Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Memiliki Tabiat Buruk
A
A
A
BEKASI - Haris Simamora pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi ternyata dikenal berperilaku kurang baik. Sebelumnya dia tinggal di kawasan Pekanbaru, Riau.
"Jadi gini, HS itu memang di keluarganya sudah dianggap dia itu anak nakal memang di Pekanbaru sana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (17/11/ 2018).
Meski begitu, HS baru sekali tercatat melakukan tindak pidana. Walau baru sekali, apa yang dia lakukan itu bisa membuatnya terancam hukuman mati karena polisi menyertakan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana pada tindakannya.
Sejauh ini diketahui dia membunuh Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita dengan menggunakan kedua belah sisi linggis. Pertama-tama dia memakai sisi yang tumpul untuk memukul kepala korban.
Setelah korban merasa tak karuan sehabis dihantam kepalanya dengan linggis, barulah dia menggunakan sisi yang tajam untuk menusuk lehernya. Kemudian, setelah itu diseretlah tubuh korban dengan linggis yang masih tertancap di leher.
Sedangkan dua buah hati Diperum dibunuh dengan cara dibekap dan dicekik. Semua korban dibunuh saat tertidur lelap.
"Linggis itu kan ada dua muka, yang satu itu tajam, yang satunya itu tumpul. Yang tajam itu dipakai untuk menikam, yang tumpul untuk memukul. Bisa jadi satu alat. Tapi kan ini masih dalam proses pengembangan," tandas Argo.
"Jadi gini, HS itu memang di keluarganya sudah dianggap dia itu anak nakal memang di Pekanbaru sana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (17/11/ 2018).
Meski begitu, HS baru sekali tercatat melakukan tindak pidana. Walau baru sekali, apa yang dia lakukan itu bisa membuatnya terancam hukuman mati karena polisi menyertakan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana pada tindakannya.
Sejauh ini diketahui dia membunuh Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita dengan menggunakan kedua belah sisi linggis. Pertama-tama dia memakai sisi yang tumpul untuk memukul kepala korban.
Setelah korban merasa tak karuan sehabis dihantam kepalanya dengan linggis, barulah dia menggunakan sisi yang tajam untuk menusuk lehernya. Kemudian, setelah itu diseretlah tubuh korban dengan linggis yang masih tertancap di leher.
Sedangkan dua buah hati Diperum dibunuh dengan cara dibekap dan dicekik. Semua korban dibunuh saat tertidur lelap.
"Linggis itu kan ada dua muka, yang satu itu tajam, yang satunya itu tumpul. Yang tajam itu dipakai untuk menikam, yang tumpul untuk memukul. Bisa jadi satu alat. Tapi kan ini masih dalam proses pengembangan," tandas Argo.
(sms)