Senin, Ganjil Genap Berlaku di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur

Minggu, 11 Maret 2018 - 13:42 WIB
Senin, Ganjil Genap Berlaku di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur
Senin, Ganjil Genap Berlaku di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur
A A A
BEKASI - Menjelang penerapan ganjil genap di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur pada Senin (12/3/2018) ini. PT Jasa Marga (Persero) mengaku sudah mempersiapkan segala kesiapannya. Sedangkan, pemerintah setempat sudah melakukan persiapan sedemikian rupa dalam penerapan itu.

Pantauan KORAN SINDO di gerbang tol (GT) Bekasi Barat dan Bekasi Timur, pemasangan rambu dan marka sudah dilakukan beberapa hari lalu, hal itu bisa dilihat dari rambu yang berada di GT Bekasi Barat 1, GT Bekasi Barat 2, dan GT Bekasi Timur 2 di Jalan Joyo Martono.

Pemasangan itu agar masyarakat menyadari pemberlakuan skema ganjil kendaraan pribadi pada akses arah Jakarta pada pukul 06.00-09.00 WIB pada Senin-Jumat. ”Kami siapkan jalur bus dengan marka maupun rambu,” ujar AVP Corporate Communication PT Jasa Marga, Dwimawan Heru ketika dihubungi, Minggu (11/3/2018).

Menurutnya, selain aturan ganjil genap untuk kendaraan pribadi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga menetapkan dua kebijakan untuk mengurai kepadatan kendaraan di ruas Tol Cikampek. Aturan untuk pembatasan Jam Operasional Angkutan Barang pada Golongan III, IV dan V.

Yang mana diberlakukan mulai pukul 06.00-09.00 WIB pada Senin-Jumat di ruas Cawang sampai Karawang Barat (dua arah), serta penetapan Lajur Khusus Angkutan Umum di Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah Jakarta pada ketentuan waktu yang sama.

General Manager Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Raddy Lukman, memaparkan terkait kebijakan jam operasional truk angkutan barang, ada 22 rambu yang disebar di ruas tol. ”Rambu-rambu truk dipasang dari arah Cawang sampai Karawang Barat dan 22 rambu pembatasan truk,” katanya.

Menurutnya, Jasa Marga juga telah membuat marka jalan setiap 500 meter sebagai penanda Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU) Bekasi Timur arah Jakarta dan Bus Transjabodetabek Premium. Dan papan pesat ‘Variabel Message Sign’ sebanyak 18 unit dari Cawang sampai Cikampek.

Raddy menjelaskan, dalam penerapan ini ada sekitar 8.000 kendaraan pribadi yang terdampak pada pemberlakuan skema ganjil genap pada ketiga akses tol arah Jakarta tersebut.”Memang sangat banyak dampaknya, terutama kendaraan pribadi yang menuju arah Jakarta melalui dua gerbang tol itu,” jelasnya.

Rinciannya, 2.600 kendaraan yang melalui Bekasi Barat 1, 3.000 kendaraan di Bekasi Barat 2 dan 2.400 kendaraan di Bekasi Timur yang memasuki akses tol arah Jakarta pukul 06.00-09.00 WIB. ”Tapi kebijakan ini untuk mengurai kemacetan parah di tol Jakarta–Cikampek,” tegasnya.

Apalagi, kata dia, kajian soal laju kepadatan lalu lintas menyatakan bahwa v/c ratio di Gerbang Tol Bekasi Timur dan Bekasi Barat telah melampaui ratio 1, tepatnya 1,1. Sesuai kajian dua gerbang tol ini merupakan segmen terpadat. ”Dua gerbang itu sangat padat daripada lainya,” katanya.

Dengan v/c ratio 1,1, artinya arus kepadatan lalu lintas pun berhenti (stuck), tidak bergerak. Sehingga mau tidak mau banyak pengendara yang putar balik keluar dari antrean gerbang tol dengan harapan dengan penataan ini arus lalu lintas dirusa tol Jakarta Cikampek jadi tidak begitu macet.

Sementara Dinas Perhubungan Kota Bekasi menyebutkan, penerapan yang dilakukan Senin (12/3) ini akan mengancam 10 ruas jalan arteri. Sebab, kendaraan pribadi berplat nomor tak sesuai jadwalnya pada saat itu akan mencari jalan menuju Jakarta tanpa melintas masuk jalan tol.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan, jalan arteri akan jadi sasaran jalur alternatif bagi pengendara kendaraan pribadi melarikan diri dari kebijakan tersebut. Karena pengendara kendaraan pribadi saat ini masih enggan pindah ke kendaraan umum.

”Pasti mereka yang terbiasa membawa kendaraan pribadi akan cari cara lain untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi meski sistem ini diterapkan,” katanya.

Sehingga, limpasan kendaraan pribadi akan memenuhi beberapa ruas jalur arteri yakni Jalan KH Noer Ali, Jalan M Hasibuan, Jalan Cut Mutia, Jalan Chairil Anwar, Jalan KH Joyomartono. Kemudian ke Jalan Ahmad Yani, Jalan Sudirman, Jalan Sultan Agung, Jalan Ir H Juanda serta Jalan Raya I Gusti Ngurah Rai.

Apalagi, jalan ini merupakan jalur yang menghubungkan antara Bekasi-Jakarta. ”Imbasnya kemacetan akan berpindah, dari dalam tol ke dalam Kota Bekasi,” tegasnya.

Untuk itu, Yayan mengimbau agar pengendara memanfaatkan ruas Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Bekacayu) selama sistem ganjil-genap berlangsung di ruas Tol Jakarta-Cikampek. ”Akses jalan ke DKI Jakarta melalui jalur arteri akan macet padat, jadi pengendara ke Tol Becakayu,” katanya.

Menurutnya, warga yang keluar dari Perumahan Kemang Pratama dan Grand Galaxy City bisa memanfaatkan tol Becakayu. Meskipun, selama ini ruas tol tersebut jarang dimanfaatkan lantaran harganya yang terlampau mahal, yakni sebesar Rp14 ribu.

Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi (DTKB) Harun Alrasyid memprediksi jumlah titik kemacetan di Kota Bekasi akan bertambah dalam penerapan kebijakan ganjil genap. Padahal, pemerintah sempat belum berhasil mengentaskan 19 titik macet yang ada di dalam wilayah mereka. ”Kemacetan Bekasi akan bertambah parah,” katanya.

Dia menambahkan, lokasi yang akan menjadi titik simpul kemacetan baru di antaranya adalah pintu tol yang tidak mengalami pembatasan ganjil genap. Adapun, beberapa pintu tol terdekat Tol Tambun, Pondok Gede, Jati Asih, Jatiwaringin dan Pondok Kelapa.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8050 seconds (0.1#10.140)