Temui Korban Kerusuhan, Komnas HAM Akui Ada yang Tertembak Peluru Tajam

Senin, 27 Mei 2019 - 21:13 WIB
Temui Korban Kerusuhan, Komnas HAM Akui Ada yang Tertembak Peluru Tajam
Temui Korban Kerusuhan, Komnas HAM Akui Ada yang Tertembak Peluru Tajam
A A A
JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengunjungi korban kerusuhan 21-22 Mei di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta. Hasil menemui korban kerusuhan yang terjadi di sekitar Bawaslu dan Tanah Abang, Komnas HAM berkesempatan menginterview korban.

Hal ini disampaikan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik di Media Center Komnas HAM, Jakarta, Senin (27/5/2019).

"Saya bersama Pak Hairansyah bersama tim dan Pak Amiruddin langsung ke rumah sakit Tarakan. Dapat keterangan dari dokternya langsung, dikasih kesempatan untuk menginterview, meski tidak semua pasien, ada yang dioperasi karena patah kaki dan macam-macam, kemudian ada beberapa orang juga yang terkena tembakan peluru karet," terang Damanik.

Berdasarkan keterangan dokter, kata dia, kondisi pasien korban kerusuhan itu sudah mulai membaik. Bahkan, tambahnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Temui Korban Kerusuhan, Komnas HAM Akui Ada yang Tertembak Peluru Tajam
"Kondisinya menurut keterangan dokter yang merawat dan kita tanya gimana kondisinya ya bisa ketawa-ketawa, benar kata dokter tidak ada yang terlalu dikhawatirkan, cuma memang harus dirawat beberapa hari," sambungnya.

Usai ke RSUD Tarakan, Damanik dan lainnya menuju Rumah Sakit Budi Kemuliaan yang kurang lebih jumlah korbannya sama dan tindakan Komnas HAM seperti di RSUD Tarakan. Namun ada informasi yang mereka terima itu jenazah, tapi belum sempat diautopsi langsung dibawa pulang oleh keluarganya.

"Yang di Budi Kemuliaan satu jenazah itu sempat dikirim ke RSCM besoknya kami ke RSCM bertemu dengan dirut RSCM, dengan jajaran dokternya, bahkan dewan etiknya hadir. Diskusi setelah itu kita bertemu. Menyangkut tadi jenazah yang dikirim dari Budi Kemuliaan itu ternyata sudah dibawa pulang oleh keluarganya," jelasnya.

Damanik juga mengungkap, ada beberapa pasien lain yang diajak bicara, ada yang punya penyakit bawaan, misal epilepsi, stroke ringan, hingga kecapean. Tapi ada seorang remaja yang tertembak peluru tajam di tangannnya dan itu menurut dokternya memang dari peluru tajam.

"Kami tanya dari mana penembaknya, dia enggak lihat. Berbeda dengan anak-anak tadi yang tertembak peluru karet karena memang dia lihat pasukan kepolisian yang datang," ungkapnya.

Damanik bersama tim juga mengunjungi Rumah Sakit Polri yang korbannya juga banyak dari pihak kepolisian, dirinya melalukan hal yang sama seperti di rumah sakit sebelumnya. Namun yang paling penting, kata Damanik, pihaknya ingin menununjukan sikap empati kepada petugas kepolisian.

"Dan itu keliatan mereka senang, karena dia bilang kami selama ini dibilang macem-macem tapi Komnas HAM datang memberi perhatian," katanya.

Untuk sementara Komnas HAM belum bisa menyimpulkan terkait isinden kerusuhan tersebut. Namun hingga saat ini Komnas HAM masih mendata fakta-fakta terkait insiden tersebut.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8431 seconds (0.1#10.140)