Terlibat Persiapan Asian Games, Pekerja Trotoar Thamrin-Sudirman Bangga

Sabtu, 21 Juli 2018 - 06:11 WIB
Terlibat Persiapan Asian Games, Pekerja Trotoar Thamrin-Sudirman Bangga
Terlibat Persiapan Asian Games, Pekerja Trotoar Thamrin-Sudirman Bangga
A A A
JAKARTA - Situasi Jalan Thamrin dan Sudirman pada Jumat 20 Juli 2018 tampak berbeda dari biasanya. Bila biasanya jalanan ini dipenuhi kendaraan yang terkena macet.

Kini pemandangan baru terlihat di kawasan itu, sisi kiri jalan, dipenuhi oleh ratusan pekerja proyek. Mereka siang malam bekerja bergantian. Tak kenal waktu demi menyambut Asian Games yang dihelat 18 Agustus 2018 mendatang. Sudirman - Thamrin sendiri nantinya menjadi venue marathon sejauh 4.3 kilometer.

Debu-debu kemudian menumpuk di ruas jalan. Pejalan kaki tampak kebingungan lantaran trotoar mulai dipenuhi pekerja. Mereka kemudian berjalan di bahu jalan di antara jalan dan trotoar yang dibatasi tali atau traffic cone.

Beberapa pejalan kaki kemudian menggunakan masker penutup hidung. Sesakali tangannya menutupi mata agar tak terkena debu, ada pula yang kemudian menutupi dengan jaket, tas, hingga topi.

Meski pejalan kaki lalu lalang, para pekerja proyek tak menghiraukan. Mereka tampak sibuk merapihkan trotoar sekitar jalan protokol yang menyisahkan 3 hari lagi. Hujan dan panas tak berasa, entah berap liter air mineral dan batangan rokok yang telah habis di proyek ini.

Ditemui di dekat patung Sudirman atau Dukuh Atas, Yusuf (34), masih asyik dengan pekerjaanya memasang beton di sisi dekat tanaman. Wajah bercucur keringat, baju telah basah akibat keringat badan, sarung tanganya tampak mengeras dan berwarna abu terkena adukan semen.

Sesekali pria asal Pekalongan itu berhenti untuk minum air mineral di botol 1,5 liter. Botol itu ditaruh dekat tiang tak jauh dari lokasinya bekerja.

Tanpa rompi keselamatan, helm proyek, dan sepatu boots, Yusuf tampak semangat bekerja. Semen diaduk, diratakan melalui sendok semen, sebelum akhirnya keramik dipasang.

Sudah empat jam Yusuf bekerja seperti itu. Pinggang terasa nyeri lantaran ia telah lama berjongkok, untuk menghibur diri, ia sesekali bercanda dengan temannya menyiramkan air ke temannya yang bekerja.

"Yah bangga mas. Seengganya saya cukup senang menjadi bagian dari proyek Asian Games, walaupun cuma trotoar doang," jawabnya saat ditanya kebanggaanya terlibat dalam proyek ini.

Meskipun telah mengantongi uang sebesar Rp100.000 per hari dari bekerja selama 10 jam, Yusuf tak puas. Apalagi mandornya, menawarkan bagi siapapun yang bekerja lebih akan mendapatkan uang lembur, ia kemudian menambah kerja sampai jam 12 malam.

"Udah dua minggu ini, mandor nawarin lembur, sebelumnya sih ngelarang. Supaya enggak cape, tapi kalau ada uang lebih enggak kerasa capek," canda Yusuf.

Dari bekerja lebih ini, Yusuf mampu mendapatkan penghasilan sebanyak Rp220.000 hingga Rp230.000 per hari. Uang itu ia kumpulkan untuk dikirimkan ke kampung setiap awal pekan.

Memang di antara sejumlah ruas Jalan Thamrin-Sudirman, dari patung Sudirman-Mayapada tower lah yang mulai rampung. Di ruas itu trotoar telah terpasang rapih lengkap dari line cross untuk kaum disabilitas.

Trotoar kian teduh dengan adanya penutup trotoar sepanjang satu meter. Lalu lalang pejalan kaki tak terganggu lantaran mereka berjalan di sisi trotoar yang telah jadi sepanjang tiga meter. Sementara sisa dua meter masih dalam tahap pemasangan beton.

Taman-taman kemudian telah ditanami sejumlah pohon mulai dari pohon palm, rumput, hingga kembang. Taman pohon ini mempercantik kawasan trotoar Sudirman-Thamrin.

Ketika Yusuf dan delapan temannya sedang bekerja, Pian (27), rekannya asyik menyiramkan air terhadap proyek. Pian melakukan ini agar debu tak bertebrangan karena proyek.

"Inisiatif saja mas, soalnya pernah disindir pejalan kaki," ungkapnya.

Pian, Yusuf, dan delapan teman lainnya dikomandoi oleh Seorang Mandor. Mandor ini bertugas mengawasi pekerja agar lancar dan rapih.

Di ruas tempat Yusuf bekerja, sepanjang 150 meter terdapat empat orang mandor. Satu mandor mengawasi 10 - 12 orang. Setiap pukul 7 malam, para pekerja ganti sif. Namun baginya ingin lembur, mandor mempersilakan.

Berbeda dengan kawasan ruas patung sudirman, kondisi belum bertaman terlihat di kawasan dekat Semanggi, atau Polda Metro Jaya. Di tempat itu tanah merah terlihat menggunung diantara trotoar.

Saat SINDO mendatangi tempat itu, kondisi trotoar masih belum jadi. Tanah merah masih diaduk dengan mesin alat berat milik PT WIKA. Alat berat itu membuat taman yang menjadi pembatas jalan raya dengan trotoar.

Meski demikian, pekerja di ruas ini jauh lebih banyak di bandingan dengan ruas Patung Sudirman. Selain membuat taman, pekerja lainnya tampak membenahi trotoar jalan. Debu menyekat dan butiran semen tampak memenuhi jalan.

Pejalan kaki di tempat ini cukup terganggu, tanpa adanya seng pembatas membuat pejalan kaki melangkah cepat menghindari proyek. Mereka berjalan diantaran proyek taman dan jalan yang dibatasi tali.

"Debunya nyesek mas. Bikin kotor, ke muka jadi lengket," ucap Deby (26), salah satu karyawan swasta.

Deby tak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini. Ia berharap kontraktor proyek lebih peka terhadap pejalan kaki. Proyek pun disarankan menggunakan pembatas seng, agar debu tak mengganggu hingga ke jalan.

Di proyek ini, pekerja tampak lengkap menggunakan seragam keselamatan, mulai dari helm proyek, sepatu boots, hingga rompi warna merah.

Begitupun dengan operator sejumlah alat berat, meskipun resiko kecelakaan rendah karena di dalam kendaraan, mereka tetap memperhatikan keselamatan kerja.

"Kalau enggak pakai, bisa di maki, bahkan kita bisa ngga boleh kerja sehari," kata Romlan (42), pekerja.

Romlan tak tau pasti jumlah pekerja disini. Namun ia memprediksi untuk ruas jalan Thamrin Sudirman sepanjang 4,3 kilometer, ratusan bahkan ribuan orang terlibat dari pagi-malam. Sebab proyek sendiri dijalankan 24 jam nonstop.

Namun dari satu mandor, untuk proyek awal mulai membuat rangka hingga betonisasi trotoar sedikitnya 15 orang termasuk operator alat berat yang dikomandoi mandor.

Di ruas jalan ini sendiri sedikitnya ada puluhan mandor. "Saya hafal, soalnya kalo pagi mereka suka pada rapat gitu," ucap Romlan.

Dibandingkan dengan ruas jalan dari patung Sudirman hingga ke arah dekat tugu pemuda. Kondisi jauh tak tertib terlihat di kawasan dekat Bundaran HI, atau tepatnya di depan gedung Pertamina.

Penjaga keamanan dari PT MRT seringkali terlibat cekcok dengan pejalan kaki. Lantaran melarang pejalan kaki berjalan di sisi trotoar yang telah jadi maupun ruas jalan setapak di jalan.

Saat SINDO menyambangi kawasan itu. Seorang petugas keamanan PT MRT tampak terlihat cekcok dengan seorang warga negara India yang melintas.

WN India ini kecewa lantaran dirinya tidak boleh melintas di sisi jalan, sementara trotoar jalan tengah dibangun. Sementara Satpam bersikukuh apa yang dilakukan atas perintah pimpinan.

Beruntung adumulut tak berlangsung lama lantaran di halau oleh pekerja proyek yang bekerja, sementara Satpam di tenangkan oleh sejumlah rekan rekannya.

"Satpam MRT reseh kok. Dulu ada orang dikejar karena ambil foto. Mas aja beruntung hapenya ngga diambil karena ambil foto," ucap Rudi, 33, salah satu pengemudi ojek online yang mangkal di kawasan bunderan HI.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan pembangunan proyek Thamrin-Sudirman dilakukan oleh tiga pengelolah, yakni PT Wijaya Karya yang mengelola dari Patung Obor hingga Patung Pemuda. Kemudian PT Jaya Konstruksi yang mengelolah dari jalan Layang Mas Mansyur sampai dengan kawaan Dukuh Atas. Dan PT MRT Jakarta yang di mengelolah Stasiun Sudirman dan Bundaran HI.

Sementara untuk pembangunannya, dibagi dalam empat zona, yakni zona 1 meliputi Grand Sahid hingga Le Meridien, zona 2 dari Gedung Astra hingga Gedung BNI, zona 3 dari Gedung Keppel hingga Gedung Mayapada, dan zona 4 Gedung Indosemen hingga Gedung Indofood.

Dalam proyek ini, Pemrov DKI merubah trotoar dari sebelumnya 3-4 meter diperlebar menjadi 8-9 meter. Trotoar ini nantinya dilengkapi spot kebudayaan dan kios yang menjual pernak pernik Asian Games hingga kartu Transjakarta.

"Setelah trotoar rapih. Kami fokuskan mengecetnya, tapi kini ada yang sudah di cat. Sengaja di lakukan mepet, supaya tidak pudar pas Asian Games," ucap Sandi.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan ada 1,2 kilometer trotoar yang menjadi tanggung jawabnya. Panjang iru meliputi 200 meter trotoar yang dirapikan di sekitar Stasiun MRT Senayan, 200 meter di Stasiun Istora, 200 meter di Stasiun Bendungan Hilir, 200 meter di Stasiun Setiabudi dan 400 meter di Bundaran HI.

Sekretaris Daerah Jakarta, Saefulloh menyebutkan proyek trotoar Thamrin-Sudirman mencapai Rp200 miliar. Dana itu didapat dari konsesi sisa pembangunan simpang susun Semanggi.

Tak hanya trotoar pembangunan juga meliputi kotak utilitas (box ducting) guna menyimpan kabel-kabel utilitas. Kotak itu nantinya mempermudah pemeliharaan kabel yang berada di bawah trotoar. Sehingga tidak merusak trotoar saat pemeliharaan.

"Nanti tidak lagi tampak bergelantungan gitu seperti kebanyakan di jalan Jakarta. Pedestriannya harus kita buat ramah pejalan kaki," jelasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7810 seconds (0.1#10.140)