Inflasi Kembali Turun, BI Jakarta Sebut Sinergi dengan Pemprov DKI Sukses
loading...
A
A
A
JAKARTA - Inflasi Jakarta kembali mengalami penurunan pada Agustus 2023 sebesar 0,01 persen. Nilai itu bahkan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,19 persen.
Hal itu terungkap usai Badan Pusat Statistik (BPS) merilisnya. Dalam data itu terungkap Jakarta share inflasinya 26,90 persen terhadap nasional.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jakarta Arlyana Abubakar menegaskan penurunan inflasi disebabkan deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Sementara untuk makanan dan minuman/restoran tercatat mengalami peningkatan inflasi.
“Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jakarta secara kumulatif (Januari-Agustus 2023) tercatat sebesar 1,15 persen (ytd),” kata Arlyana, Jumat (1/9/2023).
Untuk catatan tahunan, inflasi Jakarta masih terkendali yaitu 2,93 persen (yoy) sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (2,81 persen yoy), namun masih lebih rendah dari inflasi nasional (3,27 persen yoy).
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat deflasi sebesar 0,25 persen (mtm) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 0,29 persen (mtm),” tambahnya.
Arlyan memaparkan deflasi pada kelompok tersebut terutama disebabkan penurunan harga pada komoditas daging ayam ras sejalan dengan meningkatnya jumlah pasokan dan komoditas bawang merah sejalan dengan berlangsungnya panen raya di daerah sentra.
Sedangkan deflasi yang lebih dalam pada kelompok ini tertahan oleh kenaikan harga komoditas beras dan minyak goreng yang masing-masing dipengaruhi berakhirnya masa panen raya di beberapa wilayah sentra produksi disertai dampak El-Nino dan meningkatnya harga CPO global.
Di sisi lain, kelompok pendidikan tercatat mengalami peningkatan inflasi menjadi sebesar 1,33 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu (0,00 persen mtm). Kenaikan inflasi pada kelompok tersebut terutama dipengaruhi kenaikan biaya SMA, SD, SMP, dan Akademik/Perguruan Tinggi seiring berlangsungnya tahun ajaran baru sebagaimana pola musimannya.
“Sedangkan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran juga tercatat inflasi 0,23 persen (mtm) yang didorong meningkatnya harga beberapa komoditas makanan dan minuman siap saji,” tambahnya.
Dari catatan demikian, realisasi inflasi DKI yang masih terkendali tentunya tidak terlepas dari hasil sinergi, kolaborasi serta koordinasi yang baik dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta, termasuk dalam rangka implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Atas sinergi dan kolaborasi baik yang telah dilakukan, TPID DKI pada 2023 berhasil meraih 2 penghargaan dalam pengendalian inflasi, yakni salah satu provinsi terbaik dalam menjaga stabilitas harga pada Semester I 2023 melalui pencapaian inflasi hingga Juli 2023 sebesar 2,81 persen (yoy) dan menerima penghargaan TPID Award “TPID Provinsi Terbaik 2022 Wilayah Jawa-Bali” dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2023,” ujarnya.
Ke depan, dia melihat sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia serta seluruh stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif terutama melalui GNPIP.
“Dengan berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut, inflasi Jakarta diharapkan dapat tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada tahun 2024,” ucapnya.
Hal itu terungkap usai Badan Pusat Statistik (BPS) merilisnya. Dalam data itu terungkap Jakarta share inflasinya 26,90 persen terhadap nasional.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jakarta Arlyana Abubakar menegaskan penurunan inflasi disebabkan deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Sementara untuk makanan dan minuman/restoran tercatat mengalami peningkatan inflasi.
“Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jakarta secara kumulatif (Januari-Agustus 2023) tercatat sebesar 1,15 persen (ytd),” kata Arlyana, Jumat (1/9/2023).
Untuk catatan tahunan, inflasi Jakarta masih terkendali yaitu 2,93 persen (yoy) sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (2,81 persen yoy), namun masih lebih rendah dari inflasi nasional (3,27 persen yoy).
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat deflasi sebesar 0,25 persen (mtm) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 0,29 persen (mtm),” tambahnya.
Arlyan memaparkan deflasi pada kelompok tersebut terutama disebabkan penurunan harga pada komoditas daging ayam ras sejalan dengan meningkatnya jumlah pasokan dan komoditas bawang merah sejalan dengan berlangsungnya panen raya di daerah sentra.
Sedangkan deflasi yang lebih dalam pada kelompok ini tertahan oleh kenaikan harga komoditas beras dan minyak goreng yang masing-masing dipengaruhi berakhirnya masa panen raya di beberapa wilayah sentra produksi disertai dampak El-Nino dan meningkatnya harga CPO global.
Di sisi lain, kelompok pendidikan tercatat mengalami peningkatan inflasi menjadi sebesar 1,33 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu (0,00 persen mtm). Kenaikan inflasi pada kelompok tersebut terutama dipengaruhi kenaikan biaya SMA, SD, SMP, dan Akademik/Perguruan Tinggi seiring berlangsungnya tahun ajaran baru sebagaimana pola musimannya.
“Sedangkan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran juga tercatat inflasi 0,23 persen (mtm) yang didorong meningkatnya harga beberapa komoditas makanan dan minuman siap saji,” tambahnya.
Dari catatan demikian, realisasi inflasi DKI yang masih terkendali tentunya tidak terlepas dari hasil sinergi, kolaborasi serta koordinasi yang baik dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta, termasuk dalam rangka implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Atas sinergi dan kolaborasi baik yang telah dilakukan, TPID DKI pada 2023 berhasil meraih 2 penghargaan dalam pengendalian inflasi, yakni salah satu provinsi terbaik dalam menjaga stabilitas harga pada Semester I 2023 melalui pencapaian inflasi hingga Juli 2023 sebesar 2,81 persen (yoy) dan menerima penghargaan TPID Award “TPID Provinsi Terbaik 2022 Wilayah Jawa-Bali” dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2023,” ujarnya.
Ke depan, dia melihat sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia serta seluruh stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif terutama melalui GNPIP.
“Dengan berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut, inflasi Jakarta diharapkan dapat tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada tahun 2024,” ucapnya.
(jon)