Mengenal Ciputat Dulunya Medan Pertempuran Pejuang Kemerdekaan Lawan Penjajah Belanda
Kamis, 31 Maret 2022 - 05:00 WIB
JAKARTA - Asal usul Ciputat diambil dari penggalan kata Cai yang berarti air dan Putat adalah pohon putat. Namun siapa sangka bahwa masyarakat Ciputat dahulu tidak mau disebut sebagai orang Tangerang Selatan.
Seperti diketahui, Ciputat merupakan wilayah yang masuk dalam administrasi Kota Tangerang Selatan. Dahulu wilayah itu terdapat banyak pohon putat dan daunnya sering dibuat sebagai lalapan yang menjadi cikal bakal penamaan Ciputat sejak zaman kolonial Belanda.
Sejarahnya, penduduk kawasan Ciputat terdiri dari Sunda, Betawi, Arab dan Tionghoa. Wilayah Ciputat pun masih sangat luas karena masih meliputi Rempoa, Cirendeu, Pondok Cabe, juga Lebak Bulus.
Selain dikenal sebagai wilayah penghasil rempah dan hasil bumi karena masih hutan belantara, Ciputat juga menjadi salah satu daerah yang menjadi pusat pertempuran antara tentara Belanda dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Kala itu, markas Barisan Keamanan Rakyat berada di Ciputat, sementara markas tentara Belanda terletak di Kebayoran Lama. Perang antar keduanya kerap terjadi di jembatan Pasar Jumat yang menjadi titik temu markas kedua pasukan tersebut.
Pada zaman kemerdekaan, Ciputat menjadi wilayah padat penduduk yang menyangga ibukota. Selain menghidupi Ibu Kota karena para penduduk banyak yang bekerja di Jakarta, masyarakat juga mengandalkan sektor perdagangan yang tumbuh pesat di sini.
Dilansir dari grahanusantara, sebelum kota Tangerang Selatan berdiri, masyarakat Ciputat tidak mau disebut sebagai orang Tangerang. Sebab, secara geografis, wilayah Ciputat lebih dekat dengan Jakarta ketimbang Tigaraksa sebagai ibukota kabupaten Tangerang.
Namun, seiring perluasan wilayah, masyarakat Ciputat kini tidak lagi malu menyebut dirinya sebagai orang Tangerang. Apalagi kondisi pembangunan dan perekonomian Tangerang Selatan juga meningkat pesat. Itulah asal usul Ciputat yang cukup unik dengan beragam sejarahnya.
Seperti diketahui, Ciputat merupakan wilayah yang masuk dalam administrasi Kota Tangerang Selatan. Dahulu wilayah itu terdapat banyak pohon putat dan daunnya sering dibuat sebagai lalapan yang menjadi cikal bakal penamaan Ciputat sejak zaman kolonial Belanda.
Sejarahnya, penduduk kawasan Ciputat terdiri dari Sunda, Betawi, Arab dan Tionghoa. Wilayah Ciputat pun masih sangat luas karena masih meliputi Rempoa, Cirendeu, Pondok Cabe, juga Lebak Bulus.
Selain dikenal sebagai wilayah penghasil rempah dan hasil bumi karena masih hutan belantara, Ciputat juga menjadi salah satu daerah yang menjadi pusat pertempuran antara tentara Belanda dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Kala itu, markas Barisan Keamanan Rakyat berada di Ciputat, sementara markas tentara Belanda terletak di Kebayoran Lama. Perang antar keduanya kerap terjadi di jembatan Pasar Jumat yang menjadi titik temu markas kedua pasukan tersebut.
Pada zaman kemerdekaan, Ciputat menjadi wilayah padat penduduk yang menyangga ibukota. Selain menghidupi Ibu Kota karena para penduduk banyak yang bekerja di Jakarta, masyarakat juga mengandalkan sektor perdagangan yang tumbuh pesat di sini.
Dilansir dari grahanusantara, sebelum kota Tangerang Selatan berdiri, masyarakat Ciputat tidak mau disebut sebagai orang Tangerang. Sebab, secara geografis, wilayah Ciputat lebih dekat dengan Jakarta ketimbang Tigaraksa sebagai ibukota kabupaten Tangerang.
Namun, seiring perluasan wilayah, masyarakat Ciputat kini tidak lagi malu menyebut dirinya sebagai orang Tangerang. Apalagi kondisi pembangunan dan perekonomian Tangerang Selatan juga meningkat pesat. Itulah asal usul Ciputat yang cukup unik dengan beragam sejarahnya.
(ams)
tulis komentar anda