Miris, 22 Siswa PAUD di Tangsel Belajar Dekat Kandang Kambing

Sabtu, 14 Oktober 2017 - 09:33 WIB
Miris, 22 Siswa PAUD di Tangsel Belajar Dekat Kandang Kambing
Miris, 22 Siswa PAUD di Tangsel Belajar Dekat Kandang Kambing
A A A
TANGERANG SELATAN - Sungguh memperihatinkan kondisi belajar siswa-siswi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada di Jalan Hutama Karya (HK), Gang H Saad, RT02 RW01, Kademangan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel).

Selain menempati bangunan sempit, kumuh dan tak layak, puluhan siswa-siswi PAUD Nurul Iman itu pun harus pula menahan bau menyengat. Aroma berasal dari kotoran kandang kambing yang ada di sebelahnya, bau busuk begitu terasa menusuk hidung, apalagi saat bocah-bocah mungil itu berada di sekitar ruangan PAUD.

"Kami sudah 4 kali berpindah-pindah, pertama kali hanya di teras rumah, lalu pindah menyewa tempat, dan ini lokasi tempat yang kelima kita sewa, anak-anak sudah 'kebal' dengan bau kotoran dari kandang kambing. Di sini hanya ada 2 ruangan, luasnya sekira 42 meter persegi, sangat kecil sekali," tutur Supriyatiningsih, Kepala Sekolah PAUD Nurul Iman di lokasi, Sabtu (14/10/2017).

Jumlah siswa-siswi PAUD Nurul Iman kini mencapai 22 anak, mereka seluruhnya berasal dari kalangan warga sekitar yang tak mampu secara ekonomi. Jangan kan membayar uang sekolah, untuk membeli peralatan belajar seperti tas, buku, sepatu saja masih cukup berat.

"Saya tidak menekankan anak-anak untuk membayar uang sekolah, semua gurunya ada 5 orang, termasuk saya dan juga satu anak saya ikut mengajar, honornya seadanya saja dibagi rata dari wali murid yang mampu membayar," katanya.

Dari pantauan, Bangunan kecil PAUD Nurul Iman nampak begitu sempit, beberapa sarana mengajar seperti bangku dan meja tulis pun tak tersedia. Anak-anak generasi penerus bangsa itu terbiasa belajar beralaskan tikar, sembari menahan dinginnya lantai ruang kelas.

Tak sampai disitu, struktur atap bangunan yang telah rapuh menyebabkan guyuran air hujan juga mengalir bebas ke dalam ruangan. Meski sempat diperbaiki, namun tetap saja kondisi yang sama silih berganti menimpa bagian atap sisi lainnya yang juga rapuh.

"Yang paling utama, kami butuh bangunan yang layak, kalau masalah bangku dan kursi anak-anak kami sudah terbiasa lesehan di atas lantai. Kalau hujan sering bocor, semua sudah terbiasa," ungkap Supriyatiningsih dengan mata berkaca-kaca menahan haru.

Sementara ini, bantuan Pemkot Tangsel melalui dinas terkait belum nyata dirasakan. Walau begitu, keprihatinan tersebut telah mengundang empati dari sekolah PAUD lain di kota Tangsel.

Mereka mulai datang memberikan bantuan sekadarnya, dengan harapan agar operasional belajar-mengajar di PAUD Nurul Iman terus berlanjut.

"Niatnya ingin bersilaturahmi, jadi kebetulan kami sudah mengajarkan anak-anak PAUD kami untuk bisa menyisihkan uang jajannya dalam celengan masing-masing, nanti uang itu disumbangkan untuk membantu saudaranya di sekolah lain, kemarin juga anak-anak kita menyumbang untuk Rohingnya (Myanmar)," jelas Siti Aisah, Kepala Sekolah PAUD Cikal Harapan 2 usai menyerahkan bantuan.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7552 seconds (0.1#10.140)