Kasus Demam Berdarah di Kota Depok Meningkat Tajam pada 2019

Selasa, 12 Februari 2019 - 07:57 WIB
Kasus Demam Berdarah di Kota Depok Meningkat Tajam pada 2019
Kasus Demam Berdarah di Kota Depok Meningkat Tajam pada 2019
A A A
Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Depok hingga akhir Januari 2019 mencapai 436 orang. Kasus DBD dibanding tahun 2018 terjadi peningkatan pada Januari 2018 sebanyak 75 orang. Sedangkan periode 1-31 Januari 2019 sebanyak 436 penderita. Bagaimana cara Dinas Kesehatan Kota Depok mengatasinya? Berikut wawancara dengan Kadis Kesehatan Kota Depok, Novarita.

Berapa jumlah penderita DBD Depok dibandingkan tahun-tahun sebelumnya?


Jumlahnya dari tahun ke tahun berbeda. Tahun 2016 sebanyak 2.834 kasus. Tahun 2017 sebanyak 535 kasus. Tahun 2018 sebanyak 892 kasus, satu diantaranya meninggal. Untuk tahun 2019 sampai dengan akhir Januari 2019 sebanyak 436 kasus. Kami masih terus memantau dari tiap wilayah

Di mana saja wilayah penyebaran dan yang termasuk titik rawan?


Penyebarannya merata, memang ada yang tercatat tinggi penderitanya. Adalima kelurahan di Depok yang penderita DBD tinggi, yaitu Kelurahan Beji, Cipayung, Harjamukti, Pancoran Mas, dan Ratujaya. Beji ada 49 orang, Cipayung 37 orang, Harjamukti 22 orang, Pancoran Mas 49 orang, dan Ratujaya 37 orang penderita DBD.

Langkah yang dilakukan untuk menekan angka penderita?

Kami melakukan banyak hal untuk menekan angka penderita, Salah satunya dengan melakukan program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3 M plus, yaitu Menguras, menutup, mengubur dan plus nya adalah memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat kasa di rumah dan menggunakan kelambu, menghindari baju yg bergelantungan, menggunakan obat anti nyamuk(lotion) dan menaburkan bubuk abate.

Kami juga memberikan penyuluhan pada warga mengenai siklus hidup nyamuk sehingga warga bisa membantu memberantas. Kami memberi edukasi masyarakat tentang pola hidup nyamuk, dan menggigit jam berapa. Penyuluhan kita minta sampai ke sekolah, yang jelas kita sudah lakukan penyuluhan kerja sama dengan puskesmas.

Apa korelasi PSN dengan 3M plusnya dalam upaya menekan angka penderita?

Program PSN dilakukan dengan 3 M plus, yaitu menguras dengan membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air dibelakang lemari es dan lain-lain.

Kedua, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air. Ketiga, mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.

Bagaimana siklus hidup nyamuk aedes aegepty sendiri?

Setelah menghisap darah, nyamuk Aedes aegypti betina akan bertelur. Nyamuk tersebut dapat bertelur hingga 5 kali selama hidupnya, yang biasanya berlangsung selama dua minggu hingga satu bulan. Jadi tiap 1 nyamuk akan menetas rata-rata 800 telur nyamuk per siklusnya.

Telur diletakkan pada permukaan yang basah atau air tergenang, misalnya lubang pohon dan kontainer buatan manusia seperti tong, ember, vas bunga, pot tanaman, tangki, botol bekas, kaleng, ban, pendingin air dan lainnya.telur2 ini tidak mati dengan foging sehingga setelah 2 hari dapat menetas menjadi jentik dan kemudian menjadi pupa dan nyamuk dewasa.

Apakah PHBS itu penting untuk mencegah DBD?


Tentunya iya, karena pola hidup bersih sehat (PHBS) dan menjaga kebersihan rumah serta lingkungan sangat berkaitan dengan siklus hidup nyamuk. Dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan serta PSN menjadi cara efektif mencegah penyakit DBD. Kami sarankan melakukan PSN, tidak hanya fooging. Kalau fooging itu kurang efektif karena bisa jadi tidak merata.

Kemudian, efek dari asap yang dikeluarkan juga kurang baik untuk kesehatan. Wilayah yang paling rawan ditemukan tempat berkumpulnya sarang nyamuk Aedes Agypti ini bukan hanya di saluran air atau got. Yang paling rentan itu justru di dalam rumah, misalnya di dispenser coba periksa. Karena dari beberapa kasus, yang kita temukan justru di dalam rumah.

Imbauan pada warga agar bisa membantu menekan angka penderita?

Selain gencar melakukan penyuluhan dan sosialisasi PSN, Dinkes juga berjanji akan semakin mengoptimalkan pengawasan untuk mencegah terjadinya DBD di sejumlah wilayah.

Kalau dilihat dari angkanya, kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Karena itu mari kita jaga kebersihan. Karena kami pun tidak bisa bekerja sendiri. Kami juga perlu peran serta masyarakat untuk membantu menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk tidak berkembang biak.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3332 seconds (0.1#10.140)