Pemkot Bogor Kaji Penerapan Dua Moda Transportasi Massal di Kota Hujan

Jum'at, 24 Mei 2019 - 21:42 WIB
Pemkot Bogor Kaji Penerapan Dua Moda Transportasi Massal di Kota Hujan
Pemkot Bogor Kaji Penerapan Dua Moda Transportasi Massal di Kota Hujan
A A A
BOGOR - Upaya Pemkot Bogor untuk mengatasi kemacetan dan penataan transportasi publik terus dilakukan. Saat ini Pemkot Bogor tengah mengkaji dua jenis pembangunan moda transportasi massal dalam kota yang terintegrasi dengan Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) pada 2020 mendatang.

"Iya, jadi ada dua pilihan jenis alat transportasi yang disuguhkan, yakni trem dan monorel," ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, seusai audiensi dengan Colas Group, salah satu perusahaan jasa konstruksi asal Prancis dengan spesialisasi bidang pembangunan jalan dan rel, Jumat (24/5/2019).

Menurut dia, dalam pertemuan itu dibahas tentang sejumlah hal terkait penanganan masalah transportasi di Kota Bogor. Di antaranya kaitan bantuan hibah trem listrik dari Pemerintah Belanda kepada Indonesia, khususnya untuk Kota Bogor.

"Jadi tadi kami diskusikan bersama Kepala Bappeda dan Dinas Perhubungan tentang rencana-rencana atau kajian apa saja yang harus dilakukan Pemkot Bogor dalam mempersiapkan secara keseluruhan terkait masuknya LRT ke Kota Bogor," tandasnya.

Dalam pertemuan itu perusahaan asal Perancis tersebut menawarkan sebuah moda transportasi massal berupa trem untuk Kota Bogor. Akan tetapi, pihaknya tak bisa serta merta menerima hibah tersebut. "Kita perlu menimbang dan mengkaji terdahulu apakah akan menggunakan trem atau monorel?" katanya

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Rakhmawati mengatakan, konsep Light Rail Transit (LRT) atau kereta api ringan yang terintegrasi akan segera masuk Kota Bogor.

"Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49/2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 98/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan LRT terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, sudah ada. Oleh karena itu, Pemkot Bogor perlu mengkajinya lebih dulu sistem penataan transportasi di Kota Bogor ini. Pemerintah harus mempersiapkan sarana dan prasarana penunjang jika LRT sudah masuk ke Kota Bogor," paparnya.

Pihaknya tak ingin ketika LRT telah masuk pemerintah daerah belum mempersiapkan moda transportasi apa yang akan digunakan nantinya agar terintegrasi dengan LRT.

"Selain itu, konsep penataan angkutan dengan sistem konversi angkutan kota (angkot) 3:2 (tiga angkot diganti dua angkot) dan 3:1 (tiga angkot diganti satu bus) perlu dimatangkan kembali," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9286 seconds (0.1#10.140)