Terminal Bayangan Marak, Kemacetan di Bogor Kian Bertambah

Jum'at, 14 Juli 2017 - 00:43 WIB
Terminal Bayangan Marak, Kemacetan di Bogor Kian Bertambah
Terminal Bayangan Marak, Kemacetan di Bogor Kian Bertambah
A A A
BOGOR - Makin maraknya terminal bayangan di Kota Bogor seolah dibiarkan tanpa ada solusi sehingga permasalahan kemacetan sulit terurai.

Berdasarkan pantauan dampak terminal bayangan hingga menimbulkan kemacetan parah itu terjadi di sejumlah titik ruas jalan protokol maupun jalan nasional, Kamis 13 Juli 2017. Bahkan hampir di setiap persimpangan ada saja angkot yang ngetem hingga badan jalan.

Seperti di Simpang Pomad, Jalan Raya Jakarta-Bogor, Simpang Warung Jambu (arah Baranangsiang maupun Air Mancur) Jalan Raya Pajajaran-Ahmad Yani, Simpang Lawang Salapan (Tugu Kujang) Jalan Raya Otista-Pajajaran, Depan Gedung Alumni IPB, Jalan Raya Pajajaran, Simpang Jalan Roda-Otista (Pasar Bogor); Simpang Surya Kencana, Jalan Ir H Juanda.

Bahkan di Terminal bayangan yang kerap bikin macet setiap hari terjadi di depan Pos Terpadu Simpang Bogor Trade Mall (Kantor Pajak) dan Samping BTM arah Empang, Depan Markas Polresta Bogor Kota, Jalan Kapten Muslihat, Taman Topi dan Simpang Ekalos, Pajajaran-Siliwangi.

Kemacetan yang kerap dikeluhkan akibat terminal bayangan angkot itu juga terlihat di Simpang Jalan Paledang-Jembatan Merah (Depan LP Paledang), Jalan Kapten Muslihat, Simpang Gunung Batu, Jalan Veteran, Jalan RE Abdullah Bin Nuh, Simpang Bubulak-Laladon, Jalan Dewi Sartika-Nyi Raja Permas dan Jalan Sholeh Iskandar.

"Saya hampir setiap hari berangkat maupun pulang kerja harus keringatan melewati jalan Kebun Pedes akibat banyak angkot mangkal dan pembangunan tol Bogor Ring Road seksi IIB. Kadang ada petugas tapi percuma, macet-macet juga," ungkap Nia Kusmayanti (28), warga Kedunghalang, Bogor Utara, Kota Bogor, Kamis 13 Juli 2017.

Hal senada diungkapkan, Rosdiana (31), warga Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor. Dia mengeluhkan hampir setiap hari, khusus saat jam pulang kerja kawasan Tugu Kujang-Lawang Salapan selalu dipadati angkot yang ngetem.

"Kalau mau lihat jelas angkot banyak yang ngetem seperti terminal di Tugu Kujang itu terjadi selepas maghrib hingga pukul 21.00 WIB, tak ada petugas sama sekali padahal dilokasi tersebut ada pos polisi," jelasnya.

Dia menambahkan, kemacetan juga kerap terjadi di Simpang Jalan Roda dan Suryakencana karena banyak angkot ngetem. "Saya bingung padahal, Simpang Jalan Roda dan Surya Kencana pasar Bogor ini adalah bersinggungan langsung atau masuk dalam program sistem satu arah yang memang harus lancar, tapi kenapa seperti dibiarkan," keluhnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengakui permasalahan kemacetan, parkir liar, terminal bayangan dan PKL yang merupakan salah satu skala prioritas belum bisa diselesaikan.

"Transportasi publik dan kemacetan memang belum tuntas karena masih proses dan akan kita dorong pada dua tahun ini. Untuk PKL di Pasar Kebon Kembang, Pemkot Bogor segera merelokasi pedagang ke ruko Pasar Anyar Blok C dan D," katanya beberapa waktu lalu saat dikonfirmasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Rakhmawati saat dikonfirmasi terkait persoalan maraknya terminal bayangan dan parkir liar muncul karena adanya praktik pungli dan beking oknum petugas enggan berkomentar.

Bahkan telepon dan layanan pesan singkat WhatsApp juga tak dibalas hanya dibaca saja. Begitu juga dengan Sekretaris Dishub Kota Bogor Endang Suherman. Beberapa kali di konfirmasi via WhatsApp hanya dibaca saja.

Pengamat Transportasi Universitas Pakuan Kota Bogor Budi Arif mengatakan, untuk membuat Kota Bogor tertata rapi dan tidak menjadi bahan kritikan masyarakat, Wali Kota Bogor harus melakukan beberapa hal di antaranya pembenahan PKL dan penataan sistem transportasi agar terminal bayangan tak semakin banyak.

"Jika transportasi publik dan PKL dibenahi minimal 70%, maka kota akan lebih tertata rapi dan saya yakin respons warga positif," ujarnya.

Kalau transportasi publik dibenahi otomatis kemacetan akan terurai dengan sendirinya. Jika PKL dibenahi permasalahan sampah juga akan mengikuti dan tidak ada lagi sampah berserakan.

Hal senada diungkapkan Yusfitriadi, pengamat kebijakan publik dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurutnya, ada enam skala prioritas yang dijanjikan Bima Arya dan Usmar saat awal memimpin Kota Bogor. Salah satu proritas yang dilakukan yakni pembenahan PKL, namun hingga saat ini PKL belum maksimal hingga tahun ketiga pemerintahan Bima Arya dan Usmar Hariman.

"Penertiban yang dilakukan selama ini belum membuahkan hasil maksimal," katanya.

Dia mencontohkan PKL yang kembali menjamur di beberapa lokasi dan ruas jalan di Kota Bogor meskipun sudah ditertibkan, tapi tetap saja mereka membandel.

"Seperti jalur pedestrian di Jalan Nyi Raja Permas samping Taman Topi, trotoar samping Stasiun Bogor Jalan Mayor Oking, dan yang paling banyak itu di Jalan Dewi Sartika dan Pasar Kebon Kembang, hingga kini belum tertangani," ungkapnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5041 seconds (0.1#10.140)