Solusi Kemacetan, Jakarta Harus Bangun Transportasi Massal Jabodetabek

Senin, 14 Januari 2019 - 09:48 WIB
Solusi Kemacetan, Jakarta Harus Bangun Transportasi Massal Jabodetabek
Solusi Kemacetan, Jakarta Harus Bangun Transportasi Massal Jabodetabek
A A A
JAKARTA - Kemacetan hingga kini masih menjadi PR besar bagi Ibu Kota. Penerapan sistem ganjil genap di jalan tol maupun sejumlah ruas jalan di Jakarta, dinilai belum begitu siginifikan dampaknya mengurangi kemacetan.

Untuk itu, pengamat transportasi yang juga Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan menyarankan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI JAkarta agar membangun layanan transportasi umum massal Jabodetabek.
Sebab selama ini transportasi umum di Jakarta dianggap belum memadai dan memuaskan masyarakat pengguna.

"Keengganan masyarakat itu membuat mereka lebih memilih menggunakan kendaraan bermotor pribadi, akibatnya Jakarta terus macet. Harusnya Pemprov Jakarta segera membangun integrasi layanan transportasi umum massal di Jakarta sehingga mudah diakses dan jadi pilihan bertransportasi masyarakat," ujar Tigor kepada wartawan, Senin (14/1/2019).

Ia melihat Pemprov DKI Jakarta belum membangun sistem integrasi menyeluruh transportasi umum massal di Jakarta. Harusnya, Pemprov DKI bekerja sama dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) membangun integrasi layanan transportasi umum massal di Jakarta dan daerah di sekitarnya.

Ide atau permintaan Presiden agar dibangun koneksi atau integrasi transportasi umum massal di Jabodetabek adalah jawaban untuk memperbaiki layanan transportasi massal dan mengurai kemacetan Jakarta.

"Jika layanan transportasi massal dibangun secara baik koneksi atau integrasinya maka akan membuat masyarakat lebih menggunakan angkutan umum dan meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah. Nah, seharusnya Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, bekerja sama dengan BPTJ membangun sistem integrasi layanan Transjakarta serta angkot di Jakarta dengan moda angkutan massal MRT serta LRT yang dikelola oleh pemerintah nasional (pusat)," terangnya.

Tigor juga mengingatkan, sebaiknya Gubernur Jakarta tidak berpikir sektoral atau Jakarta saja. Jakarta merupakan kota bagi masyarakat dari kota satelit di sekitarnya (Bodetabek). Menurut dia, untuk memecahkan masalah kemacetan Jakarta tidaklah sulit. Masalahnya sudah jelas dan jalan keluarnya juga sudah jelas.

Sudah jelas Jakarta macet karena masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dengan alasan layanan transportasi umum massalnya belum baik.

"Pemprov Jakarta harus segera membuka peluang Transjakarta dan moda transportasi lain diintegrasikan dengan MRT dan LRT, layanan moda transportasi umum massal yang dikelola oleh pemerintah nasional. Tidak hanya bikin Jak Lingko untuk Transjakarta dan angkot semata, masih terlepas dari layanan MRT serta LRT nantinya," pungkasnya. (Baca juga: Transjakarta dan LRT Terintegrasi, Mirip Bandara Internasional)
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7086 seconds (0.1#10.140)