22 Kecamatan Rawan Bencana, Pemkab Bogor Siapkan Rp10 Miliar
A
A
A
BOGOR - Sebanyak 22 dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor dinyatakan rawan bencana. Kondisi tersebut membuat Pemkab Bogor harus bekerja ekstra dan bersiaga selalu, terlebih saat di musim penghujan seperti sekarang ini.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, pihaknya telah menganggarkan Rp10 miliar lebih untuk bencana di Kabupaten Bogor. Jumlah dana bencana tersebut kemungkinan ditambah, jika dianggap kurang.
"Karena hampir separuh kecamatan di Kabupaten Bogor, saat ini kita sudah siapkan Rp10 miliar untuk bencana. Jika memang kurang nanti kita bisa tambah di anggaran perubahan. Itu APBD semua," katanya di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/2/2019).
Dia menegaskan, total dana tersebut digunakan bukan hanya saat penanganan terjadi bencana saja, tapi sudah mencakup pencegahan. Lantaran, curah hujan saat ini cukup tinggi, bahkan dibeberapa lokasi belum lama ini terjadi longsor dan banjir , maka dalam waktu dekat akan segera dicairkan.
"Dalam waktu dekat mudah-mudahan bisa kita cairkan untuk bantuan-bantuan tersebut karena di Bogor ini daerah yang rawan bencana dan kita harus selalu siap siaga," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsigaan Bencana BPBD Kabupaten Bogor, Dede Armansyah membenarkan berdasarkan data BPBD Kabupaten Bogor 22 dari 40 kecamatan itu statusnya rawan bencana.
"Berdasarkan data terbaru, ya secara keseluruhan ada 22 kecamatan dan 250-an desa di Kabupaten Bogor ini rawan bencana. Dengan jenis bencana yang bervariasi. Jadi setiap desa itu titik-titik bencananya bisa banyak," ujarnya, kemarin.
Menurutnya, wilayah yang paling rawan adalah daerah dataran tinggi, seperti di selatan dan barat Kabupaten Bogor. Dua wilayah tersebut menduduki peringkat teratas dalam hal rawan bencana.
"Seperti Cigombong, Cijeruk, Caringin, Cisarua, Ciawi, Tamansari dan Megamendung, Puncak. Sementara di wilayah barat titik rawan tersebar di Kecamatan Nanggung, Tenjolaya dan Cigudeg. Akan tetapi di wilayah timur juga ada, namun hanya sedikit seperti Sukamakmur dan Babakanmadang," katanya.
Dia memaparkan hingga akhir Maret, status Kabupaten Bogor masih berstatus siaga bencana. Alhasil, seluruh personel BPBD diminta selalu siaga 24 jam. "Baik itu yang piket atau lepas piket diminta melaporkan kejadian di wilayah," tegasnya
Pihaknya mencatat, sepanjang Januari tahun ini, telah terjadi 35 bencana alam. Bencana tanah longsor 14 kali terjadi dan angin kencang 21 kali. "Tapi itu, belum termasuk longsor yang di Ciomas hingga menewaskan empat orang, banjir di Citeureup dan pergerakan tanah di Babakanmadang, baru-baru ini," jelasnya.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, pihaknya telah menganggarkan Rp10 miliar lebih untuk bencana di Kabupaten Bogor. Jumlah dana bencana tersebut kemungkinan ditambah, jika dianggap kurang.
"Karena hampir separuh kecamatan di Kabupaten Bogor, saat ini kita sudah siapkan Rp10 miliar untuk bencana. Jika memang kurang nanti kita bisa tambah di anggaran perubahan. Itu APBD semua," katanya di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/2/2019).
Dia menegaskan, total dana tersebut digunakan bukan hanya saat penanganan terjadi bencana saja, tapi sudah mencakup pencegahan. Lantaran, curah hujan saat ini cukup tinggi, bahkan dibeberapa lokasi belum lama ini terjadi longsor dan banjir , maka dalam waktu dekat akan segera dicairkan.
"Dalam waktu dekat mudah-mudahan bisa kita cairkan untuk bantuan-bantuan tersebut karena di Bogor ini daerah yang rawan bencana dan kita harus selalu siap siaga," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsigaan Bencana BPBD Kabupaten Bogor, Dede Armansyah membenarkan berdasarkan data BPBD Kabupaten Bogor 22 dari 40 kecamatan itu statusnya rawan bencana.
"Berdasarkan data terbaru, ya secara keseluruhan ada 22 kecamatan dan 250-an desa di Kabupaten Bogor ini rawan bencana. Dengan jenis bencana yang bervariasi. Jadi setiap desa itu titik-titik bencananya bisa banyak," ujarnya, kemarin.
Menurutnya, wilayah yang paling rawan adalah daerah dataran tinggi, seperti di selatan dan barat Kabupaten Bogor. Dua wilayah tersebut menduduki peringkat teratas dalam hal rawan bencana.
"Seperti Cigombong, Cijeruk, Caringin, Cisarua, Ciawi, Tamansari dan Megamendung, Puncak. Sementara di wilayah barat titik rawan tersebar di Kecamatan Nanggung, Tenjolaya dan Cigudeg. Akan tetapi di wilayah timur juga ada, namun hanya sedikit seperti Sukamakmur dan Babakanmadang," katanya.
Dia memaparkan hingga akhir Maret, status Kabupaten Bogor masih berstatus siaga bencana. Alhasil, seluruh personel BPBD diminta selalu siaga 24 jam. "Baik itu yang piket atau lepas piket diminta melaporkan kejadian di wilayah," tegasnya
Pihaknya mencatat, sepanjang Januari tahun ini, telah terjadi 35 bencana alam. Bencana tanah longsor 14 kali terjadi dan angin kencang 21 kali. "Tapi itu, belum termasuk longsor yang di Ciomas hingga menewaskan empat orang, banjir di Citeureup dan pergerakan tanah di Babakanmadang, baru-baru ini," jelasnya.
(mhd)