Pilkada Jakarta Banyak Lucu-lucuan, Nasdem: Siapa Digadang-gadang, Siapa Direkomendasikan

Sabtu, 29 Juni 2024 - 10:30 WIB
loading...
Pilkada Jakarta Banyak Lucu-lucuan, Nasdem: Siapa Digadang-gadang, Siapa Direkomendasikan
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menilai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta banyak lucu-lucuannya. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menilai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta banyak lucu-lucuannya. Siapa yang digadang-gadang pada akhirnya bukan yang direkomendasikan.

Willy menilai Pilkada Jakarta akan muncul dinamika baru. Disebutkannya bakal bermunculan nama-nama yang tidak terduga sehingga menimbulkan kesan lucu-lucuan.

Seperti diketahui, ada sejumlah nama-nama baru yang digadang-gadang bakal maju dalam pilkada dan Pilgub Jakarta. Bahkan, mereka yang kabarnya akan dicalonkan belum memiliki pengalaman politik.





"DKI ini banyak lucu-lucuannya teman-teman. Siapa yang digadang-gadang dan siapa yang direkom (rekomendasi) gitu. Jadi kita lihat aja," kata Willy kepada wartawan di Jakarta Pusat, Jumat (28/6/2024).

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diusung oleh PKS untuk kembali maju dalam Pilgub Jakarta. Menurut Willy, itu merupakan hal yang wajar, meski sangat memungkinkan untuk munculnya nama lain dalam pemilihan kali ini.

"Tapi ini menarik kalau terjadi nama-nama baru, dinamika yang baru. Tapi hal yang apa ya, hal yang pasti di sini ada incumbent juga, itu yang kemudian menjadi preferensi-preferensi, tapi setidaknya itu bagian dari proses dinamika saja, wajar saja," ujarnya.

"PKS satu sisi partai pemenang, di sisi lain PKB mendapat posisi yang luar biasa di sini hari ini di Jakarta. Tentu ini membutuhkan bringing, membutuhkan dialog satu sama lain," lanjutnya.

Willy juga menyampaikan bahwa Pilkada Jakarta dan Pemilihan Presiden (Pilpres) berbeda. Dijelaskannya, pada pilkada seseorang yang dicalonkan yang harus lebih menonjol dibanding partai.

"Perbedaan pilpres dengan pileg. Pilpres dengan Pilkada. Pilpres itu yang menjadi prominent actress-nya adalah partai, sementara pilkada yang menjadi prominent actress-nya itu adalah si kandidatnya, nah itu yang membedakan," ungkapnya.

"Maka kemudian kandidatlah yang pro aktif dan menentukan siapa yang akan berpasangan dengan dia untuk maju di dalam kontestasi," pungkasnya.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1767 seconds (0.1#10.140)
pixels