Puluhan Bayi di Bekasi Meninggal, Terbanyak di Dua Kecamatan Ini

Selasa, 19 Maret 2019 - 14:44 WIB
Puluhan Bayi di Bekasi Meninggal, Terbanyak di Dua Kecamatan Ini
Puluhan Bayi di Bekasi Meninggal, Terbanyak di Dua Kecamatan Ini
A A A
BEKASI - Jumlah kematian bayi di wilayah Bekasi setiap tahunnya sangat mengkhawatirkan. Sebab, sejak tahun lalu tercatat sebanyak 52 bayi meninggal dunia. Di Kota Bekasi domisili angka kematian bayi itu paling banyak di Kecamatan Jatiasih dan Medansatria.

"Paling tinggi di dua kecamatan itu, kita sedang lakukan pendataan kembali di tahun ini," ujar Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi Taufik Hidayat di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/3/2019).

Menurutnya, jumlah bayi yang meninggal dunia di wilayah Jatiasih mencapai 12 bayi. Sedangkan di Kecamatan Medansatria ada enam bayi. Namun, wilayah yang berhasil menekan angka kematian bayi ada di Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Rawalumbu dan Jatisampurna.

"Wilayah kecamatan tersebut paling rendah dibanding Jatiasih dan Medansatria," katanya.

Taufik menjelaskan, kematian bayi dinilai paling sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesehjateraan masyarakat di Bekasi. Pada dasarnya, tingkat kematian dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, pekerjaan, tempat tinggal dan usia.

Berdasarkan hasil data dari dinasnya, penyebab kematian bayi pada umumnya dilaporkan karena terserang penyakit infeksi pernapasan akut (Ispa) dan diare. Adapun penyakit itu berasal dari kuman yang menyerang saluran pernapasan dan proses pencernaan.

"Untuk kematian orang dewasa yang kami rekap dari instansi terkait paling banyak penyakit menular dan penyakit kronis," ungkapnya.

Kematian bayi di Kota Bekasi berdasarkan data dari Disdukcapil Kota Bekasi pada 2015 sampai 2017 cenderung dinamis.

Pada 2015 kematian bayi di sana mencapai 76 bayi, lalu pada 2016 menurun menjadi 49 bayi. Namun pada 2017 lalu, kematian bayi kembali naik menjadi 52 bayi. Untuk itu, pemerintah terus melakukan sosialisasi dan penekanan agar jumlah bayi yang meninggal di Bekasi menurun.

Ketua Jaringan Indonesia Positif, Festika Rosani menambahkan, kematian bayi yang disebabkan karena dampak penyakit orangtua juga ada, namun frekuensinya sedikit. Biasanya, penyakit yang ditularkan orang tua adalah HIV AIDS.

"Ada yang meninggal dan masih bertahan hingga kini," katanya.

Menurut dia, biasanya bayi yang masih hidup dengan penyakit demikian karena daya tahan tubuhnya (CD4) masih tinggi. Termasuk, kata dia, tidak adanya infeksi oportunistik (io).

"Nah kalau yang sudah meninggal karena sudah terkena IO jadinya tidak bisa bertahan hidup," ucapnya.

Festika mengimbau, setiap orangtua yang sudah mengidap HIV/AIDS sebaiknya rutin melakukan pengobatan ke sejumlah klinik CVT yang sudah ada di Kota Bekasi. Salah satunya dengan cara mengikuti program ibu ke janin. "Kita ingin menekan agar sering pengobatan," tukasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7352 seconds (0.1#10.140)