Produksi Liquid Vape Narkoba Dikendalikan Empat Napi Rutan Cipinang

Kamis, 08 November 2018 - 18:48 WIB
Produksi Liquid Vape Narkoba Dikendalikan Empat Napi Rutan Cipinang
Produksi Liquid Vape Narkoba Dikendalikan Empat Napi Rutan Cipinang
A A A
JAKARTA - Polda Metro Jaya mendatangi laboratorium liquid vape yang mengandung methylenedioxy methamphetamine (MDMA) dan cannabies sintesas (ganja sintesis) di Jalan Janur Elok VII, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Selama ini, laboratorium yang berada di sebuah rumah mewah itu sudah memproduksi 22 jenis liquid narkoba dan telah beredar luas di 48 kota di Indonesia.

Kasubdit Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, AKBP Calvijn Simanjutak mengatakan, laboratorium ini dikendalikan oleh empat orang narapidana (napi) Rutan Cipinang, yakni TY (28), VIN (28), HAM (28), dan COK (35). Melalui keempatnya, transaksi dan pengaturan produksi kemudian dilakukan oleh istri TY, DW, dan rekannya BR.

Dalam mengendalikan laboratorium liquid vape tersebut, TY memanfaatkan sejumlah remaja untuk mengekstrak ekstasi dan ganja sintesis itu. Kedua jenis barang haram tersebut kemudian digunakan sebagai bahan baku liquid yang kemudian disebar dengan produk barang 2 mm dan 5 mm. Satu botolnya dijual dengan harga Rp350 Rbu hingga Rp450 ribu. (Baca juga: Edarkan Liquid Narkoba, Tiga Mahasiswa Diciduk )

Menurut Calvijn, meskipun kondisi rutan tertutup dari aktivitas luar, namun TY dapat mengendalikan laboratorium ini dari dalam. TY mengendalikan proses pembuatan melalui kunjungan keluarga napi. Kemudian menyerahkan suplai bahan baku kepada VIN. Sedangkan urusan keuangan diserahkan kepada COK, dan proses pemasaran dikendalikan HAM.

Dengan peran berbeda inilah, jaringan ini mampu memproduksi liquid vape beromset Rp4,2 miliar dari satu jenis. Dengan 22 barang yang telah diproduksi, omzet industri rumahan yang dilakukan TY bisa mencapai Rp92,4 miliar dalam setahun.

“Kami masih memburu beberapa orang lain yang menjadi kurir bahan produksi. Bagaimanapun ada ekstasi dalam proses pembuatan ini,” kata Calvijn di lokasi laboratorium liquid vape, Jalan Janur Elok VII, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (8/11/2018).

Di tempat yang sama, Kepala Rutan Klas 1 Cipinang, Oga Darmawan, menegaskan, pihaknya selama ini tidak pernah mengendurkan penjagaan hingga menyebabkan warga binaan bisa mengendalikan narkoba dari rutan.

Oga menyebutkan, saat ini pihaknya kewalahan dengan kondisi warga lapas. Dari kapasitas 1.100 orang, Rutan Cipinang kini dihuni 4.335 orang. Akibatnya penjagaan tidak maksimal karena hanya 20 orang yang berjaga setiap harinya. “Belum dibagi dengan tower dan pintu masuk, maka penjagaan kami sangat minim,” kata Oga.

Oga mengklaim penjagaan di Rutan Cipinang sebenarnya sangat ketat. Sejak kedatangan mesin jamper dari Direktorat Jendral Lembaga Permasyarakatan (Dirjen Pas) Kemenkumhan, pihaknya mampu menjadi kawasan Rutan Cipinang sebagai lokasi blang spot atau tanpa sinyal.

Meski demikian, terhadap upaya itu pihaknya menyiapkan Warung Telephone Khusus Lapas (Wartelsuspas) di lokasi. Aktivitas komunikasi telepon digunakan napi melalui ini dan terekam langsung. “Jadi kami meminimalisir kemungkinan pergerakan pelaku lapas. Kalau ada kemungkinan, kami akan langsung berkoordinasi dengan polisi,” pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9685 seconds (0.1#10.140)