Pemprov DKI dan BI Sukses Bikin Jakarta Deflasi di Bulan Mei
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengendalian inflasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dan Bank Indonesia Perwakilan Jakarta dinilai sukses sepanjang Mei 2023. Hal itu terlihat usai akhir bulan lalu, Jakarta tercatat mengalami deflasi sekitar 0,10 persen.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang Mei 2023 ini, Jakarta mampu melakukan share 26,94% terhadap nasionaldan tercatat deflasi 0,10% mtm setelah selama empat bulan berturut-turut mengalami inflasi.
“Kalau dilihat secara tahunan, inflasi Jakarta kembali menurun menjadi sebesar 3,52% yoy. Atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,69% yoy dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 4,00% yoy,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan BI Jakarta, Arlyana Abubakar melalui siaran persnya, Senin (5/6/2023).
Faktor utama terjadinya deflasi, menurut Arlyana karena turunnya harga pada kelompok pakaian, alas kaki, serta transportasi.
Arlyana merinci, deflasi ketiganya sebesar 1,79% mtm setelah pada bulan sebelumnya mencatat inflasi sebesar 1,00% mtm sehingga menyumbang 0,098% terhadap deflasi Jakarta.
“Penurunan harga signifikan terjadi pada komoditas kerudung/jilbab dan jaket pria sejalan dengan normalisasi permintaan dan penyesuaian harga oleh produsen,” ujarnya.
Sementara untuk kelompok transportasi, pada Mei 2023 juga mencatat deflasi 0,45% mtm, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,76% mtm sehingga memberikan andil 0,055% terhadap deflasi Jakarta.
“Deflasi pada kelompok tersebut utamanya bersumber dari penurunan pada tarif angkutan udara seiring normalisasi permintaan pascaperiode Idulfitri 2023,” tuturnya.
Di sisi lain, lanjut dia, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat inflasi 0,13% mtm dan menjadi penahan deflasi lebih dalam pada Mei 2023.
Secara khusus Arlyana mengatakan kenaikan terjadi pada komoditas bawang merah dan bawang putih karena adanya pasokan periode tanam dan kurangnya pasokan impor.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang Mei 2023 ini, Jakarta mampu melakukan share 26,94% terhadap nasionaldan tercatat deflasi 0,10% mtm setelah selama empat bulan berturut-turut mengalami inflasi.
“Kalau dilihat secara tahunan, inflasi Jakarta kembali menurun menjadi sebesar 3,52% yoy. Atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,69% yoy dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 4,00% yoy,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan BI Jakarta, Arlyana Abubakar melalui siaran persnya, Senin (5/6/2023).
Faktor utama terjadinya deflasi, menurut Arlyana karena turunnya harga pada kelompok pakaian, alas kaki, serta transportasi.
Arlyana merinci, deflasi ketiganya sebesar 1,79% mtm setelah pada bulan sebelumnya mencatat inflasi sebesar 1,00% mtm sehingga menyumbang 0,098% terhadap deflasi Jakarta.
“Penurunan harga signifikan terjadi pada komoditas kerudung/jilbab dan jaket pria sejalan dengan normalisasi permintaan dan penyesuaian harga oleh produsen,” ujarnya.
Sementara untuk kelompok transportasi, pada Mei 2023 juga mencatat deflasi 0,45% mtm, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,76% mtm sehingga memberikan andil 0,055% terhadap deflasi Jakarta.
“Deflasi pada kelompok tersebut utamanya bersumber dari penurunan pada tarif angkutan udara seiring normalisasi permintaan pascaperiode Idulfitri 2023,” tuturnya.
Di sisi lain, lanjut dia, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat inflasi 0,13% mtm dan menjadi penahan deflasi lebih dalam pada Mei 2023.
Secara khusus Arlyana mengatakan kenaikan terjadi pada komoditas bawang merah dan bawang putih karena adanya pasokan periode tanam dan kurangnya pasokan impor.