Bus Premium Transjabodetabek Jadi Solusi Kurangi Macet

Selasa, 21 November 2017 - 16:00 WIB
Bus Premium Transjabodetabek Jadi Solusi Kurangi Macet
Bus Premium Transjabodetabek Jadi Solusi Kurangi Macet
A A A
BOGOR - Guna menjawab kebutuhan transportasi publik di tengah permasalahan kemacetan yang semakin tak menentu penanganannya, keberadaan angkutan massal sejenis bus premium Transjabodetabek tampaknya memang sangat dibutuhkan warga komuter.

Sebut saja Paramita,43. Penumpang bus Transjabodetabek Premium jurusan Bogor-Jakarta ini mengaku aktivitasnya sangat terbantu dengan keberadaan bus yang disediakan Badan Pengelola Jasa Transportasi (BPJT) Kementerian Perhubungan awal Oktober lalu ini. "Sejak ada bus Premium ini, saya sudah tak perlu naik mobil pribadi pergi-pulang ke tempat kerja. Sejak awal diluncurkan sampai sekarang, saya selalu menggunakan bus ini," kata Paramita, warga Baranangsiang, Bogor Timur, Kota Bogor, yang bekerja di kawasan Ratu Plaza, Jakarta, saat ditemui di Terminal Wisata Damri, Kota Bogor, Senin (20/11/2017).

Ia menuturkan, sebetulnya sudah sejak lama menunggu kehadiran bus ini dalam menjangkau tempat kerjanya. "Kalau lagi santai, terkadang saya, selain naik mobil pribadi ke tempat kerja, juga suka naik KRL Commuterline. Tapi, dengan adanya bus Premium ini tentu memudahkan, karena bisa langsung sampai Ratu Plaza. Jadi, saya senang banget adanya bus ini," ujar pegawai swasta itu.

Hal senada diungkapkan, Rahmat,35, warga Sukasari, Bogor Timur, Kota Bogor. Ia mengaku sejak awal diluncurkan sudah lebih dari lima kali menggunakan bus Premium, meski terkadang naik KRL. Ia pun mengaku sebenarnya lebih nyaman memakai bus jika tidak macet dan bisa sampai ke kantor tepat waktu.

"Saya suka dari bus ini adalah fasilitasnya berupa wifi (wirreles fidelity), pendingin ruangan atau AC bahkan ada charger ponselnya. Saya berharap bus ini berlanjut jangan sampai hanya uji coba ataupun sesaat saja karena ini sangat membantu sekali. Mungkin tarif juga bisa diturunkan untuk lebih menjaring penumpang lebih banyak," tuturnya.

Sementara itu, Christa Briliantina,30, mengatakan, mengaku baru pertama kali mencoba bus Premium ini. Ia mengetahui bus ini dari Instagram. Menurut pegawai BPK ini, meski baru pertama kali, ia sudah terkesan dengan kondisi bus yang bersih dan fasilitas bus yang lengkap sehingga sangat cocok untuk pegawai kantoran. "Kalau targetnya penggunaan mobil dan bus ini bisa lebih cepat, saya rasa akan banyak peminatnya, apalagi jika terus disosialisasikan," paparnya.

Sementara itu, Pemkot Bogor dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengklaim uji coba pengoperasian bus Premium (Transjabodetabek) jurusan Bogor-Jakarta yang berlangsung sejak akhir Oktober hingga saat ini berhasil memindahkan pengendara mobil pribadi ke angkutan massal. Pasalnya, selama uji coba berlangsung jumlah penumpang yang disinyalir kalangan menengah ke atas sesuai sasaran dioperasikannya bus bertarif Rp35.000 ini terus mengalami peningkatan.

Wali Kota Bogor Bima Arya, saat menggelar evaluasi uji coba Bus Transjabodetabek Premium bersama BPTJ di Balai Kota Bogor, pekan lalu, menuturkan sejak dioperasikan akhir Oktober lalu perkembangan penggunaan Bus Transjabodetabek Premium Bogor-Jakarta mengalami peningkatan yang sangat baik. "Bahkan, grafik peningkatannya mencapai 50% lebih banyak penggunanya dibandingkan bus Premiun Bekasi-Senayan," katanya.

Bima menyampaikan dalam evaluasi dengan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono, ada tiga hal yang dibahas. "Pertama, bagaimana secara bertahap jalur khusus bus bisa steril. Kedua, terkait waktu keberangkatan yang akan ditambah sesuai dengan permintaan dari Jakarta. Ketiga, persoalan publikasi atau promosinya agar lebih masif sehingga lebih banyak masyarakat mengetahuinya," katanya.

Terkait tarif tak menutup kemungkinan akan dilakukan pengkajian sesuai permintaan. Namun, pihaknya menegaskan bahwa bus ini untuk segmen Premium. "Alhasil, bukan memindahkan yang biasa menggunakan kereta api (KRL), tapi yang biasa menggunakan mobil pribadi untuk beralih ke bus Transjabodetabek Premium," ucapnya.

Menanggapi peningkatan grafik penggunaan bus Transjabodetabek Premium, dalam kesempatan yang sama Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan bahwa peningkatan yang dimaksud yakni kecepatan penambahan penumpang. "Memang, jika dibandingkan uji coba di Bekasi dengan hari yang sama, Bogor 50% lebih baik dalam hal peningkatan penumpang. Hal ini mungkin disebabkan Bogor lebih membutuhkan," kata Bambang.

Karena itu, pihaknya berencana menambah jumlah armada bus Transjabodetabek rute Bogor-Jakarta hingga 30 unit. "Ya, penambahannya lebih cepat dibandingkan yang ke Bekasi kemarin, keterisian penumpangnya sudah sampai 50%, dan banyak yang minta titik destinasi ditambah," ujarnya.

Ia pun mengatakan target pengoperasian bus Transjabodetabek Premium adalah pengguna kendaraan pribadi agar mereka mau pindah ke moda transportasi umum. "Maka, untuk meningkatkan pelayanan, kami rencanakan bus Transjabodetabek perlu dibuat lajur khusus di jalan tol agar mempercepat waktu tempuh dan efektif sesuai harapan," katanya.

Ia juga mengatakan hal tersebut sesuai dengan Key Performance Indicators (KPI) BPTJ bahwa point to point itu tidak boleh lebih dari 1,5 jam. Karena itu, nanti jalan tol tersebut akan ada lajur khusus seperti busway, yakni menggunakan lajur satu. Namun, pada lajur khusus ini tidak dipasang median.

"Jadi, di lajur satu itu ada marka seperti segitiga wajit. Kalau ada marka itu, mobil pribadi dilarang masuk dan diberlakukan pada jam sibuk dari pukul 06.00-09.00 WIB," katanya.

Pada lajur ini, menurutnya, semua bus umum bisa masuk sehingga lajur ini lebih steril dan waktu tempuhnya bisa lebih cepat. Untuk saat ini lajur khusus tersebut hanya ada di jalan tol Jakarta, Cikampek, dan Jagorawi. "Jadi, terkait bus Transjabodetabek Premium ini akan terus dievaluasi, baik terkait harga tiket, waktu tempuh, dan juga lajur khusus yang teknisnya akan dikoordinasikan dengan Jasa Marga," ungkapnya.

Menanggapi peningkatan grafik penggunaan bus Transjabodetabek Premium ini, Bambang mengatakan bahwa peningkatan yang dimaksud adalah kecepatan penambahan penumpang. Dibandingkan uji coba di Bekasi dengan hari yang sama, Bogor 50% lebih baik dalam hal peningkatan penumpang. "Hal ini mungkin disebabkan Bogor lebih membutuhkan," kata Bambang.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3957 seconds (0.1#10.140)