Begini Kualitas Udara Jakarta Berdasarkan Hasil Analisis Dinas LH

Rabu, 30 Agustus 2017 - 05:15 WIB
Begini Kualitas Udara Jakarta Berdasarkan Hasil Analisis Dinas LH
Begini Kualitas Udara Jakarta Berdasarkan Hasil Analisis Dinas LH
A A A
JAKARTA - Kaum urban yang tinggal di kota-kota besar, termasuk Jakarta berpotensi terpapar polusi. Kualitas udara yang buruk harus diwaspadai karena berdampak pada kesehatan tubuh yang berisiko kematian.

Berdasarkan analisis Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, PM10 (debu) dan ozon kerap muncul dalam parameter kritis. Hal tersebut diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Laboratorium Lingkungan Hidup, Diah Ratna Ambarwati.

"Dari parameter pengukuran yang dilakukan, parameter kritis yang sering muncul (melebihi ambang batas) adalah parameter PM10 dan ozon," terangnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa 29 Agustus 2017.

Dikatakan, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakartaā€ˇ memiliki lima unit alat pengukur kualitas udara, yang secara kontinyu melakukan pengukuran pencemaran udara di DKI Jakarta. Adapun alat-alat ini diletakan di lima wilayah yakni di Bunderan HI, Kelapa Gading, Jagakarsa, Lubang Buaya, dan Kebon Jeruk.

"Parameter yang diukur PM10, CO, SO2, NO2, Ozon, THC serta data meteorologi yang mencakup arah dan kecepatan angin, suhu dan kelembaban udara, global radiasi dan curah hujan," tuturnya.

Informasi kualitas udara di Jakarta ini ditampilkan dalam bentuk Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) berdasarkan KEP-45/MENLH/10/1997 dengan kategori Baik (0-50), Sedang (51-100), Tidak Sehat (101-199), Sangat Tidak Sehat (200-299), Berbahaya (300-lebih).

"Kalau dilihat dari trendnya, 2011-2016 itu Jakarta masih dalam kategori baik dan sedang, artinya masih bisa dikatakan 'cukup sedang', dikatakan baik dan sedang itu efek dampak langsung terhadap manusia itu tidak besar dan nyata. Namun memang dari parameter itu ada yang menyatakan tidak sehat tapi itu cuman satu hari, dalam satu hari itu memang ada parameter yang sangat tinggi, itu satu hari dalam satu tahun," jelasnya.

Berdasarkan evaluasi data pengukuran yang dilakukan hampir semua parameter pengukuran (PM10, CO, NO2, SO2 dan Ozon) mengalami trend kenaikan yang signifikan.

"Kondisi ini diduga akibat dampak dari kemacetan (kendaraan bermotor) yang terjadi di Jakarta dan juga kontribusi dari faktor cuaca (suhu, kelembaban dan global radiasi)," tambahnya. (Baca Juga: Polusi Udara di Jakarta Mengkhawatirkan(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4955 seconds (0.1#10.140)