Tak Ingin seperti MRT, Uji Coba LRT Langsung Terapkan Ticketing
A
A
A
JAKARTA - Operasional resmi Light Rail Transit (LRT) Jakarta Velodrome-Kelapa Gading masih menunggu penyempurnaan integrasi dengan halte bus Transjakarta Rawamangun. Uji coba publik dilakukan pekan depan langsung menggunakan mesin tapping agar tidak bermasalah seperti Mass Rapid Transit (MRT).
Direktur Proyek LRT PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin mengatakan, proyek pembangunan LRT sudah mencapai 100 persen. Mulai dari penanda terhubungnya jalur utama (main line) hingga stasiun.
Menurutnya, operasional resmi hanya tinggal menunggu penyempurnaan integrasi di Stasiun Velodrome dengan halte bus Transjakarta Rawamangun yang dibangun melalui jembatan penghubung (Skybridge)."Akhir April ini pembangunan skybridge selesai. Jadi awal Mei sudah beroperasi resmi," kata Iwan Takwin saat dihubungi pada Rabu (3/4/2019).
Iwan menjelaskan, pekan lalu uji kelayakan sarana dan prasana dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah dikeluarkan dan diteruskan ke Dinas Perhubungan (Dishub) sebagai rekomendasi dikeluarkannya sertifikat izin operasional. Sambil menunggu proses izin dan pembangunan skybridge, LRT akan uji coba trial run dengan melibatkan masyarakat umum.
Dalam uji coba yang rencananya dilakukan pekan depan atau dua pekan lagi itu, kata dia, masyarakat akan langsung menggunakan mesin tapping untuk ke dalam stasiun. Sehingga ketika frekuensi pengguna tinggi, masalah mesin bisa langsung diatasi.
"Kita tidak ingin seperti MRT yang bermasalah pada tapping mesin dan vending machine saat beroperasi resmi mengalami overload. Jadi dalam uji coba nanti kita akan sekaligus ujicoba ticketing," ujarnya.
Terkait fase lanjutan, Iwan menuturkan, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan studi kajian dan kelayakannya. Dimana, untuk kajian studi dari Rawamangun akan diteruskan ke Manggarai dan dari Depo Kelapa Gading diteruskan ke Jakarta International Stadium di kawasan sarana rekreasi olahraga, Tanjung Priok, Jakarta Utara. "LRT harus diteruskan supaya dapat melayani mobilitas masyarakat dalam menggunakan angkutan umum," ucapnya.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike meminta agar Pemprov DKI Jakarta memastikan kelanjutan LRT fase II. Sebab, apabila operasional LRT hanya Velodrome-Kelapa Gading sejauh 6 kilometer itu, LRT hanyalah menjadi hiasan saja. Meskipun terintegrasi dengan Transjakarta.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai bahwa masyarakat pastinya akan memilih menggunakan transportasi lain apabila ingin ke Dukuh Atas melalui stasiun Rawamangun. Dimana, moda transportasi tersebut bisa menjemput langsung dari depan rumahnya.
"Misalnya orang cempaka putih mau ke Dukuh Atas melalui halte Rawamangun. Buat apa naik LRT, mendingan naik ojek langsung dari depan rumahnya ke halte Rawamangun. Jadi kalau tidak diteruskan, LRT itu proyek merugi," ungkapnya.
Direktur Proyek LRT PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin mengatakan, proyek pembangunan LRT sudah mencapai 100 persen. Mulai dari penanda terhubungnya jalur utama (main line) hingga stasiun.
Menurutnya, operasional resmi hanya tinggal menunggu penyempurnaan integrasi di Stasiun Velodrome dengan halte bus Transjakarta Rawamangun yang dibangun melalui jembatan penghubung (Skybridge)."Akhir April ini pembangunan skybridge selesai. Jadi awal Mei sudah beroperasi resmi," kata Iwan Takwin saat dihubungi pada Rabu (3/4/2019).
Iwan menjelaskan, pekan lalu uji kelayakan sarana dan prasana dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah dikeluarkan dan diteruskan ke Dinas Perhubungan (Dishub) sebagai rekomendasi dikeluarkannya sertifikat izin operasional. Sambil menunggu proses izin dan pembangunan skybridge, LRT akan uji coba trial run dengan melibatkan masyarakat umum.
Dalam uji coba yang rencananya dilakukan pekan depan atau dua pekan lagi itu, kata dia, masyarakat akan langsung menggunakan mesin tapping untuk ke dalam stasiun. Sehingga ketika frekuensi pengguna tinggi, masalah mesin bisa langsung diatasi.
"Kita tidak ingin seperti MRT yang bermasalah pada tapping mesin dan vending machine saat beroperasi resmi mengalami overload. Jadi dalam uji coba nanti kita akan sekaligus ujicoba ticketing," ujarnya.
Terkait fase lanjutan, Iwan menuturkan, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan studi kajian dan kelayakannya. Dimana, untuk kajian studi dari Rawamangun akan diteruskan ke Manggarai dan dari Depo Kelapa Gading diteruskan ke Jakarta International Stadium di kawasan sarana rekreasi olahraga, Tanjung Priok, Jakarta Utara. "LRT harus diteruskan supaya dapat melayani mobilitas masyarakat dalam menggunakan angkutan umum," ucapnya.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike meminta agar Pemprov DKI Jakarta memastikan kelanjutan LRT fase II. Sebab, apabila operasional LRT hanya Velodrome-Kelapa Gading sejauh 6 kilometer itu, LRT hanyalah menjadi hiasan saja. Meskipun terintegrasi dengan Transjakarta.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai bahwa masyarakat pastinya akan memilih menggunakan transportasi lain apabila ingin ke Dukuh Atas melalui stasiun Rawamangun. Dimana, moda transportasi tersebut bisa menjemput langsung dari depan rumahnya.
"Misalnya orang cempaka putih mau ke Dukuh Atas melalui halte Rawamangun. Buat apa naik LRT, mendingan naik ojek langsung dari depan rumahnya ke halte Rawamangun. Jadi kalau tidak diteruskan, LRT itu proyek merugi," ungkapnya.
(whb)