Busway Tak Steril, Pengguna Transjakarta Beralih ke Moda Pribadi

Selasa, 24 Oktober 2017 - 22:07 WIB
Busway Tak Steril, Pengguna Transjakarta Beralih ke Moda Pribadi
Busway Tak Steril, Pengguna Transjakarta Beralih ke Moda Pribadi
A A A
JAKARTA - Tidak sterilnya jalur bus Transjakarta membuat masyarakat pengguna kembali pindah ke angkutan pribadi. Hal tersebut terlihat dengan banyaknya jumlah kendaraan pribadi yang menyebabkan bertambahnya jam kemacetan di Ibu Kota.

Ketua Forum Warga Jakarta ( Fakta) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, pembangunan yang dilakukan secara serentak menimbulkan kemacetan yang akhirnya berimbas kepada jalur khusus bus Transjakarta. "Kita bisa lihat Koridor I, dulunya adalah jalur yang paling steril tapi sekarang karena adanya pembangunan membuat jalur itu tidak lagi steril dan malah ikut macet seperti jalur biasa," kata Azas pada Selasa (24/20/2017).

Menurut Azas, walaupun ada pembangunan mestinya jalur bus tersebut tetap harus steril. Namun, mentang-mentang adanya pembangunan banyak mobil pribadi justru masuk ke busway.

Azas menuturkan, seharusnya aparat kepolisian tetap menjalan tugasnya mensterilkan jalur busway. Dan bagi pelanggar tetap dilakukan penindakan, tapi yang ada di lapangan malah polisi sendiri melakukan diskresi dengan mengizinkan mobil pribadi masuk jalur khusus tersebut. "Kasihan untuk pengguna bus Tansjakarta karena tidak lagi efektif, mereka membayar untuk mendapatkan keuntungan dengan jalur khusus. Tapi malah tetap saja dimasukin mobil pribadi," tuturnya.

Mantan ketua DTKJ tersebut juga berpendapat kalau Pemprov DKI tidak lagi perlu menambah trayek bus Transjakarta. Saat ini yang perlu dilakukan adalah optimalisasi sterlisasi dan evaluasi menyeluruh dan juga perbaikan pelayanan pada bus Transjakarta.

Seperti diketahui, hingga saat ini jumlah kendaraan yang terdaftar di DKI Jakarta mencapai 161.39 juta terdiri dari 81% sepeda motor, 11,11% kendaraan penumpang, 5,45% kendaraan barang dan 1,99% bus dan angkutan umum. Pertumbuhan kendaraan per harinya sebanyak 1.500 unit yang terdiri dari 1.200 sepeda motor dan 300 mobil.

Sedangkan perjalanan di Jabodetabek sepanjang tahun kemarin mencapai 48,5 juta perjalanan per hari. Dari jumlah tersebut 50% merupakan perjalanan trough traffic dari Botabek menuju Jakarta. Sedangkan perjalanan di dalam Ibu Kota hanya 40%.

Salah satu pengguna bus Transjakarta Ardi mengaku kembali menggunakan sepeda motor karena tidak lagi nyaman dengan kendaraan umum tersebut. Sebelumnya waktu tempuh dari Slipi ke rumahnya di Cawang hanya 45 menit menggunakan bus Transjakarta, tapi sekarang bisa mencapai 1-2 jam. "Karena jalur tidak lagi steril, sama aja naik bus kota biasa. Mendingan saya naik motor cuma 30 menit walaupun jalan macet," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3587 seconds (0.1#10.140)