkapkan, pentingnya kehadiran fisik Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus di Indonesia. Diharapkan kunjungan Paus Fransiskus ke Tanah Air bisa menjadikan Indonesia sebagai agen persaudaraan kemanusiaan di Asia.
"Kenapa kehadiran fisik Paus penting untuk Indonesia, jawabannya sederhana seperti anak mengharapkan kehadiran seorang bapak. Demikian juga umat Katolik di Indonesia mengharapkan kehadiran pimpinannya," ucap Kardinal Suharyo.
Jelang kedatangan Paus Fransiskus, Pengurus Bidang Ukhuwah Islamiyah dan Kerukunan Umat Beragama (UI-KUB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) DK Jakarta bersilaturahmi, dan dialog dengan para Pastor Katolik yang tergabung dalam Dekenat Jakarta Pusat di Gereja Katolik Hati Kudus Paroki Kramat, Jakarta Pusat.
Ketua MUI-KUB MUI DK Jakarta, KH Gunadi mengatakan, pihaknya mencanangkan silaturahmi antarumat beragama tidak hanya pada tingkat tokoh, tapi juga hingga ke akar rumput.
"Silaturahmi merupakan instrumen yang penting dalam kerukunan dalam konteks saling mengenal (ta'aruf) sesama anak bangsa. Dari situ, meningkat menjadi saling memahami (tafahum), kemudian terbangun kerjasama dan saling tolong-menolong (takaful) antar umat beragama," jelas kata Gunadi.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi HAAK Keuskupan Agung Jakarta, Romo Antonius Suyadi. Menurut dia, memang sudah semestinya para tokoh agama di Indonesia mempererat tali silaturrahim.
"Kegiatan ini dalam rangka silaturahmi untuk mempererat rasa persaudaraan, kebersamaan. Memang semestinya sebagai tokoh-tokoh, kita bisa saling mendukung," ujar dia.
(cip)