Kedunghalang Bogor Alami Kekeringan, Warga Kesulitan Dapat Air Bersih
A
A
A
BOGOR - Dampak dari musim kemarau tahun ini dirasakan ratusan warga Kampung Tunggilis Cemplang, Kelurahan Kedunghalang, Bogor Utara, Kota Bogor. Sudah lebih dari dua pekan sumur yang biasa mereka pergunakan untuk memasak dan mandi cuci kakus (MCK), mengalami kekeringan.
"Iya, kita selama dua minggu kemarin menumpang ke rumah saudara atau tetangga yang tak mengalami kekeringan karena mereka sudah berlangganan PDAM," ujar Neli, warga Tunggilis, Kedunghalang, Bogor Utara, Kota Bogor, Minggu (7/7/2019).
Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops) Kota Bogor, sebanyak 25 KK di RT 04 dan RT 05, RW 13, Kelurahan Kadunghalang, Bogor Utara, kini mengalami kesulitan air bersih.
"Kita sudah kirim satu tangki air bersih sebanyak 5.000 liter. Ini merupakan dampak kemarau panjang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Juniarti Estiningsih.
Pihaknya tak menyangka Kelurahan Kedunghalang mengalami kekurangan air. Sebab berdasarkan hasil pemetaan atau mitigasi bencana pada 2018 lalu, kelurahan tersebut belum masuk dalam wilayah rawan kekeringan.
"Entah kenapa kondisi itu berbeda dengan tahun ini, dimana warganya mengalami kekeringan air selama 14 hari terakhir," jelasnya.
Meski demikian, pihaknya telah berkomitmen untuk mengantisipasi kekeringan di Kota Bogor. Pihaknya akan selalu standbye melayani masyarakat yang mengalami bencana alam, termasuk kekeringan.
"Biasanya Kota Bogor tidak masuk dalam zona musim kemarau, tapi kita tetap melakukan antisipasi terhadap ancaman kekeringan ini. Setidaknya kita tiap hari siaga menyiapkan dua tangki untuk setiap kelurahan yang membutuhkan bantuan air minum," katanya.
Dalam sebulan terakhir sebenarnya tidak ada laporan kekeringan. Meskipun ada bencana alam hanya rumah roboh dan kebakaran. Rumah roboh pun karena memang masuk dalam kategori rumah tak layak huni.
"Untuk mengantisipasi semua bencana di musim kemarau ini, saya meminta seluruh lurah dalam setiap rapat untuk mengundang BPBD, agar dalam menghadapi bencana ini tak menimbulkan kerugian material maupun immaterial hingga korban jiwa," pungkasnya.
"Iya, kita selama dua minggu kemarin menumpang ke rumah saudara atau tetangga yang tak mengalami kekeringan karena mereka sudah berlangganan PDAM," ujar Neli, warga Tunggilis, Kedunghalang, Bogor Utara, Kota Bogor, Minggu (7/7/2019).
Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops) Kota Bogor, sebanyak 25 KK di RT 04 dan RT 05, RW 13, Kelurahan Kadunghalang, Bogor Utara, kini mengalami kesulitan air bersih.
"Kita sudah kirim satu tangki air bersih sebanyak 5.000 liter. Ini merupakan dampak kemarau panjang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Juniarti Estiningsih.
Pihaknya tak menyangka Kelurahan Kedunghalang mengalami kekurangan air. Sebab berdasarkan hasil pemetaan atau mitigasi bencana pada 2018 lalu, kelurahan tersebut belum masuk dalam wilayah rawan kekeringan.
"Entah kenapa kondisi itu berbeda dengan tahun ini, dimana warganya mengalami kekeringan air selama 14 hari terakhir," jelasnya.
Meski demikian, pihaknya telah berkomitmen untuk mengantisipasi kekeringan di Kota Bogor. Pihaknya akan selalu standbye melayani masyarakat yang mengalami bencana alam, termasuk kekeringan.
"Biasanya Kota Bogor tidak masuk dalam zona musim kemarau, tapi kita tetap melakukan antisipasi terhadap ancaman kekeringan ini. Setidaknya kita tiap hari siaga menyiapkan dua tangki untuk setiap kelurahan yang membutuhkan bantuan air minum," katanya.
Dalam sebulan terakhir sebenarnya tidak ada laporan kekeringan. Meskipun ada bencana alam hanya rumah roboh dan kebakaran. Rumah roboh pun karena memang masuk dalam kategori rumah tak layak huni.
"Untuk mengantisipasi semua bencana di musim kemarau ini, saya meminta seluruh lurah dalam setiap rapat untuk mengundang BPBD, agar dalam menghadapi bencana ini tak menimbulkan kerugian material maupun immaterial hingga korban jiwa," pungkasnya.
(thm)