Sejak Di-launching 22 Juni 2016, Pengerjaan LRT di DKI Baru 4,65%
A
A
A
JAKARTA - Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) milik Pemprov DKI Jakarta koridor Kelapa Gading-Velodrome baru mencapai sekitar 4,65% sejak di-launching pada 22 Juni 2016 lalu. Koridor sepanjang 6 km yang khusus dibangun untuk penyelenggaraan Asian Games 2018 belum diketahui seberapa besar dapat mengurai kemacetan.
Direktur Utama PT Jakpro Satya Heragandhi mengatakan, pembangunan konstruksi LRT hingga akhir Februari ini diprediksikan bisa mencapai 4%. Namun bila melihat perkembangan pengerjaan konstruksi yang ada, Satya optimistis bisa selesai sampai 4,65%.
Sayangnya, Satya tidak bisa menjelaskan berapa persen pembangunan LRT dapat mengurai kemacetan dengan alasan hanya ditugasi oleh Pemprov DKI. "Kami hanya ditugasi oleh Pemprov DKI untuk membangun LRT, velodrome, equstrian dan lainya yang berkaitan dengan Asian Games 2018. Sampai akhir Februari saya kira bisa mencapai 4,65%," kata Satya Hergandhi di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (24/2).
Satya menjelaskan, sebenarnya pengerjaan LRT sudah dimulai pada Juni lalu dengan melakukan penebangan pohon, pengupasan jalur hijau, pengupasan kanstin jalan, pemindahan Penerangan Jalan Umum (PJU), pemasangan pagar, land clearing. Termasuk gedung bekas Suku Dinas Bina marga yang harus dikosongkan.
Berbeda dengan proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang juga berbasis rel, Satya menuturkan, LRT tidak memikili utilitas banyak seperti di MRT kawasan Sudirman saat penerjaan di Dukuh Atas yang cukup memakan waktu. Untuk itu, dia optimistis pengerjaan prakonstruksi fisik berjalan selama enam bulan dan bisa beroperasi sebelum juni 2018.
"Untuk rolling stock, kami sudah memesannya ke perusahaan pemenang lelang P103 (pengadaan rolling stock), yaitu Hyundai Rotem. Disainnya sudah ada di depo. Nantinya, akan ada 16 rolling stock yang akan dibuat menjadi delapan rangkaian,” jelasnya.
Direktur Utama PT Jakpro Satya Heragandhi mengatakan, pembangunan konstruksi LRT hingga akhir Februari ini diprediksikan bisa mencapai 4%. Namun bila melihat perkembangan pengerjaan konstruksi yang ada, Satya optimistis bisa selesai sampai 4,65%.
Sayangnya, Satya tidak bisa menjelaskan berapa persen pembangunan LRT dapat mengurai kemacetan dengan alasan hanya ditugasi oleh Pemprov DKI. "Kami hanya ditugasi oleh Pemprov DKI untuk membangun LRT, velodrome, equstrian dan lainya yang berkaitan dengan Asian Games 2018. Sampai akhir Februari saya kira bisa mencapai 4,65%," kata Satya Hergandhi di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (24/2).
Satya menjelaskan, sebenarnya pengerjaan LRT sudah dimulai pada Juni lalu dengan melakukan penebangan pohon, pengupasan jalur hijau, pengupasan kanstin jalan, pemindahan Penerangan Jalan Umum (PJU), pemasangan pagar, land clearing. Termasuk gedung bekas Suku Dinas Bina marga yang harus dikosongkan.
Berbeda dengan proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang juga berbasis rel, Satya menuturkan, LRT tidak memikili utilitas banyak seperti di MRT kawasan Sudirman saat penerjaan di Dukuh Atas yang cukup memakan waktu. Untuk itu, dia optimistis pengerjaan prakonstruksi fisik berjalan selama enam bulan dan bisa beroperasi sebelum juni 2018.
"Untuk rolling stock, kami sudah memesannya ke perusahaan pemenang lelang P103 (pengadaan rolling stock), yaitu Hyundai Rotem. Disainnya sudah ada di depo. Nantinya, akan ada 16 rolling stock yang akan dibuat menjadi delapan rangkaian,” jelasnya.
(whb)