Penderita DBD di Depok Capai 506 Orang, Naik Tujuh Kali Lipat

Kamis, 07 Februari 2019 - 02:45 WIB
Penderita DBD di Depok Capai 506 Orang, Naik Tujuh Kali Lipat
Penderita DBD di Depok Capai 506 Orang, Naik Tujuh Kali Lipat
A A A
DEPOK - Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Depok sudah mencapai 500 orang. Angka ini meningkat hingga tujuh kali lipat dibanding tahun lalu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Umi Zakiati, mengatakan, pada 1 Januari 2019 jumlah penderita terdata sebanyak 75 orang. Sedangkan periode 1-31 Januari 2019 tercatat mencapai 506 penderita.

"Jumlahnya naik hampir tujuh kali lipat dari jumlah di tahun sebelumnya," katanya. (Baca juga: Pemprov DKI Gratiskan Biaya Perawatan Pasien DBD di RSUD)

Dinkes mencatat terdapat lima kelurahan di Kota Depok yang banyak ditemukan penderita DBD, yaitu Kelurahan Beji, Kelurahan Cipayung, Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Pancoran Mas, dan Kelurahan Ratujaya.

"Beji ada 36 orang, Cipayung 38 orang, Harjamukti 22 orang, Pancoran Mas 34 orang, dan Ratujaya 30 orang," ucapnya.

Soal adanya dua pasien yang meninggal berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pihaknya mengaku masih dalam proses investigasi untuk menelusuri informasi tersebut.

"Kami masih telusuri yang kabar ada dua yang meninggal pasien DBD di Depok, tapi belum bisa dipastikan itu penderita DBD. Kita perlu melakukan investigasi untuk memastikan. Sekarang kita masih berkoordinasi dengan dua rumah sakit yang merawat," tukasnya.

Untuk menekan angka penderita, pihaknya melakukan banyak cara. Salah satunya dengan program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). (Baca juga: DBD Mengancam, Catat! Ini Sarang Nyamuk Aedes Aegypti di Dalam Rumah)

"Kalau PSN itu memberantas sarang nyamuk dengan menutup, menguras dan mendaur ulang, utamanya menghindari gigitan nyamuk dengan lotion. Kalau ada rumah yang ventilasinya terbuka ditutupi, atau tempat tidur pakai kelambu, itu harus dilakukan," ungkapnya.

Langkah lainnya adalah dengan fogging rutin untuk memberantas nyamuk di daerah-daerah yang tergolong ditemukan jentik nyamuk. Pihaknya juga memberikan penyuluhan pada warga mengenai siklus hidup nyamuk sehingga warga bisa membantu memberantas.

"Kami juga beri edukasi masyarakat tentang pola hidup nyamuk, dan menggigit jam berapa. Penyuluhan kita minta sampai ke sekolah, yang jelas kita sudah mintakan penyuluhan untuk kerja sama dengan puskesmas," paparnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, mengatakan, saat ini kasus DBD masuk dalam status siaga.
“Ini belum masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa atau KLB. Karena belum semua kelurahan. Masih ada sembilan kelurahan yang belum ada laporannya,” ujarnya.

Seluruh warga diimbau untuk menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) dan menjaga kebersihan rumah serta lingkungan. Selain itu memberantas sarang nyamuk juga sangat dianjurkan.
Dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan serta PSN, dianggap efektif mencegah penyakit DBD. “Kami sarankan melakukan PSN, jangan fogging. Kalau fogging itu kurang efektif karena bisa jadi tidak merata. Kemudian, efek dari asap yang dikeluarkan juga kurang baik untuk kesehatan,” tandasnya.

Nova mengungkapkan, wilayah yang paling rawan ditemukan tempat berkumpulnya sarang nyamuk Aedes Agypti ini bukan hanya di saluran air atau got. “Yang paling rentan itu justru di dalam rumah, misalnya di dispenser, coba periksa. Karena dari beberapa kasus, yang kita temukan justru di dalam rumah,” katanya.

Selain gencar melakukan penyuluhan dan sosialisasi PSN, Dinkes juga berjanji akan semakin mengoptimalkan pengawasan untuk mencegah terjadinya DBD di sejumlah wilayah.

“Kalau dilihat dari angkanya, kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Karena itu mari kita jaga kebersihan,” pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6022 seconds (0.1#10.140)