Ide Kreatif Bisa Digarap dari Kekayaan Alam Daerah

Rabu, 04 Oktober 2017 - 17:04 WIB
Ide Kreatif Bisa Digarap dari Kekayaan Alam Daerah
Ide Kreatif Bisa Digarap dari Kekayaan Alam Daerah
A A A
MAGELANG - Menggarap ide kreatif suatu daerah harus berangkat dari kekayaan alam, termasuk destinasi wisata di suatu daerah. Begitupun dalam membuat branding suatu daerah dituntut menampilkan tempat-tempat ikonik dan berkarakter di wilayah tersebut.

Hal ini menjadi catatan penting bagi pemerintahan daerah yang hendak mempopulerkan daerahnya melalui program city branding. Selain itu, setiap daerah wajib memiliki agenda setting agar masyarakat luas mampu menangkap setiap informasi yang disampaikan oleh humas, public relation atau juru bicaranya.

"Setiap daerah wajib memiliki grand strategy atau blue print yang jelas dan solid untuk diwujudkan. Daerah harus mampu memposisikan diri sebagai apa, agar publik melihat itu sebagai sesuatu banget," ungkap Chairman Petakumpet Moch Arief Boediman, baru-baru ini di Magelang, Jawa Tengah.

Sebagai konsultan kreatif, Arief dan PT Petakumpet terus mendorong setiap pemerintah daerah memaksimalkan fungsi dan peran humas. Kepala daerah, yakni bupati, wali kota maupun gubernur akan mampu tampil sebagai sosok yang memiliki citra positif karena kemampuan Humas.

Demikian juga, keanekaragaman budaya dan destinasi wisata di suatu daerah juga menjadi salah satu tugas bagian humas untuk mempopulerkannya. "Melalui networking-nya dengan kalangan media dan wartawan, humas memiliki posisi sentral guna membangun citra daerahnya. Ini yang harus dimanfaatkan betul oleh semua pihak yang berkepentingan agar memosisikan humas sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang memiliki fungsi sentral," papar Arief di sela-sela Bimbingan Teknis Kehumasan bagi jajaran Humas Pemerintah Kabupaten Bekasi di Hotel Puri Asri Magelang.

Arief mencontohkan, pihaknya terlibat dalam berbagai project city branding yang akhirnya berhasil membawa kota atau daerah yang digarapnya menjadi lebih popular. Baik dalam penilaian masyarakatnya sendiri maupun kalangan luas.

Kekuatan membuat ikon, logo dan profil suatu daerah adalah berangkat dari riset yang mendalam terhadap kekayaan alam dan sumber daya daerah setempat. Seperti sukses re-branding terhadap Provinsi Aceh yang beberapa waktu lalu digarapnya, tidak lepas dari riset mendalam terhadap kekayaan alam serta sumber daya daerah Aceh itu sendiri.

"Selama ini Aceh punya konotasi negatif karena menerapkan syariat Islam di wilayahnya. Orang berpikiran di Aceh itu ngeri, karena ada hukuman cambuk bagi pelaku kejahatan syariah. Namun kini masyarakat luas sudah punya persepsi berbeda, ketika kita branding Aceh dengan sumber daya yang ikonik di wilayah itu. Misalnya, kami survei 10 destinasi terpopuler teratas di Aceh. Seperti di mana warung kopi ternikmat di Aceh, bangunan ikonik di Aceh dan kawasan wisata tereksotis di Aceh," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5027 seconds (0.1#10.140)