Polisi Selidiki Kasus Pelemparan Kotoran Manusia di Tambora

Jum'at, 19 April 2019 - 19:27 WIB
Polisi Selidiki Kasus Pelemparan Kotoran Manusia di Tambora
Polisi Selidiki Kasus Pelemparan Kotoran Manusia di Tambora
A A A
JAKARTA - Polsek Tambora, Jakarta Barat tengah menyelidiki pelemparan kotoran manusia di sebuah rumah milik Harries Lie (56), di Duri Selatan V Kampung Duri Dalam, RT01/03, Tambora, Jakarta Barat, Rabu 17 April 2019.

"Kami masih lidik. Beberapa bukti masih kami himpun termasuk rekaman CCTV di dekat lokasi," kata Kanit Tambora, AKP Supriyatin, Jumat (19/4/2019).

Hingga kini, Polisi, kata Supriyatin masih memeriksa sejumlah saksi dilokasi. Pemilik rumah telah dimintai konfirmasi mengenai kasus ini. Termasuk mengenai dugaan sekelompok massa. Kata Supriyatin, pihaknya masih menyelidiki ke arah situ.

Sebelumnya, sebuah rumah di serang sekelompok orang tak bertanggung jawab di kawasan Duri Tambora, Jakarta Barat. Kala itu saat pagi hari rumah itu dipenuhi kotoran manusia.

Terkait indikasi Pemilu 2019 itu, Supriyatin melanjutkan pihaknya belum menyelidiki ke arah itu. Lantaran momentnya bertepatan dengan pemilu, karenanya rumah itu diserang. Terlebih korbannya merupakan anggota Projo (Pro Jokowi).

Ditemui di lokasi, Harris mengaku tidak mengenal sekelompok orang yang melempari rumahnya. Menurutnya kala itu, dirinya bangun jam 7 pagi dan halaman rumahnya dipenuhi kotoran manusia.

"Pada hari itu anak saya pulang pukul 02.00 WIB dini hari rumah masih bersih. Nah, pas dia bangun sekitar jam 07.00 WIB dia keluar dan sudah ada kotoran manusia berceceran di teras rumah saya," kata Harris.

Harris menduga orang tak bertanggung jawab itu melemparkan kotoran tersebut sambil memanjat pagar rumahnya. Sebab, kata dia, bila mengacu dari tampilan pagar rumahnya yang setinggi hampir tiga meter dengan dipasangi pagar kawat diatasnya, kecil kemungkinan bila pelaku tidak memanjat pagar terlebih dahulu.

"Kalau dia enggak manjat itu (kotoran) enggak bakal sampai kesini karena kan pagar itu tinggi. Yang ada malah bisa bebalik lagi ke muka dia kalau dia lempar dari jalanan aja," jelas Harris.

Pantauan lokasi, jarak antara pagar rumah dengan teras sekira 5 meter. Rumah Harris ini berada di gang sempit layaknya permukiman padat penduduk di kawasan Tambora.

Meski tak mengetahui siapa pelaku yang tega menterornya, Harris menduga apa yang dialaminya itu berkaitan dengan pilihan politik. Sebab, Harris diketahui merupakan relawan dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Bahkan, rumah yang ditinggalinya itu juga digunakan sebagai posko rakyat dari relawan Projo Jakarta Barat. Sedangkan ia menyebut mayoritas warga di sekitar tempat tinggalnya merupakan pendukung dari pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.

Terlebih, beberapa hari sebelum insiden itu, ia memang sempat 'berkonflik' dengan warga yang mendukung Prabowo-Sandi. Hal itu terkait alat peraga kampanye yang belum dicopot saat memasuki masa tenang pemilu.

Intimidasi yang dialami Harris dan keluarganya bukan kali pertama. Sejak masa Pilkada Gubernur 2012 lalu saat Jokowi maju berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ia sudah beberapa kali mendapatkan intimidasi dari warga sekitar tempat tinggalnya.

Hal tersebut berlanjut hingga Pilpres 2014, Pilkada DKI 2017 hingga Pilpres 2019 saat ini. Ia kerap kali tak ditegur hingga rumahnya sempat digruduk oleh salah satu ormas keagamaan karena berbeda pilihan politik.

"Cuma yang sampai parah sampai dilempar kotoran manusia itu ya baru sekarang. Kalau enggak ditegur mah sudah sering dan beberapa kali hampir sengaja diserempet motor," katanya.

Lurah Duri Selatan M. Ghufri Fatchani menegaskan siap melakukan rekonsiliasi terhadap Harris dengan warga sekitar tempat tinggalnya yang diketahui tak begitu akur karena berbeda pilihan politik.

"Kami sebagai perwakilan pemerintah nantinya bersama tiga pilar siap mengumpulkan mereka disini untuk rekonsiliasi karena bagaimana pun kan antara beliau (Harris) dan warga lainnya merupakan warga saya semua," kata Ghufri.

Ghufri mengatakan untuk pemilu 2019 ini memang baru sekali ini saja kejadian tak mengenakan dialami Harris yang diketahui merupakan simpatisan salah satu pasangan calon.

Namun, berdasarkan informasi terdahulu, Harris kerap mendapat perlakuan tak mengenakan dari warga sekitar lantaran berbeda pandangan politik.

"Informasinya begitu, makanya kedepan kami akan coba upayakan mediasi jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi," kata Ghufri.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5297 seconds (0.1#10.140)