Islam Menolak Keras Pandangan Azas Trinitas, Begini Penjelasan Imam Chirri

Sabtu, 16 Desember 2023 - 07:35 WIB
loading...
Islam Menolak Keras Pandangan Azas Trinitas, Begini Penjelasan Imam Chirri
Imam Chirri: Islam dengan tegas menolak azas Trinitas. Foto/Ilustrasi: historic images
A A A
Imam Mohammad Jawad Chirri menegaskan Islam dengan tegas menolak azas Trinitas. Hal ini disampaikan ketika menjawab pertanyaaan Prof Dr Wilson H. Guertin: "Bagaimana pandangan Islam terhadap azas Trinitas?"

Dalam dialog Prof Dr Wilson H. Guertin dan Imam Muhammad Jawad Chirri yang dikutip dari buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981), Imam Chirri menjelaskan bahwa kitab Suci Al-Qur'an menyatakan:

"Katakan, Tuhan adalah satu, dan padaNya segala sesuatunya bergantung. Dia tidak memperanakkan dan tidak diperanakkan, dan tidak ada yang sama dengan Dia." ( QS 112 :1-4)



"Dan mereka berkata: Tuhan yang Pemurah itu, mengambil anak. Sesunggahnya kamu telah membuat perkara yang luar biasa. Hampir langit pecah karenanya, dan bumi hancur, dan gunung-gunung runtuh binasa. Karena mereka menyatakan bahwa Tuhan Yang Pemurah mempunyai anak. Dan tiadalah sepatutnya Tuhan Yang Pemurah itu mengambil anak." ( QS 19 :88-92).

"Mengapa Islam menolak dengan tegas azas Trinitas?" tanya Wilson selanjutnya.

Imam Chirri menjawab bahwa Islam menolak Trinitas, sebab sifat keayahan dari Tuhan pada setiap kehidupan atau zat mati adalah tidak dapat dimengerti pada istilah jasmani, dan merendahkan konsep Tuhan. Dia adalah tidak terbatas dan juga tidak bertubuh, dan dia mencakup seluruh alam semesta. Dia tidak mempunyai teman hidup, guna memiliki anak seperti makhluk hidup yang lain

Sifat keayahan (kebapakan), jiwaNya pada setiap jiwa atau roh juga tidak dapat diterima bila hal itu diartikan lain daripada zat pencipta jiwa atau roh.

Tidak ada hubungan yang dapat diterima antara Tuhan dan setiap zat yang lain, lain daripada hubungan antara Pencipta dan ciptaanNya.



Dengan perkataan lain, zat yang lain akan berdiri sendiri (bebas) dari Tuhan, dan dia akan menjadi kawanNya.

Sekarang bila menganggap anak disatukan dengan Tuhan, hal ini akan menjadi seperti bila saya nyatakan bahwa anak saya si Ali dan saya adalah satu. Bila pernyataan yang demikian adalah benar, saya akan menjadi ayah dari diri saya sendiri, sebab saya adalah anak saya sendiri, Ali. Dan anak saya, Ali, akan menjadi anak dari dirinya sendiri, sebab dia adalah saya. Jadi, Tuhan akan menjadi ayah dari diriNya sendiri, dan anakNya akan menjadi anak dari diriNya sendiri.

Tuhan adalah tidak, dan tidak dapat menjadi ayah dari setiap kehidupan atau zat mati bila keayahannya digunakan untuk arti yang sebenarnya. Bila kata itu digunakan di dalam arti kiasan, artinya bahwa Tuhan adalah sebagai berbelas kasih pada kehidupan yang diciptakanNya sebagai Ayah, maka Dia tidak akan hanya menjadi Ayah dari satu orang tetapi Ayah dari seluruh manusia. Dan ini adalah apa yang dapat dimengerti dari sembahyangnya orang Kristen "Ayah kita, kepandaianmu di langit (sorga) ..."

"Tetapi, walaupun bersatu, pemakaian arti kiasan dari kata ini adalah bertentangan dengan Islam sebab hal itu menyesatkan dan mengacaukan pada orang-orang. Orang-orang Islam, tidak menggunakan hal itu," demikian Imam Chirri.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2154 seconds (0.1#10.140)