Anies Memimpin, Alumni 212: Pakai Satu Tangan Alexis Tutup

Rabu, 07 Februari 2018 - 00:01 WIB
Anies Memimpin, Alumni 212: Pakai Satu Tangan Alexis Tutup
Anies Memimpin, Alumni 212: Pakai Satu Tangan Alexis Tutup
A A A
JAKARTA - Anies Rasyid Baswedan telah resmi memenangkan Pilgub DKI Jakarta dan menumbangkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sebagai orang nomor satu di Jakarta berdasarkan pengumuman dari KPU. Anies dan Sandiaga Uno kini tengah memimpin Jakarta untuk lebih baik lagi.

Maka itu, aktivis dan budayawan Geisz Chalifah mengaku tak setuju dengan anggapan kemenangan Anies-Sandi lantaran menggunakan isu SARA. Dia menegaskan, kemenangan Anies-Sandi adalah kemenangan warga DKI Jakarta.

"Saya tak setuju jika kemenangan Anies-Sandi dikatakan karena isu SARA," tegas Geisz dalam diskusi bertajuk 100 Hari Anies Sandi, Benarkah Ada Jakarta Bersyariah, Bagaimana Realisasinya? seperti rilis yang diterima di Jakarta, Rabu (7/2/2018).

Menurut dia, aksi 212 merupakan reaksi yang spontanitas. "Sebenarnya itu adalah sebuah aksi reaksi saja ketika relawan Teman Ahok berkampanye lebih baik kafir tapi tidak korupsi dari pada muslim tapi korupsi. Inikan seolah menuduh semua pemimpin dari orang muslim itu korupsi," tambahnya.

Geisz menegaskan, jangan juga isu syariah ini digeneralisir menjadi anti NKRI, dan intoleran. Apapun itu, kata dia, masyarakat harus mengucapkan terima kasih kepada Ahok. Karena tanpa Ahok maka tak akan mungkin muncul sosok pemimpin seperti Anies.

"Jadi kekalahan Ahok ini bukan karena isi SARA tapi lebih pada pribadi Ahok sendiri. Wong yang ikut aksi 212 itu teman-teman saya banyak kok yang sekuler, tukang mabok juga tapi merasa terganggu dengan ucapan Ahok," tegas Geisz yang mengaku sahabat Anies ini.

Sementara itu, Ustadz Aminuddin Presidum Alumni 212 mengatakan, sebenarnya secara kinerja ummat Islam tak ada masalah dengan Ahok. tetapi, persoalkan sebenarnya lebih pada etika kepemimpinan Ahok yang suka memgumbar kemarahan pada rakyat kecil di depan publik.

Selain itu, kata ustadz Amin, dakwah yang paling efektif adalah dakwah lewat kekuasaan. "Coba anda lihat ketika berkuasa, hanya dengan satu tanda tangan Alexis langsung ditutup," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Khatib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) KH Taufiq Damas mengatakan, isu SARA hanya dijadikan alat kampanye. Menurutnya, isu sara merupakan alat mobilisasi politik paling efektif.

"Ini tak boleh dibiarkan terus-menerus terjadi dalam sebuah moment demokrasi seperti pilkada, agama dijadikan alat politik untuk mendelegitimasi lawan. Ini berbahaya bagi kehidupan berbangsa kita," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8114 seconds (0.1#10.140)