Fenomena Equinox, Suhu Jakarta Capai 35,6 Derajat Celsius

Senin, 20 Maret 2017 - 15:24 WIB
Fenomena Equinox, Suhu Jakarta Capai 35,6 Derajat Celsius
Fenomena Equinox, Suhu Jakarta Capai 35,6 Derajat Celsius
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari fenomena equinox. Di Jakarta, suhu maksimum saat terjadi equinox hanya mencapai 35,6 derajat Celsius.

Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Jatmiko menjelaskan, equinox merupakan salah satu fenomena astronomi di mana posisi semu matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Peristiwa equinox merupakan peristiwa alami yang terjadi dua kali dalam setahun yaitu sekitar tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September.

"Fenomena equinox dapat menyebabkan distribusi cahaya matahari lebih signifikan di sekitar ekuator sehingga kondisi permukaan bumi yang relatif lebih panas daripada biasanya dapat terjadi," kata Hary saat dihubungi SINDOnews, Senin (20/3/2017).

Akan tetapi, lanjut Hary, peningkatan suhu permukaan bumi tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena kondisinya masih dalam batasan yang normal dan biasa tidak mengakibatkan peningkatan suhu drastis dan ekstrim. Suhu rata-rata di wilayah Indonesia pada saat periode equinox berkisar antara 32 sampai 36 derajat Celsius.

"Berdasarkan hasil pengamatan suhu maksimal di wilayah Indonesia suhu maksimum yang terukur yang tertinggi saat ini di Jakarta dengan kisaran 35,6 derajat Celsius. Sedangkan untuk wilayah lainnya berkisar antara 33 sampai 35 derajat Celsius," ujarnya.

Menurut Hary, fenomena equinox bukan merupakan fenomena seperti head web atau gelombang panas yang dapat terjadi di belahan bumi lainnya seperti Afrika dan Timur Tengah yang dapat menyebabkan peningkatan suhu secara ekstrim dalam kondisi yang cukup lama.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu menghawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu berkembang.

Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia saat ini masih dalam kondisi lembab atau basah. "Beberapa wilayah di Indonesia sedang atau sudah memasuki masa pancaroba. Potensi kebakaran hutan dan lahan pada periode kemarau juga perlu diwaspadai peningkatannya. Masyarakat diharapkan tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan serta menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan," ujarnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8665 seconds (0.1#10.140)