Polisi Bakal Periksa Dokter Terkait Kasus Narkoba Fachri Albar
A
A
A
JAKARTA - Artis Fachri Albar sempat menyebut nama seorang dokter saat diperiksa penyidik Polres Jakarta Selatan dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Bahkan, polisi juga bakal memeriksa memeriksa dokter yang disebut Fachri itu.
Hal itu disampaikan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto di Mapolres Jakarta Selatan, Jalan Wijaya Raya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun, dia enggan menyebutkan nama dokter yang disebut Fachri itu.
Mardiaz mengatakan, alasan Fachri memakan obat-obatan terlarang itu lantaran disarankan oleh dokter tersebut. Karena, Fachri tengah mengalami depresi.
"Kita akan cek depresi apa, mulai kapan, mana buktinya, lalu benar tidaknya dia dalam treatment. Bila memang dari dokter, tentu dokternya kita panggil nanti, kita cek ada resep dokternya tidak," katanya.
Maka itu, dalam waktu dekat dia bakal memanggil dokter psikologis tersebut untuk mengecek kebenaran dari keterangan Fachri. (Baca Juga: Ketakutan, Fachri Bungkam Soal Asal-usul Narkoba yang Dikonsumsinya
"Kalau menurut kami, dia (Fachri) sih normal saja, tapi kan depresinya orang itu berbeda-beda karena tekanannya juga berbeda," kata Mardiaz.
Hal itu disampaikan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto di Mapolres Jakarta Selatan, Jalan Wijaya Raya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun, dia enggan menyebutkan nama dokter yang disebut Fachri itu.
Mardiaz mengatakan, alasan Fachri memakan obat-obatan terlarang itu lantaran disarankan oleh dokter tersebut. Karena, Fachri tengah mengalami depresi.
"Kita akan cek depresi apa, mulai kapan, mana buktinya, lalu benar tidaknya dia dalam treatment. Bila memang dari dokter, tentu dokternya kita panggil nanti, kita cek ada resep dokternya tidak," katanya.
Maka itu, dalam waktu dekat dia bakal memanggil dokter psikologis tersebut untuk mengecek kebenaran dari keterangan Fachri. (Baca Juga: Ketakutan, Fachri Bungkam Soal Asal-usul Narkoba yang Dikonsumsinya
"Kalau menurut kami, dia (Fachri) sih normal saja, tapi kan depresinya orang itu berbeda-beda karena tekanannya juga berbeda," kata Mardiaz.
(mhd)