Sambut 75 Tahun RI Merdeka, Bunga Rampai Angkat Kuliner Rakyat ke Level Global

Minggu, 16 Agustus 2020 - 22:07 WIB
loading...
Sambut 75 Tahun RI Merdeka, Bunga Rampai Angkat Kuliner Rakyat ke Level Global
Beragam cara dilakukan masyarakat dalam menyambut HUT Kemerdekaan RI Ke-75. Seperti yang dilakukan Resto Bunga Rampai yang membuat inovasi kuliner. Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Beragam cara dilakukan masyarakat dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI Ke-75. Seperti yang dilakukan Resto Bunga Rampai yang membuat inovasi kuliner .

Resto ini mengangkat makanan dan minuman rakyat seperti rujak beubek, cendol duren, dan kepyok nangka, ke level internasional. Makanan rakyat itu dikawinkan dengan desert Italia dengan sebutan gelato, sejenis es krim. Hingga lahirlah produk gelato rujak beubek, gelago cendol duren, dan gelato kopyor nangka.

Denny JA, konsultan politik, penggemar berat gelato, mengaku terpana dengan inovasi itu. Menurut dia, Bunga Rampai punya kapasitas melakukan inovasi itu. Alasannya, tahun lalu Bunga Rampai mendapat penghargaan tertinggi Adikarya 2019 sebagai restoran terbaik di Jakarta untuk kategori Indonesian Formal Dining.

Resto ini mengalahkan empat nominasi lain, Kembang Goela (Sudirman), Harum Manis (Sudirman), Roro Jonggrang (Menteng), dan Seribu Rasa (Menteng). (Baca juga: Berjuang Melawan Covid-19, Begini Siswa PAUD di Jakarta Semarakkan HUT Kemerdekaan RI)

Dikatakan Denny, sudah beberapa kali resto ini diundang sebagai penyedia makanan pertemuan pemimpin dunia di Davos, Swiss (World Economic Forum). Dalam forum itu, para pemimpin pemerintahan, bisnis dan civil society dunia berjumpa.

Hal yang istimewa dari resto ini yakni mengangkat makanan Indonesia dari Aceh hingga Papua ke tingkat internasional. "Resto ini acap kali dijadikan tempat untuk menjamu tamu negara. Juga didatangi selebriti internasional," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (16/8/2020).

Dengan pengalaman itu, inovasi kuliner Bunga Rampai mengangkat makanan rakyat Indonesia ke level internasional memang memiliki track record yang kuat. Menurut Denny JA, saat ini memang semakin banyak produk Indonesia yang go internasional. Denny mencontohkan warisan budaya Indonesia seperti batik, lagu bengawan Solo, dan gamelan Jawa.

Pada 2019 di New York, dalam pertemuan delegasi sejumlah negara untuk bidang keamanan PBB, sebagian dari mereka menggunakan kemeja batik Indonesia. Baju atas batik, tapi celana dan sepatu dipadu dengan karya negara lain. Sejak 2019, UNESCO sudah menetapkan batik Indonesia sebagai “masterpiece oral and tangible heritage of humanity".

Pada 2018 di Korea Selatan, seorang profesor musik di Seoul Institute of Art, Lee Jung Pyo, menyanyikan lagu Bengawan Solo. Ia mengiringi lagu itu dengan alat tradisional Korea, Gayageum, sejenis kecapi. Dalam hitungan hari, video Bengawan Solo oleh Lee Jung Pyo itu viral di dunia maya hingga ditonton 230 ribu kali. (Baca juga: Langgar Prosedur, Ahli Epidemiologi UI Ragukan Obat COVID-19 Unair)

Selain itu, di Belanda pada 2018, tepatnya di Teater Muziek & DansSchool, Amsterdam, publik di sana dibuat terpana mendengar alunan gamelan Jawa. Alat tradisional Indonesia dengan suara merdu para pesinden, dikawinkan dengan bunyi Saxophone. "Itu semua produk lokal Indonesia yang dikawinkan dengan elemen internasional. Kini inovasi juga terjadi di dunia kuliner," tuturnya.

Denny membayangkan jika Resto Bunga Rampai kembali diundang menyediakan makanan bagi World Economic Forum di Davos, Swiss. "Sungguh seru jika di sela- sela percakapan krisis ekonomi dan cara memperbaikinya, para pemimpin dunia itu menikmati rujak beubek, cendol duren dan kopyor nangka dalam bentuk gelato. Denny JA mengaku bangga, istrinya, Mulia Jayaputri, memiliki dan mengelola Resto Bunga Rampai itu.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2605 seconds (0.1#10.140)