FSTM DKI Ajak Masyarakat Cegah Masjid Dijadikan Alat Politik

Kamis, 10 Januari 2019 - 23:24 WIB
FSTM DKI Ajak Masyarakat Cegah Masjid Dijadikan Alat Politik
FSTM DKI Ajak Masyarakat Cegah Masjid Dijadikan Alat Politik
A A A
JAKARTA - Koordinator Forum Silaturahmi Takmir Masjid (FSTM) DKI Jakarta Ahmad Muslim mengajak seluruh takmir masjid untuk melakukan upaya pencegahan agar masjid tidak dijadikan alat media politik serta disalahgunakan oleh oknum tak bertanggungjawab.

Menurutnya, hal itu dilakukan agar hubungan keharmonisan umat tetap terjaga meskipun berbeda pandangan pilihan di Pemilu 2019. Masjid tetap berfungsi sebagai tempat ibadah menebar rahmat, kebaikan dan sebagai wadah pemersatu umat, bangsa dan negara.

“Menjadi tugas penting takmir masjid bersama tokoh agama dan masyarakat untuk mengikis habis sebelum tumbuh menjadi besar,” kata Ahmad Muslim dalam acara Halaqoh dan Silaturahim Takmir Masjid di Masjid Al Islah, Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta Selatan, Kamis (10/1/2019).

Dikatakan Muslim, Isu politik yang diangkat ke permukaan seharusnya bagaimana cara mengurangi kemiskinan dan pengangguran bukan dengan kampanye hitam, fitnah dan berita bohong (hoaks) agar lebih subtantif dan menciptakan sistem demokrasi yang damai.

Lebih lanjut, pihaknya juga menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendukung gerakan mengembalikan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan.

“Menolak paham radikalisme yang menyusup dari masjid ke masjid sebagaiwujud menjaga dan merawat NKRI,” imbuhnya.

Sementara itu, KH. Soleh Sofyan, M.Ag mengatakan, terminologi mesjid tidak tidak lepas dari fungsinya yang digambarkan sebagai sajadah atau tempat sujud, tempat salat yang kemudian ditafsirkan sebagai salat berjamaah.

Menurutnya, ada dua tipe orang yang dilarang masuk masjid, yaitu orang yang enggan sujud kepada Allah dan orang sombong kepada Allah. Karena itu, kalau ada ulama yang kalimatnya merendahkan orang berarti dia sombong dan tidak layak masuk masjid.

“Jangan sampai jadikan masjid sebagai sarana untuk memecah belah umat khususnya di tahun politik. Silahkan mau pilih pasangan calon siapa saja, yang jelas saya tidak mengarahkan ke salah satu paslon. Kalau mau memilih pemimpin itu harus salat istikhoroh, tidak perlu ribut-ribut di sosial media," katanya.

KH Soleh Sofyan menambahkan saat Pilgub DKI 2017 ada orang-orang yang menulis-nulis untuk disebarkan ke sosial media dari masing-masing kubu yang tidak memperdulikan kebenaran informasi tersebut.

“Fenomena ini yang berbahaya karena menyebarkan kebohongan secara luas di tengah masyarakat,” katanya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5750 seconds (0.1#10.140)