Berhasil Urai Kemacetan, FAKTA Minta Ganjil Genap Dipermanenkan

Senin, 15 Oktober 2018 - 08:49 WIB
Berhasil Urai Kemacetan, FAKTA Minta Ganjil Genap Dipermanenkan
Berhasil Urai Kemacetan, FAKTA Minta Ganjil Genap Dipermanenkan
A A A
JAKARTA - Sistem ganjil genap yang dianggap mampu mengendalikan kemacetan di Ibu Kota Jakarta sudah seharusnya dipatenkan. Pasalnya, sistem ganjil genap mampu mengatasi kemacetan saat atlet Asian Games dan Asian Para Games 2018 melintasi jalan yang kerap dilanda kepadatan.

"Lalu lintas khususnya di area perjalanan atlit yang diterapkan Ganjen berjalan lancar tanpa masalah kemacetan," kata Pengamat Transportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan kepada wartawan, Senin (15/10/2018).

Dia menambahkan, kelancaran lalu lintas itu juga diikuti oleh keberhasilan menurunkan tingkat pencemaran udara Jakarta selama ganjil genap diterapkan setiap hari, terutama pada momen Asian Games. Begitu pula saat kebijakan ganjil genap (Ganjen) diperpanjang berlaku pada hari kerja, Senin-Jumat saat acara Asian Para Games.

"Perpanjangan penerapan ganjen hanya pada hari kerja Senin-Jumat ini sebenarnya menurunkan pencapaian perbaikan yang sudah dicapai selama masa pelaksanaan Asian Games dengan ganjen setiap hari. Tentunya tingkat kelancaran lalu lintas dan penurunan pencemaran udara hanya tercapai pada hari kerja saja selama Asian Para Games," urainya.

Perpanjangan penerapan perpanjangan ganjen hingga akhir Desember 2018 ini menimbulkan pendapat pro kontra di kalangan masyarakat. Perlu diingat, kebijakan pengendalian dengan ganjen hanyalah kebijakan sementara, bukan jangka panjang atau permanen. Artinya setelah menggunakan kebijakan ganjen seharusnya dilanjutkan kebijakan berikutnya yang permanen sifatnya.

"Dapat dikatakan bahwa keberhasilan penerapan ganjen ini membawa perubahan perilaku bertransportasi warga Jakarta," terangnya.

Menurut dia, sistem ganjil genap yang sudah dilakukan sejak beberapa bulan terakhir ini sudah berdampak ke hal positif. Kata dia, masyarakat sudah meninggalkan kendaraan pribadi dan mulai menggunakan transportasi umum.

"Jika penerapan ganjen dihapus maka akan manjadi sebuah kemunduran. Menjadi kemunduran yang merusak pengendalian kemacetan serta merusak kebiasaan lalu lintas warga Jakarta yang sudah ramah terhadap upaya pengendalian penggunaan kendaraan pribadi," ungkapnya.

"Warga Jakarta sudah mulai beralih dari menggunakan mobil pribadi ke angkutan umum massal secara suka rela," sambung Tigor.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5043 seconds (0.1#10.140)