Pemprov DKI Akan Berikan Tempat Khusus untuk Ojek Online

Selasa, 19 Desember 2017 - 20:10 WIB
Pemprov DKI Akan Berikan Tempat Khusus untuk Ojek Online
Pemprov DKI Akan Berikan Tempat Khusus untuk Ojek Online
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta akan menyediakan tempat mangkal untuk ojek online agar tidak membuat kesemrawutan lalu lintas di jalan. Ojek online pun harus terintegrasi dengan angkutan umum.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan, untuk mengatasi kesemrawutan lalu lintas jalan raya yang disebabkan oleh ojek online, pihaknya meminta peran aktif pengusaha transportasi online agar ikut dalam gerakan mengintegrasi layanan transportasi masing-masing moda. Apalagi ke depan moda transportasi berbasis rel seperti Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) akan beroperasi.

"Kita ingin tidak terpisah-pisah dan akhirnya menimbulkan kesemrawutan lain seperti di beberapa stasiun yang ada saat ini," kata Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Selasaa (19/12/2017).

Sandiaga menjelaskan, pengguna ojek online itu sebenarnya pengguna angkutan umum. Artinya, dalam mengatasi kesemrawutan keberadaan ojek online di jalan, harus diberikan tempat berbarengan dengan ojek pangkalan dan angkutan umum lainnya.

Masalah yang terjadi selama ini, ojek online, ojek pangkalan dan angkutan umum itu tidak pernah dilibatkan dalam pembicaraan penataan integrasi antarmoda. Dia pun akan membuktikan solusi dari masalah tersebut dalam penataan kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat yang akan diumumkan dalam waktu dekat ini.

"Kesemrawutan ojek online di jalan yang dikeluhkan Dinas Perhubungan itu lantaran pengusaha online tidak pernah diajak bicara. Ojek online di Tanah Abang kami libatkan dari awal. Kita ingin semuanya ikut rembug untuk mencarikan solusinya," ungkapnya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan siap mengintegrasikan ojek online dengan angkutan umum yakni, memberikan lokasi-lokasi strategis yang tidak mengganggu jalan raya. Terpenting, pengusah ojek online dapat mematuhi peraturan dan tidak melanggar lalu lintas.

"Kami sering memanggil pebisnis online dan bahkan meminta mereka untuk menghentikan rekrutmen lantaran jumlahnya sulit dikendalikan. Saat itu kesepakatan ada bila driver akan mencari jalan lingkungan untuk beristirahat, tetapi karena jumlahnya terus bertambah ya akhirnya memanfaatkan fasilitas umum," ungkapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9421 seconds (0.1#10.140)