Menghidupkan Kembali Transportasi Air

Selasa, 16 Januari 2018 - 11:49 WIB
Menghidupkan Kembali Transportasi Air
Menghidupkan Kembali Transportasi Air
A A A
TANGERANG - Selain mengembangkan transportasi massal di darat, Pemerintah Kota Tangerang juga akan menghidupkan kembali transportasi air.

Kali Cisadane di Kota Tangerang memiliki potensi yang besar. Kali terbesar yang membelah kota industri dan jasa ini memiliki potensi ekonomi. Menghidupkan transportasi air Kali Cisadane, berarti juga menghidupkan denyut ekonomi warga.

Kabid Pengembangan Sistem Transportasi Dinas Perhubungan (Dishub) Agus Wibowo mengatakan, pengembangan Kali Cisadane sebagai transportasi air sudah dilakukan. Namun, saat ini baru sekadar rute yang ada di tingkat kota. Karena untuk bisa lintas provinsi, menjadi kewenangan pihak provinsi dan bukan kota. Namun sejauh mana kajian itu, masih terus dipelajari.

“Transportasi air ini bisa kita kembangkan. Tapi kalau lintas wilayah, ini harusnya jadi wewenang provinsi. Untuk tingkat kota, kita sudah lakukan, Mulai dari Ramayana ke Robinson,” katanya.

Sementara kapal yang akan digunakan untuk transportasi itu, pihaknya masih belum memastikan. Apakah menggunakan perahu nelayan, speedboat, atau apa, masih dalam kajian internal pihaknya. Menurutnya, Kali Cisadane yang bersih, kualitasnya masih terjaga, dan luas yang dimilikinya, menjadi salah satu faktor kali terpanjang di Jawa Barat ini dijadikan transportasi air.

“Ada beberapa kajian yang masih kami dalami, pertama kapal yang akan digunakan, kedangkalan, vertical clear-nya dengan jembatan, serta haltenya di mana, masih didalami,” katanya.

Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Hapipi mengatakan pihaknya sangat mendukung. Apalagi Kali Cisadane memang mumpuni dijadikan transportasi air warga Kota Tangerang. Menurutnya, upaya menghidupkan Kali Cisadane sebagai transportasi air telah digaungkan sejak 3-4 tahun lalu. Namun, kajian teknis yang matang terkait hal itu masih belum ada hingga saat ini.

“Tiga atau empat tahun lalu, DPRD pernah diajukan anggaran pembelian perahu, nilainya Rp4 Miliar. Cuma saat itu, pihak DPRD meminta kajiannya, termasuk kendala di jembatannya,” katanya.

Namun, pihak Dishub yang saat itu masih dipimpin Kosasih tidak bisa memberikan kajian teknis yang matang. Karena itu, anggaran yang diajukan untuk pemberian perahu tersebut dengan terpaksa ditangguhkan.

“Kalau sekarang rencana itu dihidupkan kembali, kami dari DPRD akan sangat mendukung. Tetapi jangan lupa, bentuk kajian teknisnya seperti apa? Karena ada dua jembatan menghalangi,” ujarnya.

Kedua jembatan itu berada di belakang Masjid Agung Lama Kota Tangerang dan jembatan merah UNIS Tangerang.

Kedua jembatan itu merupakan domain Provinsi Banten agar dilakukan koordinasi. Apalagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga memiliki konsep sama untuk menghidupkan jalur transportasi air di Kali Cisadane sehingga akan terhubung Serpong-Tangerang.

“Kalau Tangsel punya wacana tadi, kan tinggal koordinasi saja. Jembatan itu kan milik provinsi, tinggal koordinasi dengan provinsi. Lalu transportasi airnya bisa menjadi Serpong-Tangerang,” katanya.

Saat pengajuan keuangan Rp4 miliar itu, disebutkan tahap pertamanya akan dibangun dermaga dari Kebon Nanas ke belakang Robinson. Jenis kapalnya adalah Ferry, mengikuti DKI Jakarta.

Dengan terhubungnya Serpong-Tangerang, maka transportasi air di Kali Cisadane bisa dimulai dari ujung perbatasan Kota Tangsel-Bogor, tepatnya berada di wilayah Keranggan, Kecamatan Setu.

Kemudian di Jembatan Green Cove Serpong dan Rumah Sakit (RS) Ashobirin. Lalu lanjut lagi dari Kebon Nanas hingga ke belakang Robinson. Menurut Hapipi, transportasi air ini luar biasa.

Selain dapat menghidupkan denyut nadi perekonomian masyarakat, pemanfaatan Kali Cisadane menjadi transportasi air juga bisa menyelamatkannya air Cisadane dari pencemaran lingkungan,” katanya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Badawi mengaku mendukung rencana menghidupkan kembali transportasi air Kali Cisadane untuk warga Kota Tangerang. “Tangerang Raya itu dipimpin tiga anak muda, ada Zaki di Kabupaten, Airin di Tangsel, dan Arief di Kota Tangerang. Jika mereka bersatu, transportasi air yang kita idamkan pasti terwujud,” katanya.

Menurutnya, ada banyak contoh di dalam dan luar negeri yang bisa dijadikan model transportasi air bagi Kali Cisadane. Pertama di Kepulauan Bangka Belitung dan kedua ada di China. “Jika jadi transportasi air, sungai itu akan bersih dan di kiri kanannya bisa dibangun banyak tempat wisata. Jadi green river. Cuma banyak yang harus diperbaiki. Contoh transportasi air banyak,” katanya. (Hasan Kurniawan)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3926 seconds (0.1#10.140)