Tumpukan Sampah di Hutan Mangrove Dipastikan dari Luar Jakarta

Senin, 19 Maret 2018 - 06:27 WIB
Tumpukan Sampah di Hutan Mangrove Dipastikan dari Luar Jakarta
Tumpukan Sampah di Hutan Mangrove Dipastikan dari Luar Jakarta
A A A
JAKARTA - Sebanyak 1.000 m3 sampah penuhi hutan mangrove di kawasan Teluk Jakarta, Muara Angke, Jakarta Utara. Sampah yang baru berhasil diangkat sebanyak 25 ton itu dipastikan berasal dari daerah luar Jakarta.

Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ali Maulana mengatakan, sampah di Teluk Jakarta itu merupakan dampak adanya angin darat yang umumnya terjadi pada Januari, Februari dan Maret setiap tahunya. Sampah-sampah tersebut menyangkut di hutan mangrove atau hutan bakau yang umumnya tidak ada orang.

Namun, kata Ali, hampir setiap tahun setelah angin darat, pihaknya terus membersihkan sampah-sampah tersebut. Tahun kemarin dia menyebut membersihkan di hutan bakau Pluit.

"Nah tahun ini kita di hutan mangrove Muara Angke yang luasanya 1.000 meter lebih. Perkiraaan sampah sebanyak 1.000 m3 dan baru berhasil diangkat sebanyak 25 Ton," kata Ali Maulana saat dihubungi, Minggu 18 Maret 2018.

Ali menjelaskan, kondisi sampah yang menyangkut di akar hutan mangrove dan letak hutan yang jauh dan luas menyulitkan pihaknya untuk membersihka sampah itu. Sabtu 17 Maret, pihaknya menggunakan empat kapal perahu kecil dan membawanya ke dermaga Muara Angke. Kemudian, Minggu 18 Maret 2018 pihaknya menggunakan satu eskavator amphibi di hutan mangrove dan satu eskavator spider di dermaga angke. Jumlah personil sendiri sekitar 400 dan terbagi dalam beberapa shift.

Menurut Ali, sampah-sampah teluk Jakarta bukanlah dari 13 sungai yang melintasi Jakarta. Meskipun ada, persentasinya hanya sebagian kecil. Sebab, 13 sungai yang mengalir ke sembilan muara telah dijaga menggunakan skat dan jaring dari hulunya. Hal itu bisa dilihat dari bersihnya sembilan muara dan 13 sungai yang ada.

"Asal sampah ini dari daerah-daerah luar darat Jakarta. Bisa kita pastikan itu. Fenomena sampah ini dari daerah lain," tegasnya. (Baca Juga: Hutan Mangrove Laut Bekasi Menyusut Ribuan Hektare
Untuk menjaga tidak terulangnya kembali persitiwa menumpuknya sampah di Teluk Jakarta, Ali menyampaikan, akan memasang sekat bambu dan jaring sebelum sampah menembus hutan mangrove ataupun hutan bakau. Dengan begitu, petugas kebersihan bisa dengan mudah membersihkan sampahnya.

"Disampaikan Pak Gubernur Anies, bambu dan jaring akan dipasang sebelum sampah masuk ke hutan mangrove," ungkapnya.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menuturkan, pemasangan jaring akan dilakukan dari hilir, tengah dan hulu untuk menjaring sampah yang keluar dari sungai-sungai di DKI. Dia berharap sungai-sungai di kanan kiri Jabodetabek melakukan hal yang sama.

"Jaring bukan hanya di teluk. nanti pemasangan jaring-jaring itu sepanjang sungai sampai ke muara sehingga bukan hanya diujung nya. kalau hanya diujung saja berat," ungkapnya.

Sebagai kepala Badan Kerjasama Pembangunan Jabodetabekjur, Anies menyatakan, pembersihan sungai masing-masing dikerjakan oleh pemerintah daerah setempat yang memiliki sungai di wilayahnya. "Masing-masing kita kerjakan bagian kita," pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike meminta Pemprov DKI Jakarta tidak hanya membersihkan sampah tanpa mendidik warga melalui pemberdayaan ekonomi. Menurutnya, sampah tidak akan bisa berkurang dengan hanya dibuang dan dibuang.

"Kalau warga masing-masing diberikan pendidikan mengolah dan memilah sampah rumah tangga, sampah akan berkurang sendiri. Apalagi kalau sampai ada pemberdayaan ekonomi. Saya yakin Wakil Gubernur Sandiaga memahami itu," tegasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7482 seconds (0.1#10.140)