Cadangan Air Memprihatinkan, Pemkot Bogor Wajibkan Pengusaha Buat Sumur Resapan

Senin, 22 Juli 2019 - 14:42 WIB
Cadangan Air Memprihatinkan, Pemkot Bogor Wajibkan Pengusaha Buat Sumur Resapan
Cadangan Air Memprihatinkan, Pemkot Bogor Wajibkan Pengusaha Buat Sumur Resapan
A A A
BOGOR - Meski masih menyandang julukan sebagai kota hujan, ternyata kondisi air di Kota Bogor sudah sangat memperihatinkan alias krisis. Untuk mengantisipasi agar cadangan air tanah kembali melimpah, Pemkot Bogor mewajibkan pelaku usaha untuk membuat lubang biopori atau sumur resapan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Elia Buntang mengatakan, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat Kota Bogor khususnya dan masyarakat luas untuk lebih sadar dan lebih peduli dengan kondisi lingkungan.

"Saat ini cadangan air tanah Kota Bogor sudah sangat memprihatinkan, padahal Kota Bogor dijuluki kota hujan. Ini yang tidak pernah kita sadari," kata dia saat peringatan hari lingkungan hidup sedunia di Taman Ekspresi, Sempur, Kota Bogor, Senin (22/7/2019).

Namun sebetulnya, kata dia, banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengembalikan air permukaan kedalam tanah untuk menjadi cadangan air, salah satu yang paling sederhana adalah pembuatan lubang biopori.

"Kedepan kita akan melakukan pengawasan terkait dengan izin usaha lingkungan dan bagi setiap pelaku usaha diwajibkan membuat biopori dan sumur resapan," ujarnya.

Lebih lanjut, Elia menyampaikan yang utama dari peringatan ini adalah memelihara, untuk mencapainya tidak sekedar kegiatan seremonial, namun melalui kampanye untuk menerapkan slogan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun dan kapanpun berada.

"Saat kembali ke rumah, menyinggung soal sampah, kita mengajak semua untuk mulai melakukan aksi kecil dan sederhana, yakni memilih dan memilah sampah. Sampah kita menjadi tanggung jawab kita," ujarnya.

Menurutnya, sampah bisa dimanfaatkan kembali hanya saja masih banyak anggapan bahwa sampah adalah tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup, padahal menjadi tanggung jawab semua.

"Sebab Pemkot Bogor selama ini sudah mampu mengurangi sampah yang bisa ditekan hingga di angka 480 ton per hari. Saya yakin jika warga melakukan pemilahan dan pemilihan sampah sejak dari rumah, paling tidak Kota Bogor akan mampu mengurangi sampai dibawah 200 ton per hari," jelasnya.

Pengadaan gerobak sampah dinilai Elia tidak menyelesaikan persoalan sampah, alasannya jika masih minta gerobak sampah atau tong sampah berarti pola berpikirnya masih kumpul, angkut dan buang dan itu malah menimbulkan persoalan lainnya. "Artinya penyediaan sarana tempat sampah itu hanya sebagai akses semata," katanya.
Merespon yang disampaikan Kepala DLH Kota Bogor, Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Bogor, Dody Ahdiat menyebutkan, segalanya berpulang kembali kepada masing-masing pribadi, mau atau tidak untuk melaksanakannya.
Jika semua warga Kota Bogor mau melakukannya, maka akan membantu APBD dalam bentuk efisiensi dan efektifitas penggunaannya.

"Bayangkan saja setiap hari teman-teman di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan harus mengangkut sampah dari TPS atau rumah-rumah warga, itu yang menjadi keprihatinan kita semua," kata Dody kepada wartawan, Senin (22/7/2019).

Dody menambahkan, saat ini Pemkot Bogor terus berupaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup melalui berbagai program, kegiatan dan kebijakan. Beberapa diantaranya normalisasi Sungai Ciliwung, pembangunan taman dalam rangka mengejar ruang terbuka hijau yang secara aturan harus mengejar angka 30 persen dari luas wilayah. "Tapi saat ini kita baru mencapai di angka 9 persen," katanya.

Dalam kegiatan yang bertemakan Biru Langitku Hijau Bumiku 2019, diselenggarakan berbagai lomba, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga masyarakat luas dengan tujuan promosi dan edukasi.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4319 seconds (0.1#10.140)