Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Kelapa Dua Bisa Jadi Daya Tarik Wisata

Jum'at, 28 Juni 2019 - 19:50 WIB
Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Kelapa Dua Bisa Jadi Daya Tarik Wisata
Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Kelapa Dua Bisa Jadi Daya Tarik Wisata
A A A
JAKARTA - Event syukuran laut yang digelar di sela-sela pelaksanaan pengabdian masyarakat (pengmas) Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia selama 3 hari (25-27/6/2019) di Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Event ini diyakini bisa menjadi daya tarik wisata.

Sedekah laut merupakan salah satu nilai budaya maritim yang masih terus dijaga masyarakat Pulau Kelapa Dua setiap tahun. Sedekah laut adalah bentuk ungkapan rasa bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT dan diberikan keberkahan.

Salah seorang warga negara asing asal Italia, yang juga Presiden International Peace and Sustainability Organization/ Organisasi Perdamaian dan Keberlanjutan Internasional, Gianluca Bonanno, juga menyambut baik event ini. Bagi dia, acara sedekah laut menarik dan menjadi daya tarik keunikan tersendiri. Namun yang menjadi PR adalah ketersedian air bersih dan kebersihan lingkungan, khususnya sampah.

Ketua Laboratorium Pariwisata Vokasi UI, yang merupakan salah satu Tim Pengmas, Diaz, mengatakan, Island Tourism atau pariwisata pulau merupakan destinasi pilihan yang sangat populer untuk wisatawan mancanegara di dunia karena menawarkan pengalaman wisata yang beragam dan unik untuk pasar yang berbeda.

Letaknya yang terpisah menyebabkan mudah bagi pulau untuk mendiferensiasi dirinya. Namun demikian, wisata pulau memiliki kerentanan yang sangat tinggi akibat kunjungan wisatawan yaitu degradasi lingkungan, inflasi serta menyebabkan disrupsi terhadap budaya dan gaya hidup masyarakat.

Oleh karena itu, sangat penting bagi destinasi wisata pulau untuk menetapkan dan menegakkan peraturan yang tepat serta memberdayakan masyarakat untuk pemeliharaan lingkungan dan memelihara keunikan budayanya.

"Karena keunikan sumber daya pariwisatanya, merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi bagi destinasi wisata pulau untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan dan integrated coastal zone management," tandasnya.

Pendidikan Vokasi UI sendiri ingin terus menjaga nilai-nilai budaya maritim berbasis kearifan lokal sebagai modal pembangunan peningkatan ekonomi masyarakat pesisir. (Baca juga: Pengmas di Kepulauan Seribu, Vokasi UI Ingin Pertahankan Tradisi Budaya Maritim)

Ketua Tim Pengmas, Rahmi, menambahkan, pihaknya ingin meningkatkan model pembangunan wilayah pesisir yang saat ini masih berfokus pada pembangunan infrastrktur dan SDM di daratan. "Kami ingin membangun wilayah pesisir pantai atau kepulauan," tukasnya.

Wakil Bupati Kepulauan Seribu Junaedi menyambut baik kehadiran Pengmas Vokasi UI di Pulau Kelapa Dua. Menurut Junaedi, diperlukan peran serta dari instansi pendidikan untuk turut serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang nilai-nilai budaya maritim. Ke depan ia berharap bisa dibangun akademik/politeknik/pendidikan vokasi di Kepulauan Seribu.

"Sehingga akan mempermudah masyarakat untuk melanjutkan studinya setelah lepas SMA ke pendidikan jenjang yang lebih tinggi tanpa harus meninggalkan pulau, sehingga ke depan mereka bisa membangun wilayahnya, tentunya sarana dan prasarana memenuhi," ujar Junaedi.

Ketua pelaksana acara syukuran laut M Nuralim, menyebutkan, kegiatan syukuran laut sudah terancam punah sehingga sebagai generasi penerus, perlu tetap melestarikan budaya tersebut.

"Tujuan dari syukuran laut adalah selain untuk melestariakn budayap yang ada, kita juga ingin menarik minat wisatawan berkunjung ke Pulau Kelapa Dua, serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Harapan saya ke depan syukuran laut ini dapat terlaksana lagi dan lebih tertata lagi serta lebih meriah lagi, kalau bisa kita gandeng CSR unuk memeriahkan acara syukuran laut ini," tandasnya.

Sementara Alwi, salah satu tokoh masyarakat setempat, mengungkapkan, syukuran laut dapat mempererat tali persaudaran dengan nelayan yang ada di Kepulauan Seribu. Dengan adanya syukuran laut, para nelayan, masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, terjalin keakrapan dengan pemda dan instansi lainnya. Dengan adanya syukuran laut, laut juga jadi bersih.

"Dengan adanya syukuran laut persaudaran semakin meluas, tetapi paling penting adalah masyarakat nelayan tidak pernah menanam ikan di laut nelayan, bisa panen dengan hasil laut, di situlah mulai lahir yang namanya syukuran laut. Sebab tidak pernah menanam ikan bisa jadi panen, itulah tanda rasa syukur kepada Allah SWT. Harapan ke depan, semoga bisa lebih baik dibandingkan dengan yang sekarang. Bisa skala nasional hingga internasional karena berkaitan dengn kepariwisataan," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4937 seconds (0.1#10.140)