WHO Peringatkan soal Covid-19 Varian JN.1, Desak Negara Lakukan Pengawasan Ketat

Selasa, 19 Desember 2023 - 12:50 WIB
loading...
WHO Peringatkan soal Covid-19 Varian JN.1, Desak Negara Lakukan Pengawasan Ketat
WHO mengeluarkan peringatan soal Covid-19 varian JN.1 yang menyebabkan kasus di sejumlah negara melonjak. Disebutkan virus ini terus berevolusi dan berubah. Foto/Getty Images
A A A
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan soal Covid-19 varian JN.1 yang menyebabkan kasus di sejumlah negara melonjak. Disebutkan bahwa virus ini terus berevolusi dan berubah.

Melihat melonjaknya kasus Covid-19 akibat varian JN.1 di beberapa negara seperti Singapura dan China, WHO mendesak negara-negara untuk terus melakukan pengawasan ketat sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus.

Dilansir dari Live Mint, Selasa (19/12/2023) pemimpin teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove menjelaskan penyebab lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini dan tindakan pencegahan apa yang dapat diambil.

"Dr @mvankerkhove berbicara tentang lonjakan penyakit pernapasan #COVID19 dan subvarian JN.1 saat ini. WHO terus menilai situasinya," tulis WHO di akun X resminya.



WHO Peringatkan soal Covid-19 Varian JN.1, Desak Negara Lakukan Pengawasan Ketat

Foto/Infografis SINDOnews

"Ikuti saran kesehatan masyarakat WHO untuk menjaga keluarga dan teman Anda tetap aman selama musim liburan ini," sambungnya.

Maria Van Kerkhove melalui media sosial pribadinya mengatakan bahwa sejumlah patogen telah menyebabkan peningkatan penyakit pernapasan di seluruh dunia. Termasuk Covid-19, flu hingga mycoplasma pneumonia.

"Penyakit pernapasan meningkat di seluruh dunia karena sejumlah patogen termasuk #COVID19, #flu, rhinovirus, mycoplasma pneumonia dan lainnya SARS-CoV-2 terus berkembang. JN.1 (subvarian BA.2.86) sudah menjadi VOI dan terus meningkat peredarannya," kata Maria.

Dalam pesan videonya, Maria mengungkap bahwa lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini disebabkan oleh berbagai alasan. Termasuk meningkatnya pertemuan selama musim liburan dan infeksi lainnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1140 seconds (0.1#10.140)