Mantan Dekan IPB Curhat di Facebook Dugaan Kebocoran UNBK

Selasa, 12 April 2016 - 01:32 WIB
Mantan Dekan IPB Curhat di Facebook Dugaan Kebocoran UNBK
Mantan Dekan IPB Curhat di Facebook Dugaan Kebocoran UNBK
A A A
BOGOR - Mantan Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Ernan Rustiadi menuangkan kekesalan hatinya melalui akun Facebook terkait dugaan kebocoran soal dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di salah satu sekolah menengah atas negeri (SMAN) favorit di Kota Bogor.

Melalui akun Facebook-nya Erna menuangkan tulisan berjudul Tragedy Of The Commons. Dalam kalimat pembuka paragraf pertama Ernan menuliskan, percayalah, ‘kejujuran dan integritas di dunia pendidikan adalah barang publik yang paling berharga dimiliki bangsa ini. Ketika kita gagal mempertahankannya maka kita sama-sama akan gagal memanen generasi penerus hasil dari proses berkualitas’

Ernan menuliskan tentang anaknya yang duduk di kelas III SMAN I Bogor merasa risau dan menangis usai mengikuti UNBK. “Beberapa hari lalu, pulang ujian menangis karena setelah ujian hari itu dia mencocokkan jawaban dengan teman-temannya. Jawabannya tidak sebaik teman-temannya yang memiliki bocoran soal,” tutur Ernan.

Ernan menceritakan, anaknya khawatir masuk dalam kelompok murid yang memiliki nilai terburuk, karena teman-temannya sudah memiliki bocoran jawaban. “Malam ini (Sabtu 09 April) dia meminta pertimbanganku apakah di hari minggu perlu mengikuti saran gurunnya untuk mengambil bocoran soal yang akan dibagikan guru di sekolah?,” katanya.

Sebagai mantan Dekan di IPB yang terlibat dalam seleksi mahasiswa baru, Erna mengetahui persis tak akan ada satu pun perguruan tinggi besar yang mau dibodohi dengan menggunakan hasil UN dalam seleksi mahasiswanya. “Karena nilai UN tidak konsisten dengan indikator-indikator prestasi siswa lainnya. Anakku menjadi lebih tenang karena kedua orangtuanya mendukung anaknya untuk memilih kejujuran,” ungkapnya.

Dia menambahkan, akibat sikap kejujuran anaknya malah dicibir oleh banyak teman-temannya karena sebagai minoritas dianggap sebagai murid yang munafik alias sok jujur. “Saya akui dengan menceritakan ini ke khalayak umum tanpa melakukan pencarian fakta dilapangan. Tapi sebetulnya cerita ini sudah diketahui oleh khalayak banyak sejak lama. Pihak yang berwenang di negeri ini terus membiarkan kejadian ini terulang,” ujarnya.

Dalam kapasitasnya dengan menceritakan peristiwa yang menimpa anaknya, sebagai orang tua ia mempertaruhkan kejujuran itu dirumah sendiri. “Para pejabat yang berwenang dengan kapasitasnya masing-masing ayolah bertindak. Cegahlah guru-guru ikut larut dalam ketidakjujuran. Tindak tegas para pembocor soal jawaban... Ayo bertindak,” tulisnya menutup curhat dalam timeline di media sosial.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Edgar Suratman mengaku pihaknya belum mendapatkan laporan kejadian mencoreng dunia pendidikan di Kota Bogor itu. “Saya menjamin hingga saat ini UNBK yang masih berlangsung tidak ada kebocoran. Kalau isu tersebut benar saya siap mundur (sebagai Kepala Dinas Pendidikan), makanya saya berani jamin itu cuma isu,” ungkapnya, Senin 11 April 2016 kemarin.

Dalam akun Facebook milik Ernan menulis, sore tadi menjumpai Kepala Sekolah SMAN 1 Bogor Sri Eningsih dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin. Keduanya menegaskan bahwa praktik kebocoran soal UN tidak terjadi. Kepsek kemarin memantau langsung di sekolahnya dan memastikan ada pengakuan tertulis dari seluruh petugas sekolah bahwa tidak ada kasus kebocoran soal ujian di SMAN 1.

Fahrudin selaku Sekretaris Disdik melakukan tugas pengawasan rutin dan juga atas perintah Wali Kota mengecek langsung. Disampaikan bahwa sistem komputer dengan soal yang diacak sehingga setiap siswa punya soal berbeda.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5291 seconds (0.1#10.140)