Antisipasi Banjir, Pintu Masuk Stasiun MRT Jakarta Ditinggikan

Jum'at, 20 Oktober 2017 - 06:25 WIB
Antisipasi Banjir, Pintu Masuk Stasiun MRT Jakarta Ditinggikan
Antisipasi Banjir, Pintu Masuk Stasiun MRT Jakarta Ditinggikan
A A A
JAKARTA - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta akan meninggikan pintu masuk (entrance) di masing-masing stasiun. Ini dilakukan agar peristiwa banjir di terowongan bawah tanah Singapura pada 7 Oktober lalu yang berakibat terganggunya pelayanan angkutan massal kereta cepat tak terjadi di Jakarta.

Kepala Divisi Engineering PT MRT Jakarta Asep Solihin menjelaskan dalam proses pembangunan infrastruktur atau sarana prasarana MRT, pihaknya sangat memperhatikan faktor keamanan. Baik itu bencana banjir, kebakaran maupun teroris.

"Untuk safety ini jelas sangat penting sekali dan cukup panjang jika diceritakan. Pertama dari segi antisipasi banjir, safety-nya mulai dari pintu. Di pintu sudah ditinggikan di atas tanah sekitar 1-2 meter," kata Asep di Stasiun MRT Bawah Tanah Bundaran HI, Jakarta pada Kamis, 19 Oktober 2017 kemarin.

Jadi, lanjut dia, ketika terjadi sesuatu, PT MRT sudah memasang flood gate (gerbang banjir). Selain itu, pihaknya juga telah mengantisipasi kemungkinan banjir ke bawah. "Di bawah juga kita pasang sejenis kolam sementara yang dipasangi pompa rendam, dengan cara kerjanya untuk memompa memindahkan air ke atas," ujarnya.

Asep menuturkan, kapasitas kolam penampungan air sementara jika terjadi banjir itu sekitar 5.000 meter kubik yang semua stasiun memiliknya. Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya rembesan air, PT MRT tidak terlalu khawatir.

"Karena kalau pun ada rembesan ini, satu hari itu paling satu cangkir. Itu sangat sedikit. Tapi walaupun begitu kita siapkan kolam sementara, agar jika terjadi sesuatu bisa dipompa ke atas," tuturnya.

Terkait untuk antisipasi ancaman teror bom, PT MRT bekerja sama dengan Polri. Bahkan saat masih dalam proses pembangunan pihak kepolisian sudah survei ke sejumlah stasiun MRT meninjau dan memberikan advise (saran) sistem keamanan.

Selain itu, pihak MRT juga selalu menjamin keramahan terhadap penumpang penyandang cacat atau difable friendly di masing-masing stasiun MRT. "Bahkan untuk di stasiun bawah tanah seperti di sini (Bundaran HI) kita menggunakan lift untuk menyeberang dari sebelah kiri ke kanan untuk difabel," katanya.

Berdasarkan pantauan, progress pembangunan Stasiun MRT bawah tanah Bundaran HI sepanjang 600 meter lebih yang menyambung ke Dukuh Atas. Menurut, Asep, hingga kini pihaknya sudah menyelesaikan sipil 80,16% dari pekerjaan sistem termasuk rolling stock di angka 45%.

"Secara struktural sudah selesai dipersiapkan, saat ini kita sedang paralelkan dengan pekerjaan elektrikal dan mekanikal. Di antaranya pemasangan AC, kelistrikan, juga sistem. Sudah terlihat tempat office machine saat ini masih kosong. Didalamnya nanti sistem (termasuk ticketing) yang mengisi," terangnya.

Sebelumnya Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Agung Wicaksono mengatakan, sedang menyiapkan aspek operasional seperti rekrutmen karyawan untuk berbagai posisi seperti masinis, staf stasiun dan depo, hingga benchmarking ke berbagai operator kelas dunia.

"Kehadiran kereta MRT Jakarta tidak sekadar instrumen untuk membantu mengurai kemacetan Ibu Kota, namun juga membawa perubahan transportasi yang mengintegrasikan gaya hidup dan mobilitas sekitar 10 juta jiwa penduduknya dan satu juta komuter setiap harinya," jelasnya.

Dengan mandat untuk beroperasi sesuai standar internasional yang memberikan kenyamanan, keamanan, dan dapat diandalkan, MRT Jakarta berupaya agar masyarakat mau beralih dari transportasi pribadi ke transportasi publik. "Jarak kedatangan antara kereta yang lima menit, harapannya masyarakat tidak perlu menunggu terlalu lama," ujarnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4822 seconds (0.1#10.140)